CH 7 - ZHTC | Princessa : The Lost

3.6K 466 150
                                    

Zero Heart
TROUBLEMAKER COUPLE!
_________

yellowbii_ | Kkurabear
_________

February 08, 2021

Monday
_________

Chapter 7

"Ketakutanku adalah kehilangan seseorang yang kusayangi" - Princessa Wilfelner

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

"Ck, sial telinga gue jadi sakit gini," keluh Flora. Sensasi panas masih aktif menyebar ke setiap daun telinga. Membagi rasa menyakitkan---seolah membiarkan Flora merasakan sensasi itu. Perih dirasakan dan sakit paling mendominan. Hanya saja panas pada daun telinga mengalahkan panas di hati. Kebayang kan sakitnya seperti apa?

Sebelumnya, Flora dihadiahi jeweran super panas milik Bu Nurti, dalam bersamaan guru itu mengomel setelah dirinya berteriak kasar. Hah, ampun! Sial saja hidupnya, sial! Kesialan beruntun diakibatkan dari seseorang.

Siapa? Princessa! Si iblis mengesalkan, meresahkan, menyusahkan dan menyebalkan. Sebenarnya ada banyak, bila dijabarkan satu-satu takut tidak akan muat. Jadi biarkan kosa kata kasar Flora tertahan di hati, tunggu kesempatan itu tiba menghujat si bajingan Princessa. Sekarang perlahan tapi pasti, Flora menyatakan kebencian pada gadis itu.

Damn, semenjak SMA Pelita Bangsa kedatangan murid pindahan---Princessa Wilfelner---keseharian Flora jadi kacau balau, susunan planning ke depan berhamburan, berantakan, berceceran serba berserakan, porak-poranda. Kenyataan mendadak buram, realita sekoyong-koyong membawa kabur dari Flora, wujud tak berbentuk menuju abstrak seperti lukisan Pablo Picasso---well, Flora yakin lukisan aliran kubisme milik seniman legendaris bernilai estetika tinggi daripada masalah hidup Flora yang penuh dengan keabstrakan alias kesialan bernilai tinggi. Kalau dijual tak akan laku.

Sekilas bayangan hidup yang dipenuhi kebahagiaan tak mengizinkan Flora untuk merasakan. Sedikitpun tidak. Heh, jangankan itu gambaran hidup mendadak blur karena kehadiran gadis itu.

Princessa membatasi pergerakan Flora, menghalangi aksi membully teman, maksudnya perhatian dia terfokus pada gadis berdarah Wilfelner itu. Tercurahkan padanya, itupun karena rutinitas Flora tak jauh-jauh dari adu urat dengan gadis itu. Adu melotot, adu bacot.

Hal itu, menyebabkan keseharian Flora tidak seindah dulu. Tidak semenarik sebelumnya. Hal-hal yang dinantikan Flora tergagalkan lantaran Princessa begitu beraninya merebut popularitas Flora. Secara tak resmi, kursi kebanggaan Flora serta mahkota ratu tak kasat mata ditarik---disematkan di atas kepala Princessa. Kelayakan sebagai ratu sekolah yang sesungguhnya adalah Princessa, bukan dirinya.

Semua mata tertuju padanya. Semua atensi diberikan untuknya. Sensorik seakan dipaksa untuk terus memperhatikan sosok Princessa. Memberi decakkan kagum karena style-nya. Menyorot damba karena kecantikannya. Dan selalu memuja---nyaris fanatik---karena otaknya! Segitunya mereka menggilai Princessa.

Troublemaker Couple! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang