Disebuah sirkuit, tepatnya didalam basecamp salah satu gang yang anggotanya absurd. Walau luarnya terlihat absurd didalamnya pasti ada saja luka atau kesedihan yang mereka punya. Hanya saya mereka menutupi itu semua dengan berperilaku layaknya orang bodoh.
Diatas sofa tuang tamu, karena basecamp ini seperti rumah kedua bagi mereka semua. Ada juga beberapa kamar untuk setiap anggotnya, mereka mengumpulkan uang dari lomba balap sampai akhirnya terbangun lah basecamp ini.
Diatas sofa ada seorang cowok yang ada dalam pengaruh alkohol. Entah berapa kali dia meneguk vodka yang ada diatas meja. Beberapa kali juga temannya mengambil botol itu dari tangan, serta yang ditas meja tapi selalu didorong. Dan berakhir terjatuh dilantai.
"Gila banget, woy! Kenapa sampai begini?" Teriak Chani, yang merupakan orang yang tertua dari semuanya.
"Mahes! Suruh anak-anak kesini, cepet!"
Dengan cepat Mahesa, menelpon anak-anak yang belum ada di basecamp. Hanya ada beberapa yang belum ada. Di basecamp sudah ada beberapa, seperti Juna, Echan, Mahesa, Bayu, Adit, Satya, dan juga Chani sendiri.
Ardan dan Alan yang baru datang dibuat bingung, disusul Ajun serta Alex. Sekarang semua sudah berkumpul kecuali Dimas. Karena dirinya kuliah diluar kota.
Sebenarnya semua sudah tau masalah yang dihadapi sahabat mereka itu. Berawal dari ketidak sengajaan yang membuat dia seperti ini. Setiap dirinya dihantui oleh rasa bersalahnya, dia selalu melakukan ini. Tidak penting kesehatan atau orang orang disekitarnya yang khawatir.
"Kok bisa? Siapa yang biarin Januar pergi sendirian ke club?!" Tanya Alan yang berjaan mendekat.
Alan dengan segala perhatian dan kelembutan serta sifat care nya yang membuat semua temannya betah. Dia mengangkat tangan Januar dan mengambil botol vodka dari tangannya. Echan dengan sigap mengambil botol yang disondorkan Alan.
Echan juga mengambil botol botol kosong diatas meja. Dalam keadaan mabuk juga Januar masih bisa membrontak.
"Bangsat! Siapa yang nyuruh ngambil itu! Brengsek lo semua!"
Echan sempat kaget lalu dia cepat cepat membersihkan sisa diatas meja. Dia bawa kedapur. Disaat saat seperti ini Echan tau harus berbuat apa. Dirinya yang biasanya bisa mencairkan suasana mendadak hilang.
"Ella.. Bukan gue..." Katanya lirih.
"Jan! Sadar!" Tangan Alan menepuk pelan pipi Januar tapi ditepis.
"MINGGIR BANGSAT!"
Alan termundur karena didorong Januar. Walau badan mereka sama, disaat seperti ini Januar seperti orang kesetanan. Tanpa arah.
"Masukin kamar dia aja, terus kunciin."
"Tolong, cek dikamarnya masih ada botong vodka atau wine gak."
KAMU SEDANG MEMBACA
✧eplam | lee jeno
أدب الهواة𝒂𝒑𝒍𝒐𝒎𝒃 /𝒆'𝒑𝒍𝒂𝒎/ : 𝑎𝑑𝑗 : kepercayaan pada diri sendiri. 𝐻𝑒 𝑝𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑐𝑜𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒𝑟𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑎𝑝𝑙𝑜𝑚𝑏. Ia mempunyai kepercayaan yang besar pada dirinya. 𝑅𝑎𝑐𝑢𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑤𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎. 𝐿𝑢�...