III

66 7 2
                                    

Jay mengabaikan tatapan kesal dari Lisa, biar saja perempuan berponi anti badai marah asalkan dia bisa tinggal lebih lama di pantai. Kalau dia selamat, pasti si cantik kemarin juga selamat karena terakhir mereka bersama lalu entah bagaimana dia ada di pesisir pantai. Bahkan tempatnya dimana Lisa sempat foto-foto untuk keperluan instagram. Sebenarnya Neo juga sedikit khawatir karena Jay bebal bukan main. Paling tidak kalau bukan karena takut mitos warga sekitar jadi nyata, pemuda itu bisa lebih mengkhawatirkan kesehatan diri sendiri.

Terlalu sering tidur larut dan membiarkan dingin menyapu badannya terus-menerus juga kurang baik. Ditambah kemarin Jay sempat pingsan, beruntung sekarang tidak demam. Matthew pun jadi volunteer acara menemani Jayden menikmati pemandangan malam hari di Lyra Beach meskipun tanpa diminta. Jujur, Matthew sendiri ketagihan duduk di tepi pantai sambil melihat kilauan permukaan air beserta terangnya cahaya bulan. Belum lagi bintang jelas bertebaran diatas sana.

"Yaudah kita duluan, kalian jangan lama-lama," ucap Mina kemudian menoleh ke Jay. "Jangan lewat tengah malem lai."

"Iya, lo cerewet juga kayak nyokapnya Jeka."

"Heh apa Jeka-Jeka?"

"Gak, lu cakep. Udah sana."

"Setuju sih," ujar Jeka disertai anggukan kemudian memberitahu Jay dan Matthew untuk mereka harus segera memberi kabar kalau terjadi sesuatu diluar kendali. Biar sering menyebabkan tekanan darah naik, Jeka masih sayang teman. Matthew menepuk pelan pundak Jeka sebelum kembali berjalan kemudian duduk disebelah Jay.

"Parah, bagus banget pemandangan disini," komentar Matthew lalu dijawab satu kata penyampai segalanya dari Jay. "Kan."

"Betah ye lu?"

"Asli, males balik ke kampus kalo kayak gini."

"Yeh kampus mah mana ada langit terang begini. Baru masuk gerbang hawa laporan dan tugas udah bikin mendung."

"Alah lebay."

Matthew mendengus sebal. "Si monyet."

"Haus gak lu?"

"Kagak."

"Gua mau ke toilet bentar, jangan nyelayap."

"Iye."

Waktu punggung Matthew semakin jauh, Jay langsung berdiri untuk jalan-jalan sedikit. Siapa tahu bisa ketemu si cantik kemarin karena demi apapun, wajahnya susah hilang dari pikiran. Berkali-kali dihapus malah semakin buat penasaran, kira-kira siapa nama perempuan secantik itu? Dan pemikiran terakhir, entah dia ada pasangan atau belum, Jay mau tetap gas pendekatan karena tekatnya sudah terlalu bulat.

Benar, keputusan tinggal lebih lama di pantai memang cerdas sebab sekarang dia melihat si cantik tempo hari duduk sendiri di kursi kayu. Rambutnya tergerai tanpa aksesoris apapun dengan summer dress berwarna soft turquoise, bulu mata panjangnya semakin menambah kecantikan di wajah tersebut. Tanpa basa-basi Jay mendekat, niatnya mau bicara soal nama si perempuan tapi malah mengurungkan niat.

Sial, susah sekali ternyata kalau terlanjur suka dari pandangan pertama. Padahal sebelumnya Jay belum pernah mendapat masalah pendekatan sebatu ini. Dulu perempuan manapun pasti memberi respon baik mau lebih tua atau muda, semuanya selalu membalas afeksi Jayden. Tapi entah kenapa kali ini cuma mengajak bicara saja badannya seperti harus kerja ekstra.

"Hai,"

Klasik sekali, ejek Jay dalam hati setelah mengucapkan sepatah kata. Merasa diajak bicara, Lyra memalingkan padandangan dari sapuan kecil ombak di pasir putih pada pemuda disampingnya.

"Kita ketemu lagi," ucap Jayden berharap diberi respon. Melihat bagaimana si cantik hanya menatap mata coklat gelapnya, Jay kembali bicara. "Boleh duduk?"

LYRA [Jung Jaehyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang