one

3K 143 73
                                    

Park Chanyeol adalah seorang konglomerat kaya raya di Korea Selatan. Di usianya yang keempatpuluh tahun, tubuhnya masih tegap dan bugar, absnya keras, dengan otot-otot yang menggoda. Tidak ada perut buncit atau wajah yang mulai memperlihatkan garis kerutan. Di usianya kini, wajah Park Chanyeol masih sangat tampan. Well—ia punya lebih dari cukup uang untuk mempertahankan itu semua. Namun, meski tubuhnya begitu kekar, beberapa helaian rambutnya mulai berwarna keabuan.

Sebagai pebisnis yang begitu sibuk, ia tidak punya banyak waktu untuk berkencan. Karenanya, ia membayar mahal demi layanan prostitusi yang menurutnya bagus. Tentu sebagai pria normal, ia harus melepaskan hasrat seksualnya. Sejujurnya, Park Chanyeol mudah sekali horny.

--

"Mr. Park, tolong jangan seperti ini! Kami sungguh mengirimkan barangnya tepat waktu. Berikan kami kesempatan!"

Son Hajun, pria setengah baya dengan perut sedikit buncit baru saja berlutut di depan seorang Park Chanyeol. Bagaimana tidak? Ia terancam dipenjara karena pengiriman barang yang begitu terlambat hingga mengakibatkan kerugian bagi seorang Park Chanyeol. Memang, kerugian tersebut belum seberapa jika dibandingkan semua kekayaannya. Tapi, sebagai pebisnis sejati, ia tidak bisa membiarkan keteledoran sekecil apapun merusak kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, berdasarkan kontrak yang mereka sepakati, Son Hajun harus membayar kerugian tersebut kepada Park Chanyeol.

Namun karena ia tidak sekaya Mr. Park, maka ia terancam masuk penjara karena tidak mampu membayar kerugian tersebut. Sehingga pria tua itu berakhir memohon belas kasih dari partner bisnisnya—Park Chanyeol.

Pria yang bahkan beberapa tahun lebih muda itu berdiri dan hanya mendengus melihat Son Hajun yang tetap berlutut mengiba. "Jika kau tidak bisa membayar penalti, apalagi yang bisa kau lakukan selain mendekam di penjara?," tanyanya dengan senyum meremehkan.

Chanyeol kemudian pergi begitu saja ke ruangannya dan meninggalkan Hajun yang putus asa sambil meneriakkan namanya. Pria itu bahkan ditarik paksa oleh bagian keamanan untuk keluar dari kantor.

Tak lama setelah ia masuk ke ruangan, sekertarisnya datang dan memberikan sebuah file.

"Sajangnim, ini berkas yang anda minta."

Chanyeol mengangguk paham dan dengan segera membacanya. Awalnya, ia tidak begitu tertarik melihat berkas dari Son Hajun. Tapi kemudian tangannya berhenti ketika melihat foto keluarga pria itu. "Keluarga....dengan seorang putri?"

Tangan besarnya kemudian meraih telepon di atas meja kerja. Ia melakukan sebuah panggilan singkat.

"Bawa kembali pria tua itu," ucapnya diakhiri senyum licik.

--

Son Seungwan menatap gusar Son Hajun—ayahnya. Selalu seperti ini, ayahnya tak pernah berhenti dan menyerah akan mimpinya menjadi pebisnis yang sukses, namun akhirnya hampir semua jenis usaha yang ia coba gagal.

"Ayolah, nak. Kau hanya perlu datang dan mengobrol dengannya," pinta Hajun pada putrinya. Pada akhirnya, Hajun membujuk sang anak yang menjadi penyelematnya dari hukuman penjara.

Sedangkan gadis berusia enambelas tahun itu terlihat jelas tidak ingin memenuhi permintaan ayahnya. Ia sangat malas bertemu dengan rekan bisnis ayahnya—siapapun itu. Ia tidak peduli.

Hajun meremas pelan bahu Seungwan dengan tatapan memohon. "Ayolah, Nak. Ia hanya pria tua yang kesepian. Dia hanya ingin ditemani bermain catur. Itu saja," bohongnya pada si gadis kecil.

Baiklah, gadis itu harus pergi karena memang tidak ada pilihan lain. Ayahnya tidak punya uang untuk membayar penaltinya, dan hanya itu satu-satunya cara. Tak lama setelah gadis itu setuju, sebuah limosin menjemputnya dengan beberapa pengawal. Tentunya hal itu membuat Seungwan merasa cemas dan semakin bertanya-tanya.

Gadis yang baru saja memasuki Sekolah Menengah Atas itu duduk di dalam mobil dengan perasaan campur aduk. Ia kembali teringat ucapan kedua orangtuanya soal pakaiannya yang kurang sopan. Entah apa yang salah, padahal ia mengenakan kaos putih polos dengan skinny jeans, dan flip flop sandals. Tapi tak lama, pertanyaannya terjawab ketika limosin yang ia tumpangi memasuki sebuah mansion besar dan mewah yang mampu membuatnya berdecak kagum.

--

Park Chanyeol menarik sedikit sudut bibirnya melihat siapa yang dibawa masuk oleh para pengawal. Pria matang itu tidak dapat memungkiri jika Son Hajun harus bersyukur karena putrinya yang cantik bisa menyelamatkannya. Lihatlah betapa cantik dan polosnya wajah itu! Sungguh, Chanyeol tak sabar untuk mencicipnya.

"Duduklah dengan nyaman."

Seungwan menurut, ia tak berani melawan suara rendah yang barusan menyambutnya. Wajah pria itu begitu dingin, dan ia merasa terintimidasi. Perasaannya tak enak namun ia tidak bisa berbuat apapun. Gadis itu pun beralih memandang sekeliling ruangan yang begitu luas dengan perabotan yang mahal. Jelas sekali rekan bisnis ayahnya ini begitu kaya raya.

"Minumlah.. Santailah dan kita akan mulai permainan jika sudah sedikit.....tegang?"

Chanyeol meletakkan minuman di atas meja. Matanya memindai gadis mungil di depannya dengan seksama—tanpa terlewat. Ia sangat menantikan hari ini.

Ya, Seungwan telah dijual oleh orangtuanya.

Sungguh, Chanyeol tidak memintanya. Tapi semuanya berjalan seperti yang ia rencanakan.

Sementara Seungwan, berusaha menggapai minuman yang telah disuguhkan dengan perasaan ragu.

--

Let me introduce you,

Park Chanyeol, a man who can have everything and anything he wants

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Chanyeol, a man who can have everything and anything he wants.

Park Chanyeol, a man who can have everything and anything he wants

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Son Seungwan, Chanyeol's kitten.


tbc.
Finished on June 26, 2021.

.
.

Heheu, maaf ya malah bikin work baru. Anw, ini work pertama wenyeolku yg set di koriyah dan bahasanya baku. This could be short, i promise. Wish u give much love for my halu story. Tencu :)

--kitten [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang