Baru saja lewat jam 1 dini hari, rumah sakit GMM Hospital di hebohkan dengan suara sirine dua mobil ambulan yang berhenti di depan pintu lobi. Empat perawat dan dua dokter telah siap di depan pintu. Saat pintu belakang tiap ambulan terbuka, kedua ranjang berisi pria dan wanita korban tabrak lari yang keadaan masing-masing sudah tergeletak tak berdaya dengan darah membasahi tubuh mereka.
"Kaothung, bawa yang pria ke ruang operasi A, aku bawa yang wanita ke B" seru salah satu dokter muda pada rekan dokter yang bersamanya tadi.
Kaothung mengangguk. "Good luck P'War"
Tiap satu dokter dan dua perawat berjalan cepat, hampir lari, sambil mendorong ranjang ke ruangan operasi masing-masing.
Dalam ruang operasi A, seorang dokter ahli telah siap dengan pakaian operasi. Ia menoleh saat pintu operasi terbuka, Kaothung dan dua perawat masuk mendorong ranjang dengan pasien pertama mereka hari Senin ini.
Dokter ahli berumur 31 tahun bergelar spesialis itu mengamati kondiri luar pasien yang wajahnya berlumur darah dan baju yang sobek di beberapa sisi.
"Korban tabrak lari?" Tanyanya.
Kaothung mengangguk. Ia keluar ruangan untuk berganti pakaian dengan seragan operasi.
"Dokter Podd, detak jantungnya melemah" Seru seorang perawat di belakang mesing detak jantung.
Podd melihat Kaothung sudah berganti dan berdiri di samping kanannya. Mereka bertatapan sejenak untuk menarik nafas dalam-dalam. "Baiklah, mari kita mulai operasinya. Gunting"
Satu alat yang selalu Podd minta dan Kaothung berikan di setiap operasi yang mereka jalankan.
Sementara itu, di ruang operasi B. War sudah mencuci tangan dan berganti pakaian. Kini ia dan beberapa perawat sedang menunggu dokter ahli.
"Apa dokter Singto sudah dibilangi?" Tanya War.
Seorang perawat wanita yang berdiri di seberang ranjang mengangguk. "Aku sudah menemuinya tadi, karena memang ia baru saja datang sejam yang lalu"
"Ok kita tunggu" War memperhatikan kondisi pasien wanita yang tak terlalu parah daripada pihak laki-laki.
Di luar ruang operasi, seorang dokter 29 tahun sedang berjalan cepat di lorong yang sepi. Bibirnya tak berhenti mengucapkan satu kata 'Iya, Ma' beberapa kali pada wanita diseberang telepon.
"... jangan lupa, setelah operasi segera makan. Mama yakin lau pasti belum makan sejak siang" nada mengomel yang pasti terdapat bumbu khawatir dari wanita 58 tahun.
Yang diomeli hanya memutar mata. "Iya Ma. Ma, aku ada operasi, akan ku selesaikan kurang dari tiga jam. Itu akan menjadi rekor terbaruku"
"Jangan gunakan nyawa manusia sebagai mainan!! Awas kau!!"
"Iya iya, sudah dulu ya"
"Sing-
Pip! Sambungan terputus. Dokter yang sudah bekerja selama 2 tahun itu mengantongi ponselnya dan bergegas ke ruang operasi. Ia mencuci tangan dan berganti pakaian. Saat ia masuk ruang operasi, War dan perawat lainnya menoleh.
"Apa sudah siap semuanya?"
"Sudah dok" War membantu Singto memakai sarung tangan, dokter ahli yang memimpin operasi.
"Kalau begitu, ayo dimulai. Bagaimana kondisinya?" Singto mendekati pasien.
"Tekanan darahnya rendah, denyut jantungnya normal, namun tulang rusuk dan tulang pinggulnya retak" jawab War.
"Gunting" Singto mengulurkan tangan.
War memberikan gunting pada Singto. Ia menggunting kaos putih dari bawah ke atas. War dan para perawat hanya diam mendampingi Singto yang sekarang dalam mode fokusnya. Dokter berkulit tan itu hanya bicara saat ia meminta War untuk mengambilkan alat yang ia butuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angels beside me - sk
RandomCast : Singto + Krist Genre : bromance Summary : Jika yang kamu ketahui bahwa malaikat adalah utusan Tuhan. Makhluk indah beraura putih dengan sayap di belakangnya, walaupun ada pula yang beraura jahat dan memiliki sayap hitam. Adakah makhluk indah...