0;3 Kenalan yuk?

620 347 178
                                    

3. Kenalan yuk?

Bagas sudah mendudukan dirinya disamping Ternita salsabila. Cewek yang lima belas menit lalu masih amat ia benci. Namun dilubuk hatinya yang paling dalam, Bagas gak sebenci itu kok sama Tata. Cuma gaya gayaan aja biar keliatan sangar.
Mulutnya ingin sekali tergerak berbicara sekarang juga walau hatinya berkali kali menyuruh Bagas untuk tetap diam. Jangan bertingkah! Inget! Jangan ngelakuin hal bodoh tampa pikir panjang dulu Bagas.
Kalo Bagas ngajak ngomong Tata terus dicuekin, dikacangin, dianggurin, gak dianggap nanti gimana?  Jangan ampe terulang kejadian yang sama. Dari pada gua getok pala lo!

Satu, dua, tiga. Mulai!

"Ha..hai! Ta." satu sapaan lolos dari bibir Bagas. Meski terbata bata dan nadanya diliputi kecangungan yang luar biasa. Bagas bakalan tetep usaha! Baru segini doang masa nyerah? Ayok semangat empat lima!

"Gosah sok akrab." balas Tata ketus. Satu kalimat balasan yang tak terduga dan hampir bikin Bagas nekat mau bunuh diri diujung jurang majalengka. Cekek gue sekarang juga! cekek! Gak sanggup abang diginiin ama perempuan, dek.

Ternyata ini yang dirasain sama cowok jelek yang ditolak cewek?. Maap maap aja ya Bagas ganteng soalnya. Bukan mau niat sombong cuma Bagas itu paling anti berbohong. Kasian sekali mereka yang pernah ditolak perempuan. Tapi apa daya? Toh Bagas sekarang juga sedang berada diposisi yang sama. Bagas harus cari tau alasan dirinya bisa ditolak seorang Ternita. Ini semacam teka teki yang harus ia pecahkan sendiri.

Tapi sekarang bagaimana? Baru mulai saja Ternita sudah seperti orang yang siap mengibarkan bendera peperangan kepadanya.
Apa gak bisa lebih santai sedikit?

Bagas berdeham pelan. Berniat menyambung kalimatnya yang belum usai.  "Ekhem, Lo tau gue kan? Gue yang kemarin ketemu sama lo dideoan gerbang sekolah. Gue juga gang kemarin,"

"Nembak gue tapi gue tolak, kan? Gue inget kok. Gue gak ada penyakit kehilangan ingatan jangka pendek, jadi gue inget dengan jelas siapa lo. Gak usah lo diingetin gue juga tau. " skak.
Main potong potong dialog Bagas aja udah kayak tukang daging sapi. Yang boleh potong dialog cuma author doang. Hak paten kepemilikan pribadi!

"Oh, Bagus deh kalo lo inget gue." Bagas merasa canggung tapi harus tetep stay cool. Citranya tak boleh turun sedikitpun! Lagi pula Bagas harus merasa bangga juga sih bisa diinget Ternita. Secara Ternita kan kulkas 32 pintu yang sulit untuk dicapai dan tidak mudah untuk digapai. Ibarat sebuah benda Ternita itu matahari. Indah dilihat dari kejauhan berbahaya jika didekati. Efek sampingnya bisa membuat kita bunuh diri. Bagas udah kena soalnya.

"Iya gue inget kok sama lo. Cowok sinting yang lusa kemarin ngejegal gue kan?" Seperti diterbangkan lalu dihempaskan. Khayalan Bagas yang merasa bangga dirinya diingat oleh sosok Ternita buyar seketika. Jadi itu pemikiran Tata tentang dirinya? Cowok sinting yang ngejegal? Jleb. Tidak boleh dibiarkan begitu aaja epribadih!

"Cowok sinting? Gak ada panggilan yang lebih bagus apa buat gue? Gue bukan orang sinting tau! Beneran deh. Lo gak liat muka gue seganteng ini lo katain sinting? Muka gue gak sama sekali gak menggambarkan kalo gue sinting! Kalo ini gara gara kejadian kemarin itu, gue minta maaf deh. Kemarin kan gue cuma iseng doang bercanda sama lo." Bercanda? Jadi nembak orang itu bagi Bagas cuma bercanda? Astaga gusti makhluk setan dari mana ini? Jangan main main sama yang namanya perasaan ya, Gas. Lo belom pernah yang namanya karma kan?

"Lo bisa gak sih gak usah ngomong sama gue? Ganggu tau gak? Gue mau tidur." sergah Tata pusing dengerin suara Bagas yang bikin moodnya jadi jengkel. Tadi Teresa sekarang Bagas. Puyeng tau gak denger suara orang orang oada ngoceh! Biarin Tata istirahat dulu kek sebentar.

BABYBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang