Mata itu melirik ke samping sebelum mengulas senyum. Pipinya memerah bahkan di cuaca yang cukup dingin ini. Dia terlihat malu-malu sekali pun bibirnya membentuk senyum yang cerah sekali."Halo!" sapanya riang. "Apa kau ingat aku? Kemarin kau menyelamatkanku!"
"Tidak."
.
Rasanya seperti baru tadi pagi dia duduk di bangku sekolah. Secara tiba-tiba saja, tanpa ia sadari, dia sudah berada di lapangan.Dia, Lee Heeseung, menatap sekitarnya dengan bingung. Ada banyak anak-anak berlarian ke sana kemari. Ada yang main kriket dan main kasti. Ada juga yang hanya duduk dan mengobrol.
"Kenapa?" tanyanya bingung, entah kepada siapa. "Kenapa tiba-tiba jam olahraga?"
Matanya mendapati keributan di tengah lapangan. Kang Taehyun dengan Huening Kai. Kang Taehyun si anak beasiswa yang suka sekali buat keributan dengan Huening Kai--entah karena apa.
"Eung?" Heeseung mengadahkan kepalanya ke atas ketika menyadari bahwa langit tiba-tiba terasa lebih gelap. "Kenapa tiba-tiba mendung padahal lapangan cerah sekali?"
Heeseung tidak sempat bertanya lagi karena suara lembaran baru dibuka sudah menggaung.
.
Siapa namanya?
Anak tadi mengenalkan dirinya sebagai Lee Heeseung. Anak itu berceloteh banyak sekali--tentang hobinya, tentang makanan favoritnya, dan tentang cinta bodohnya dengan Park Sunghoon yang secara mengejutkannya tidak semenyakitkan itu.
Dia ingin membalas. Ingin ikut merespon cerita yang teramat mengasyikan itu. Mulutnya terbuka sebelum kembali tertutup.
Dia punya cerita apa?
Apa yang mau ia ceritakan bahkan ketika otaknya sendiri terasa kosong tanpa satu pun informasi?
"Kau tidak bisu, kan?"
Dia langsung menggeleng ketika Heeseung bertanya demikian. Heeseung langsung menatapnya dengan kernyitan di wajah.
"Lalu kenapa kau diam saja?! Aku bahkan tidak pernah melihatmu mengobrol dengan anak lain! Kenapa, hah?!"
Heeseung terdengar seperti penindas saat ini, jika saja mata besarnya tidak terlihat menarik untuk dilihat dan bibirnya tidak mengerucut gemas.
Begitu Heeseung kelihatannya bosan mengganggunya--terlihat dari bagaimana cara anak itu pergi meninggalkan dirinya secara tiba-tiba saat Si Pangeran Es Park Sunghoon lewat, ia terdiam sambil menatap ke arah telapak tangannya.Dia tidak bisu.
Dia hanya tidak tahu harus berbicara apa.
.
Yeonjun, nama penjaga kafetaria sekolah, tertawa sangat keras. Tidak ada yang lucu bagi Heeseung. Semuanya membingungkan, tetapi Yeonjun masih bisa tertawa."Kapan kau menyadarinya?" tanya Yeonjun seusai tawanya. Heeseung mengernyit.
"Saat Huening Kai bertukar pandang dengan si Kang Taehyun. Taehyun sudah siap sekali ingin meninju wajah Kai sebelum Kai menahannya dan aku menyadari matahari hanya menyorot ke arah keduanya. Sekelilingku sangat suram dan mendung seolah badai akan tiba sebentar lagi." Heeseung kembali mengingat-ingat. "Ah. Choi Beomgyu."
"Kenapa dengan Beomgyu?"
"Dia terlihat sedikit bersinar," jawab Heeseung ragu. "Dan sedikit cemburu."
Yeonjun kembali tertawa.
"Kukira hanya Jungwon yang menyadari hal ini. Haduh, ngomong-ngomong ke mana, ya, anak itu? Apakah dia keluar dari panel cerita?" Dengan anehnya, Yeonjun malah bergumam sendiri. Gumamannya tidak bisa Heeseung proses.
KAMU SEDANG MEMBACA
Across The Universe • Jayseung
Fanfiction[COMPLETED] Tujuh cerita Heeseung dan Jay dalam tujuh realita yang berbeda. . . - Jay x Heeseung - Alternative universes. - baku/nonbaku