five

1.8K 120 34
                                    





Chanyeol baru saja selesai menghajar pengawal-pengawalnya yang dirasa tidak berguna. Tak tanggung-tanggung, ia bahkan memukulnya hingga babak belur. Meski begitu ia belum puas karena menganggap luka tersebut tidak sebanding dengan kesalahan yang mereka buat.

Setelah mendengar teriakan pengawal dan Seungwan di telepon, Chanyeol langsung pulang ke mansionnya. Kakinya kini melangkah pada kamarnya dimana ada Seungwan sedang terbaring.

Begitu sampai di dekat ranjang, seorang dokter yang baru selesai memeriksa Seungwan menoleh dan berbicara padanya. "Lukanya tidak begitu parah, tapi sepertinya ia sangat terkejut. Jangan khawatir, ia akan sadar dalam beberapa jam."

Chanyeol mengangguk paham dan membiarkan sang dokter pulang. Matanya menatap wajah Seungwan yang tampak tenang. Ia sempat melihat ada goresan di lutut dan lengannya. Seketika hal itu membuatnya merasa sakit. Seungwannya yang mungil terluka. Padahal luka itu tidak terlalu serius, namun Chanyeol dengan kekhawatirannya yang berlebihan tidak bisa tenang.

Tangannya menggenggam sebelah tangan Seungwan dan mengecupnya. "Seungwan, ku rasa aku benar-benar mencintaimu.. Aku menjadi lemah melihatmu terluka seperti ini..."

Chanyeol meneguhkan hatinya jika Seungwan bukan sekedar pemuas nafsunya. Melainkan perasaanya turut terlibat di setiap percintaan mereka. Hanya gadis itu yang mampu membuatnya nyaman, berbeda dari seluruh jalang yang pernah dicicipnya.

Seungwan satu-satunya yang membuatnya kecanduan. Mampu membuatnya cemas dan khawatir. Serta sanggup memberikan rasa rindu ketika mereka tidak bertemu.

Chanyeol kemudian berbaring di sisi Seungwan tanpa mengganti pakaian formalnya—hanya melepaskan jas mahalnya. Jemarinya membelai lembut wajah cantik itu dan berkata lirih, "You should wake up, kitten.. I miss you so bad.."

.

.

.

Di tengah malam, Seungwan akhirnya terbangun dan merasa sedikit nyeri pada lutut dan lengannya. Mata bulatnya beralih menatap langit-langit kamar dan tersadar ini adalah kamar Chanyeol.

Astaga, ia jadi merindukan pria itu sekarang. Tapi sepertinya Chanyeol tidak peduli meski Seungwan tahu Chanyeol telah mengetahui ia mengalami kecelakaan kecil. Ia tentu tahu jika semua pengawal dan pelayan selalu melaporkan apapun tentangnya pada pria itu.

Seungwan lantas menghela nafas pelan dan memiringkan kepalanya.

Ia tertegun. Tangannya terangkat untuk mengucek kedua matanya. Chanyeol di hadapannya bukanlah halusinasinya. Awalnya, ia pikir kerinduannya menyebabkan ia berhalusinasi.

Tapi pria itu nyata. Ia sedang terpejam di sampingnya.

Tangannya yang tidak terluka kemudian mengelus rahang tegas Chanyeol. Tanpa sadar ia menangis haru. Astaga, aku bahkan merindukannya sampai menangis.

Isakan kecil lolos dari bibir Seungwan dan membuat Chanyeol terbangun. Pria itu langsung siaga dan menjadi panik karena Seungwan menangis. "Apa kau kesakitan?" tanyanya khawatir.


Chanyeol memeriksa lengan dan lutut Seungwan yang terluka. Tapi Seungwan justru semakin terisak. Bahkan dengan melihat kecemasan Chanyeol untuknya membuat Seungwan kian lemah. Bagaimana ia tidak semakin larut akan perasaannya?

Sebagai pria yang hanya ingin merasakan kenikmatan dari wanita, Chanyeol tidak mengerti apa yang harus ia lakukan untuk meredakan tangis Seungwan. Akhirnya ia hanya bisa mendekap tubuh mungil itu dengan hati-hati—takut mengenai lukanya. Tangannya mengelus rambut Seungwan dan berkata lembut, "Cepatlah sembuh, sayang.."

--kitten [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang