"apa sih, lo semua tiba-tiba ngumpul di rumah gue?"
"orang ini rumah gue juga," talia baru aja balik dari dapur dengan keranjang ciki di pelukannya. emang manusia satu ini gak bisa kalo cuma ambil satu ciki.
"kata mama tadi sebelum berangkat, cikinya disuruh makan. sumpah," talia kelabakan setelah gue pelototin dia.
setelah bujuk talia dengan segala cara, akhirnya eline berhasil bikin talia nongolin batang hidungnya di rumah gue.
tadi emang talia datengnya barengan sama nyokap gue mau pergi arisan, makanya ketemunya sebentar doang. gak kayak yang lain, gue sama eline jemput.
"jangan makan di kasur!"
"iya, ah, bawe-"
"guk! guk!""APAAN TUH!?" talia teriak begitu rocky lari tepat di sela-sela kakinya.
caca langsung aja nangkep rocky yang lagi lari-larian di kamar gue, "ta.. lo beneran beliin liam puppy?"
"HAH!?" teriak talia lagi.
caca angkat rocky ke arah talia, "hayi onty tayiaa, nama atu lokiiiii (halo onty talia, nama aku rocky)," caca angkat-angkat kaki depan rocky seakan rocky beneran ngajak ngomong talia.
gue ngangguk.
"buat?" tanya talia.
gue dengus pelan, "buat liam."
talia melotot, "bukan gitu! maksudnya, dalam rangka apa?"
"puppynya mati, makanya dia beda akhir-akhir ini. lo pada gak notice?"
eline geleng, "tumben, kan, si queenta ini notice keadaan sekitar."
"eh, gue emang peka terhadap sekitar, ya. lo pada aja yang cuek tingkat brahmana," sanggah gue.
vio tepuk tangannya berkali-kali, "oke, oke! karena saudari talia yang ngaret mampus ini udah nyampe, mari kita mulai sidangnya. ta, ceritain dari awal."
gue ambil rocky dari pelukan caca, "waktu gue sama eline kejar-kejaran minggu lalu, gue masuk ke ruang musik buat ngumpet. udah engap soalnya. nih, si eline gak pake otak kalo ngejar. nah ternyata, ada si liam disitu," lanjut gue.
vio duduk di samping talia, "terus?"
"dia lagi duduk di bangku piano sendirian, kan. trus gue samperin lah, gue tanya kenapa dia disitu. kek- tumben banget gitu gak bareng wandi yang lain. terus dia diem doang, rasanya pengen nampar."
"terus lo tau anjingnya mati darimana?" tanya caca.
talia ngambil rocky dari gue. gue lipet tangan di depan dada, "abis dari rusng musik, gue sama liam makan di kantin indoor. terus balik ke kelasnya bareng. gue nanya lagi dong, dia kenapa. kepo. kan, siapa tau abis ditolak cewek, lumayan gossip."
"jahat banget otaknya queenta, astaga," talia geleng-geleng.
"nah, di depan kelas, dia tiba-tiba bilang anjingnya mati. YA KESEL LAH GUE, kepo gue gak berbuah apa-apa."
vio nendang gue pelan, "lah, ini? berbuah cinta."
gue tendang vio balik, tapi pelan, "buah cinta bibirmu."
"terus gunanya lo beliin puppy apa? gue masih gak mudeng," ujar talia, "by the way, you're so cuteeeee," ujar talia sambil nyatuin idungnya ke idung rocky.
"gak tau. kayak ngerasa harus aja. biar gak sedih-sedih gak jelas lagi si liam."
vio tiduran di kasur gue, "hmm.."
"lo lagi kasmaran," celetuk eline."kasmaran gimana? ngaco," telak gue.
caca ngangguk, "iya, lo kasmaran. ya kali, tiba-tiba beliin puppy pake alesan biar ga sedih. gue mah bodo amat."
talia lempar bantal ke caca pake tangan kiri, "lo mah emang gak berperikemanusiaan."
"tapi masa iya, kasmaran sama liam? kan, temen," ujar vio sambil nunjukin raut muka bingungnya.
eline muter mata, "lo sama zayn? kan, temen."
"kan, gue gak jadian?"
"yang bilang lo jadian siapa?" sahut talia.
"lo berdua ngomongnya seakan gue sama zayn jadian."
talia geleng, "gak."
eline ngangguk nyetujuin jawaban talia, "lo aja kali ngebet jadian.""apa sih, monyet."
RIBUT KAN.
gak bisa gitu sekali aja gak pake ribut kalo ngumpul.
pusing gue, mau pecah ini kepala."udah laaaah, lo semua repot," ujar gue pada akhirnya.
caca ikut tiduran bareng vio, "sebenernya gak kenapa-kenapa, sih, ta, kalo lo kasmaran sama liam. asal lo seneng aja."
"plus," celetuk talia, "dia gak nyakitin lo."
"gue abisin dia kalo sampe berani bikin lo nangis," lanjut vio.
gue geleng sambil ngeliatin keempat temen gue, "gue gak kasmaran."
"terus apa?" tanya eline.
"gak tau."
🥄
"gue balik duluan, bokap rewel banget katanya kamar gue berantakan. disuruh beresin. biasanya juga gak kenape-nape."
caca diri dengan muka merengutnya dan ngetos talia, eline, vio, dan gue.
"jangan cemberut, sheyenkkk. kayak pepaya busuk," ledek talia.
caca jitak kepala talia, "anjing lo, tal."
talia nengok ke arah rocky, "kyy, parah banget, ky. padahal kamu gak ngapa-ngapain tapi diomelin."
"ye, sinting," cibir caca, "ya, udah lah. ta, titip salam buat nyokap."
gue ngangguk, "tutup lagi pintunya, yak."
"bye, bitches!" teriak caca sebelum keluar dari kamar gue.
gue, talia, eline, dan vio saling lirik satu sama lain. setelah ngerasa aman, talia langsung tos-an sama eline, "berhasil."
"jadi besok gimana?" tanya vio.
eline ngelebarin tangannya dan kasih isyarat untuk semua diem, "jadi besok pagi, mama papa caca bakal ngajak caca breakfast dulu di halaman belakangnya. louis ikut mereka breakfast. tadi louis udah contactan sama papanya caca."
"terus?" tanya gue.
"ehkm," talia ngelanjutin, "nah, kita- gue, lo, eline, vio, zayn, harry, liam masuk ke kamar caca diem-diem."
"plus niall," sahut eline.
talia muter mata, "bodo, lah."
"terus kita tunggu disitu sampe caca sama louis sama papa mama caca selesai breakfast?" tanya vio lagi.
talia dan eline ngangguk.
"okay.."
gue ngeliatin talia. talia kayaknya sadar sama tatapan gue, "kenapa?"
"besok lo sama siapa?"
"sendiri, bawa mobil," jawab talia.
gue ngangguk, "gak bareng niall?"
vio langsung lempar gue pake bantal. sakit juga, anjir.
"masih belom siap ketemu niall sebenernya. pengen musnah. untung caca, coba kalo bukan, gak mau gue dateng."
yep, talia sama niall lagi di hard time, karena.. masa iya, harus gue gosipin lagi?
"lo sama siapa, ta?" tanya eline, "kalo sendiri, biar gue jemput."
"sama liam.."
talia tepuk tangan, "ck, ck, ck.. kasmaran engga, tapi jemput-jemputan, ya?"
"tal.." panggil gue.
talia nyaut, "kenapa, sayang?"
"mau gue tampar?"
"babi."
KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG MUSIK ft. Liam Payne [ODS;4]
Fanfic"stay," kata liam lagi. "kenapa?" liam menghembuskan napas dalam, "just stay." [4/5 dari ONE DIRECTION SERIES] [COMPLETED on 31st of January 2020; 20.48]