01

64.8K 3.7K 261
                                    

"Ah maaf" ujar Aileen terkejut saat kopi panas yang dibawanya tumpah ke seragam cowok didepannya.

"Anjing!! Masih pagi bego! Kalo jalan tuh pake mata!" Aileen semakin menundukan kepalanya.

"Gu, gue minta maaf"

Elvaro, cowok yang ditabraknya dengan hadiah siraman kopi panas di seragamnya, menggeram marah sambil mengipas-kipasi tubuh depannya yang panas.

"Jalan yang bener gak bisa?! Mata lo kemana sih?!" kesal Elvaro.

"Maaf"

"Maaf, maaf!" Elvaro melihat cewek didepannya ini masih menunduk, lantas menghela napas kasar.

"Siapa nama lo?!" Aileen masih diam tak merespon.

Elvaro semakin kesal dengan cewek didepanya ini. Ia menarik dagu Aileen dengan ibu jarinya. Keningnya mengerut bingung saat melihat wajah cantik yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Aileen menghempaskan jari tangan Elvaro di dagunya, lalu menunduk lagi.

"Lo cuciin seragam gue sekarang!" lagi, Aileen hanya diam tak menjawab.

"Woy! Lo budek apa gimana sih?!" kesal Elvaro. Lagi-lagi, jari telunjuknya ia pakai untuk mendorong wajah cewek didepannya agar mau menatapnya.

"Sekarang lo cuci seragam gue!"

"Gu, gue gak bisa. Gue harus anter kopi dulu ke kelas"

"Waktu lo sepuluh menit. Gue tunggu di kantin" Elvaro melenggang pergi dari hadapan Aileen.

Aileen hanya berdecak kesal. Kenapa pagi-pagi begini harus berhadapan dengan Elvaro anak pemilik yayasan? Mau tak mau, Aileen kembali lagi ke ruang guru untuk membuatkan kopi pak Rifin selaku guru Agama.

Setelah selesai dengan urusan kopi, Aileen izin untuk ke uks dengan alasan tangannya tersiram air panas tadi. Jadinya pak Rifin mengizinkannya, padahal Aileen berbohong hanya untuk bertanggung jawab karena menumpahkan kopi di seragam Elvaro.

Aileen sudah berada di pintu kantin, tak sulit menemukan Elvaro dan teman-temannya. Aileen langsung menghampirinya dengan wajah yang menunduk.

"Lo Alien kan? Kelas sebelas mipa satu?" ujar Kevin teman Elvaro yang menyadari kehadiran Aileen. Aileen hanya diam tak merespon.

"Ini yang namanya Alien? Yang katanya cantik-cantik budek?"

Aileen yang sedari tadi menunduk, lantas wajahnya terangkat saat jari seseorang mendorong keatas dagunya.

Rian, teman Elvaro yang kepo maksimal itu mengangkat dagu Aileen untuk melihat lebih jelas wajahnya. Yang katanya satu sekolah ia gadis cantik tapi tuli.

"Bener njir cantik tapi, emang dia budek?" tanya Rian pada Elvaro, Kevin dan juga Putra.

"Mana gue tau, coba aja lo tes" saran Putra.

Rian mencondongkan tubuhnya didepan Aileen, membuat Aileen mundur beberapa langkah.

"Yaelah! Sok jual mahal amat! Gue mau ngetes ini, lo budek apa engga?" ujar Rian frustasi. Baru kali ini ada cewek yang terang-terangan menolak dirinya, didepan teman-temannya pula. Hal itu membuat gelak tawa dari ketiga temannya terdengar menyebalkan.

"Ya lagian lo bego! Percaya aja sarannya si Putri!" celetuk Kevin sambil terkekeh. Putra yang namanya diubah jadi Putri, tak terima. Ia melempar kuaci diatas meja ke wajah Kevin.

"Putra monyet! Bukan Putri!" koreksi Putra dengan kesalnya.

"Oh nama lo ganti bukan Putra Siliwangi, tapi Putra Monyet?" tanya Elvaro dengan tampang polosnya. Kevin dan Rian langsung terbahak mendengar nama baru temannya.

AILEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang