Jangan datang memberi harapan jika kamu tidak dapat mempertanggung jawabkan perasaan - Abella Giska Vyandra##
"Bryan, aku mau ngomong" Via menghampiri Bryan yang telah selesai latihan basket sore ini.
"Apa?" tanya Bryan sambil mengambil handuk kecil untuk mengelap keringatnya.
"Kamu udah tau tentang perjodohan itu?" ujar Via dengan ragu mendekati Bryan.
"Udah" jawab Bryan dingin, ia masih sibuk mengelap keringat dan melakukan pendinginan.
"Kalau kamu enggak setuju aku bisa bilang sama mama aku kok. Kamu enggak usah khawatir, nanti aku bakalan bicara sama mama buat ngebatalin perjodohan ini" ujar Via berbalik arah ingin meninggalkan Bryan.
"Siapa yang bilang enggak setuju?" Via yang semula berjalan meninggalkan lapangan basket langsung terdiam, langkahnya terhenti mendengar ucapan Bryan barusan. Bryan menghampiri Via yang berdiri di ujung lapangan basket. "Gue enggak mau jadi anak durhaka, asal lo tau gue paling enggak bisa nolak permintaan mama gue" lanjutnya.
"J.. Jadi kamu mau ngelanjutin perjodohan kita?" Via menatap mata Bryan, seolah ia ingin terbang kelangit sekarang juga.
"Gue setuju bukan berarti gue suka sama lo. Gue hanya menjalankan tugas sebagai anak yang berbakti sama nyokap gue" ujar Bryan kembali dengan nada dingin dan berat. "Gue minta satu hal sama lo"
"Apa?" Via menatap Bryan serius.
"Jangan sampai ada siswa lain yang tau tentang perjodohan kita selain kita berdua" tekan Bryan tidak main main.
"Iya, aku bisa jaga rahasia ini"
Bryan berlalu dari hadapan Via dan menghampiri Bella yang baru saja keluar dari ruang cheers untuk mengajaknya pulang bersama.
##
Malam ini keluarga Via dan Bryan mengadakan acara makan malam bersama, sekaligus membahas tentang perjodohan Via dan Bryan. Tina yang baru saja pulang dari rumah sakit kini masih duduk di kursi roda. Winnata, ayah Bryan juga sudah pulang dari luar negeri. Ini adalah momen yang pas bagi kedua keluarga tersebut membahas acara perjodohan anak anak mereka.
"Jadi kalian udah setuju dengan perjodohan ini?" tanya Maya, mamanya Via.
Via melirik ragu Bryan lalu menjawab dengan anggukan kecil.
"Nak Bryan ini memang calon menantu idaman. Sudah ganteng, rajin, mandiri, masih muda tapi sudah bisa menjalankan usahanya sendiri" ujar Maya.
"Bu Maya bisa aja, nak Via juga menantu idaman kok, cantik dan baik" balas Tina.
Sedari tadi Bryan hanya terdiam, ia tampak tidak nafsu makan dan pikirannya entah kemana. Ia ragu, langkah yang diambil terlalu jauh. Benarkah langkah yang diamblinya ini? Ia takut nantinya akan menyakiti hati Via, karena Bryan tidak mencintainya. Bryan sadar betul kalau hatinya sudah ditempatkan pada Bella sahabatnya. Namun sebagai anak tunggal yang sangat menyayangi mamanya, ia tidak mau menolak perintah mama kesayangannya itu.
##
"Lo tau enggak Bel? Tadi gue lewat di depan rumahnya Bryan ada banyak mobil mewah. Kira kira ada apa ya?" ujar Diandra. Saat ini Diandra dan Elisa sedang belajar kelompok dirumah Bella.
"Eh.. Eh.. Tadi gue lihat ada kak Via yang turun dari mobil mewah itu" ujar Elisa semakin mengompori.
"Serius lo?" Diandra melotot mendengar ucapan Elisa.
"Sejak kapan Bryan sama kak Via deket?" tanya Bella heran. Selama ini Bryan tidak pernah cerita apa apa tentang hubungannya dan Via.
"Gossip hangat nih" Diandra semakin menggebu gebu ingin tahu apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abella
Teen FictionKisah cinta segi lima di jajaran siswa SMA Rajawali. Bryan si goodboy, Bella si gadis cantik yang anggun, Billy si badboy yang terkenal di sekolahnya, Linda si cewek populer di sekolah, dan Via si cewek manis dan manja. Seperti apa kisah mereka? M...