04

25.1K 2.6K 215
                                    

Bel pulang berbunyi nyaring di penjuru koridor sekolah. Seperti biasa, Aileen harus cepat-cepat pulang untuk pergi bekerja.

Aileen kini tengah berjalan di koridor depan kelasnya. Matanya menangkap sosok Elvaro yang tengah tertawa bersama teman-temannya, yang lawan arah dengannya saat ini. Aileen sudah yakin seratus persen, kalau Elvaro akan menghalangi jalannya. Seperti kemarin-kemarin, Elvaro menghalangi jalannya karena ingin memberikan tugas rumahannya pada Aileen.

Tapi Aileen dibuat melongo saat Elvaro melaluinya. Keningnya mengerut bingung, apa Elvaro marah padanya karena kertas ulangannya yang tadi sobek? Atau, hari ini memang tidak ada tugas di kelasnya?

Tak memusingkan hal itu, Aileen bergegas turun ke bawah untuk cepat-cepat pulang ke kosannya. Letak kosannya tidak jauh dari sekolahnya. Hanya saja ke tempat kerjanya Aileen harus menaiki angkot lebih dulu karena lumayan jauh dari kosannya.

Saat berbelok di koridor lantai dasar, lengan Aileen ditarik keras sampai ia tertarik ke dalam toilet cowok.

"Heh! Urusan gue sama lo belom selsai!" ujar Siska saat tubuh Aileen terdorong ke tembok toilet.

"Ck! Lo ngelabrak cewek budek, emang dia denger apa? Lagian kan udah gue bilang, recokin aja idupnya gak usah pake labrak-labrakan segala. Buang-buang waktu aja" ujar Mila yang sudah malas menasehati Siska prihal pembalasan dendamnya.

"Tau ih si Siska. Lo ngomong sama dia sampe urat lo putus juga, dia gak bakal denger!" timpal Rani.

Siska memejamkan matanya dan menghela napas kasar. Ia menatap Aileen yang tengah menundukkan kepalanya, dengan sangat kasarnya Siska mentoyor kepala Aileen sampai kepalanya terbentur di tembok.

Aileen meringis pelan sambil memegang kepalanya yang sakit. Siska tersenyum senang mendengar ringisan Aileen yang sangat pelan itu.

"Ran, ambil air seember sama gayung!" titah Siska pada Rani. Rani hanya mengangguk sekali, lalu pergi masuk ke dalam bilik kamar mandi untuk mengambil ember berisi air yang Siska pinta.

Rani menentengnya dengan sangat hati-hati karena air di dalam ember itu terisi penuh, takutnya nanti membasahi sepatu barunya.

Mila yang menunggu kedatangan ember berisi air itu jadi geram sendiri. Ia ikut membantu Rani mengangkat ember itu untuk cepat sampai di samping Siska.

Siska tersenyum licik, lalu menjambak rambut belakang Aileen sampai wajah Aileen mendangak kesakitan.

"Heh, lo kan orang miskin. Pasti mandi tiap hari harus irit air kan? Nih gue berbaik hati mandiin lo biar bersih!" ujar Siska pada Aileen.

Walaupun ia tahu itu percuma karena Aileen tidak bisa mendengarnya, tetapi Siska hanya ingin saja mengeluarkan isi otaknya itu.

Siska mengguyur tubuh Aileen dengan gayung berisi air di tangannya. Aileen hanya diam sambil menunduk mencoba menahan rasa kesalnya karena telah diperlakukan sangat tidak baik oleh orang yang tidak pernah Aileen ganggu hidupnya.

"Biasanya ya, orang kan teriak jerit-jerit pas disiram kek gini. Dia malah bahagia banget kayanya" ujar Rani yang memperhatikan Siska yang mengguyur Aileen dengan air.

"Apa jangan-jangan dia emang suka lagi diguyur kek gitu gara-gara mandinya gak bersih?" timpal Mila. Rani dan Mila tertawa meremehkan Aileen.

Siska masih terus mengguyur Aileen sampai tubuh Aileen basah kuyup. Baru setengah air di ember yang habis, pintu toiletnya terbuka dan muncul Kevin disana dengan wajah kagetnya karena ia pikir ia salah masuk toilet.

Kevin memundurkan langkahnya dan menengok ke tembok yang menempelkan lambang cowok disana. Keningnya mengerut bingung, lalu setelah melihat Siska and the geng bersama Aileen, rasa bingungnya itu lenyap seketika.

AILEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang