Kamu indah seperti senja, namun aku harap kamu jangan seperti senja yang keindahanyya hanya sementara - Billy Anderson.#
"Jadi kayak gitu kelakuan lo?" tanya Bryan sinis pada Via di ujung lorong sekolah. Hari sudah semakin sore, hanya ada beberapa anak yang masih di sekolah seperti anak osis misalnya.
"Enggak gitu Bryan, aku bisa jelasin" Via kelihatan sangat takut, ia mencoba meraih tangan Bryan untuk meyakinkan.
"Lo inget, gue nggak akan segan segan buat ngebatalin perjodohan kita kalau kelakuan lo kayak gini" ucap Bryan tidak main main.
"Aku tadi disuruh Linda, aku pengen nolak tapi nggak bisa. Dia bakalan ngancem aku buat dikeluarin dari cheers kalau nggak ikutan ngelabrak Bella. Lagi pula kamu tau kan di kelas temen aku cuma Linda" ujar Via, ia menatap lantai tidak berani menatap mata Bryan.
"Aku tadi juga nggak ngapa ngapain Bella, aku tau Bella sangat berharga buat kamu" kali ini nada bicara Via berbeda. Ia lirih, ada sesuatu yang membuat hatinya sakit saat Bryan lebih memilih bersama sahabatnya dibanding Via, calon tunangannya.
"Kalau sekali lagi lo berulah kayak gini, gue pastiin perjodohan kita batal!" ujar Bryan, ia berlalu dari hadapan Via meninggalkannya sendiri.
Via hanya menatap tragis dirinya, tidak pernah dilihat keberadaannya oleh Bryan. Selalu Bella yang di pentingkan. Padahal Via ini calon tunangannya.
##
Di perjalanan, Bella hanya terdiam. Ia mengaitkan tangannya erat pada Billy, lalu dagunya ia sandarkah pada bahu bidang milik Billy.
"Kenapa hmm?" tanya Billy memecah keheningan.
Billy menyentuh tangan Bella yang berada di pinggangnya. Ia menatap wajah cantik Bella dari spion motor yang diarahkan tepat pada gadis itu. Seolah hati Billy ikut merasakan apa yang dirasakan Bella saat ini. Kenapa tiba tiba ada rasa seperti ini? Sebelumnya ia tidak pernah merasakan getaran seperti ini.
Bukankah ia senang saat bisa mendekati Bella? Karena ini kan tujuannya? Merebut Bella dari musuhnya.
"Kak boleh minta tolong?" ujar Bella lirih.
"Minta tolong apa?"
"Jangan antar aku kerumah dulu" ujar Bella memohon
"Kenapa? Kamu harus istirahat"
"Iya, tapi dengan keadaan aku yang kacau kayak gini, nanti yang ada mama aku khawatir. Lebih baik pergi ke suatu tempat dulu, biar aku bisa nenangin diri aku"
"Ya udah kalo gitu, kita mau kemana?" tanya Billy penuh perhatian pada Bella.
"Kita ke danau boleh?" pinta Bella dengan nada menggemaskan.
"Siap meluncur!" ujar Billy dengan senang hati.
##
"Hati hati, sini pegangan tangan aku" Billy mengulurkan tangannya pada Bella. Saat ini mereka sedang menaiki perahu yang ada di danau.
Suasana senja sangat indah jika di lihat dari tengah danau. Billy mendayung perahunya menuju puluhan bunga teratai besar yang terapung. Bella nampak sudah jauh lebih baik daripada tadi saat pulang sekolah. Keduanya masih mengenakan seragam putih abu abu mereka.
"Itu bagus banget bunganya" Bella menunjuk salah satu bunga teratai yang paling besar.
Melihat Bella tertawa ceria, membuat hati Billy merasa sangat tenang. Ia menemukan sisi lain dari Bella yang belum ia ketahui. Tanpa diduga, sudut bibirnya mulai naik menandakan ia tersenyum bahagia melihat perempuan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abella
Teen FictionKisah cinta segi lima di jajaran siswa SMA Rajawali. Bryan si goodboy, Bella si gadis cantik yang anggun, Billy si badboy yang terkenal di sekolahnya, Linda si cewek populer di sekolah, dan Via si cewek manis dan manja. Seperti apa kisah mereka? M...