25

10.1K 1.5K 211
                                    

Jam istirahat Aileen pakai untuk menyelesaikan tugasnya, daripada harus menambah pe'er nya yang minggu ini lagi banyak-banyaknya tugas.

Aileen sibuk mencari jawaban di layar ponselnya dengan bantuan mbah google. Tadi Elvaro sempat menelponnya menanyakan keberadaannya, tapi Aileen bilang kalau ia tidak ingin ke kantin siang ini.

Sibuk dengan tugasnya, tiba-tiba ponsel Aileen terampas dari tangannya.

Itu semua ulah Siska yang sudah gregret sama cewek di hadapannya sedari pagi tadi.

"Lancang ya lo?! Mentang-mentang lo lagi deket sama Elvaro, lo bisa seenaknya main hape dia?!" tanya Siska dengan amarah yang semakin bergejolak.

Pasalnya, ponsel yang saat ini ia pegang itu seperti milik Elvaro. Dari model ponsel, sampai softcase nya pun mirip dengan ponsel Elvaro.

Lagipula, kalau itu ponsel Aileen mana mampu Aileen membeli ponsel berlogo apel di gigit itu. Jadi sudah pasti, ini milik Elvaro kan? Presepsi Siska.

"Maksud lo apa sih?" tanya Aileen bingung.

Siska berdecak kesal, lalu ia menarik rambut Aileen kuat-kuat.

"Berani lo ya sekarang sama gue! Bisanya berlindung di balik nama Elvaro! Dengan lo kaya gini, gue makin gencar buat ngancurin lo!" ujar Siska berapi-api.

Tak peduli dirinya kini menjadi tontonan gratis murid lain, Siska hanya ingin melampiaskan ke kesalannya sejak pagi tadi.

Aileen dengan mata yang terpejam dan wajah yang menengadah keatas, hanya bisa meringis kesakitan.

"Lepas Siska!" ujar Aileen yang membuat Siska semakin menguatkan kepalan tangannya di rambut Aileen.

"Bener-bener berani lo anjing! Harusnya lo sadar diri, lo tuh siapa sih beraninya cari masalah sama gue?!"

"Gue gak pernah cari masalah sama lo! Lo nya aja yang ngerasa tersaingi sama gue!" ucapan Aileen barusan mampu membuat wajah Siska semakin terlihat merah padam.

Dengan kasarnya, Siska mendorong keras kepala Aileen sampai tubuh Aileen terhuyung kebelakang membuat barisan meja di dekatnya tak lagi rapi.

Rasa sakit di kepalanya, bersamaan dengan sakit di pinggulnya yang terbentur meja membuat Aileen merasa kesal.

"Lo pikir lo siapa beraninya deket sama Elvaro?! Beraninya lo numpang tenar lewat Elvaro?! Beraninya lo, nantangin gue!!" ujar Siska menggema di kelas Aileen.

Tontonan pun semakin seru, banyak murid yang menonton dengan seriusnya tanpa mau melerai Siska dan Aileen.

"Kenapa? Lo takut tersaingi sama gue? Gue diem selama ini bukan karena gue takut. Tapi gue gak mau ngerusak kedamaian hidup gue di sekolah ini karna lo" ucapan Aileen mampu membuat Siska dan kedua temannya semakin mendidih.

"Gue takut tersaingi sama lo?! Hello! Lo sama gue tuh bagaikan spiteng sama toko mas! Jauh berbeda!"

"Emas juga ada kok yang nyemplung ke spiteng, tanpa disengaja" jawaban telak Aileen membuat Siska ingin sekali menamparnya.

Belum sempat Siska menamparnya, suara guru dari luar kelas yang menanyakan ada apa ramai-ramai disini, membuat Siska menyipitkan matanya sambil menunjuk Aileen dengan sirat mata 'kita belum selesai' dan setelah itu Siska memilih keluar dari kelas Aileen di ikuti kedua temannya.

Dari pada membuat masalah dengan sang guru BK, lebih baik Siska yang pergi duluan sebelum namanya ikut terpanggil ke kantor BK.

Bu Ayu selaku guru BK yang melihat kepergian Siska dan kedua temannya, hanya bisa menghela napas kasar. Lagi-lagi Siska dan teman-temannya berulah hingga membuat keramian di jam istirahat seperti ini.

AILEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang