V

72 9 1
                                    

Beach party sembilan puluh persen berjalan sesuai rencana, minus sepuluh karena Jayden kembali ke resort lebih dulu. Mengeluh kurang enak badan katanya, Neo yang takut kesehatan temannya makin memburuk jelas mempersilahkan keinginan pribadi Jayden untuk istirahat. Meskipun sempat menghela nafas, Rose tetap ikut menikmati hingar bingar malam sampai puncak karena kalaupun ingin bersama Jayden maka dia tetap tidak bisa bersama.

Jayden butuh waktu istirahat lebih banyak, begitu pemikiran sembilan orang di pantai walaupun sebebenarnya pemuda itu tengah menatap langit kamar. Memikirkan kembali paras rupawan perempuan yang memperkenalkan diri sebagai Arcelia. Namanya bagus, cocok dengan bagaimana mata turquoise dan kulit putih selalu berhasil membuat Jayden berdebar ketika hanya mendapat sentuhan kecil.

Besok mereka bertemu lagi, Jayden masih punya kesempatan bicara ataupu mengenal lebih jauh tentang perempuan penarik atensi. Mematikan ponsel, ia memilih memejamkan mata sembari berharap Arcelianya tidak menghampiri lewat mimpi. Bisa gila kalau sampai dalam mimpi saja masih dibayang-bayangi kecantikan Arcelia, Jayden bisa pulang dalam keadaan terlalu berbunga-bunga sekaligus terferifikasi gila.

"Aduh, bisa gila gua inget Arcelia terus!"

Membenarkan posisi selimut, ia masih kembali bermonolog di dalam kamar. "Tapi cakep banget anjing."

Merutuki diri sendiri sampai akhirnya pemuda itu merasakan kantuk, membiarkan bulan menemani malam penuh rasa bahagia. Melupakan fakta kalau Arcelia terlalu misterius untuk dipikir menjadi manusia biasa atau terlalu manusiawi jika diberi laber makhluk mitologi. Lalu ketika bulan berganti jadi matahari, Jayden sudah siap mengenakan t-shirt tanpa lengan berwarna putih dan hawaian shirt sebagai outer.

Dia mengenakan celana kain selutut, paham kalau perjalanan mereka pasti sekitar pantai jadi Jayden pun yakin Arcelia akan mengenakan pakaian summer vibes seperti dirinya. Ada note yang direkatkan pada pintu kamar sebelum dia meninggalkan teman-teman yang masih tertidur pulas. Bau alcohol sedikit menyeruak dari Matthew, diyakini semalam Matthew adalah orang yang paling menikmati pesta.

Hanya perlu berjalan beberapa menit untuk sampai pada kawasan pantai, Jayden terus berjalan menuju kursi kayu kemarin hari. Arcelia disana, mengenakan summer dress berwarna ivory dengan pita sebagai pengait gaun di bagian bahu. Rambutnya dibiarkan tergerai tanpa hiasan apapun. Kecantikan paripurna milik si gadis benar-benar memukau, jadi tanpa basa-basi Jayden menghampiri teman kencan hari ini.

Sebut saja kencan karena bagi Jayden sekarang mereka sedang kencan pertama meskipun bagi Arcelia hanya pergi biasa.

"Hai, kamu udah nunggu lama?" tanya Jayden sembari tersenyum, memuat lesung pipi mencuat tanpa permisi. Sedangkan yang perempuan memberi senyum kecil, membalas sapaan sekaligus pertanyaan pemuda barusan. "Belum."

"Breakfast dulu ya di Aquila."

"Boleh."

Jayden menatap perempuan yang kini duduk di hadapannya dengan satu piring steak. Masih memberikan obrolan ringan, Jayden belum mau tanya alamat rumah atau hal lain yang lebih jauh sekalipun dia yakin Arcelia paham soal pertanyaan kenal lebih dekat bukan cuma sekadar menjadi teman biasa.

"Biasanya kalau orang beach party disini sampai hampir pagi," ujar Lyra setelah mendengar pengakuan Jayden yang katanya sama sekali tidak lelah dan mengantuk pagi ini. Lantas ia memberi penjelasan atas balasan si perempuan. "Aku balik ke resort duluan."

"Kasihan Mina."

"Kok tiba-tiba Mina?"

"Yang kemarin telfon."

Ada tawa kecil sebelum Jay kembali menyuapkan daging ke dalam mulut dan bicara. "Mina aja yang diinget."

"Eh bukan gitu, aku inget kok semalem Jayden ngajarin pakai handphone."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LYRA [Jung Jaehyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang