4

250 33 0
                                    

Sekarang Singto dan Krist berada di dalam ruangan perlengkapan yang penuh dengan alat-alat medis yang dibungkus plastik bening berjejer rapi di atas rak di tiap sisi ruangan.

"Khun Krist, tolong periksa ini di rak sana" Singto menunjuk rak tinggi di sisi kanan ruangan dan memberikan kertas list barang pada Krist.

"Oh iya" Krist menerima kertas itu dan beranjak ke rak yang diminta Singto.

Sedang sibuk mengecek barang, Krist menoleh ke arah pintu masuk saat melihat seorang dokter wanita masuk ke ruangan. Wanita tinggi semampai dengan rambut hitam bergelombang yang dikuncir setengah, berjalan mengendap ke arah Singto. Krist mengerutkan kening melihat tingkahnya.

"Dor!!" Seru wanita itu mengejutkan Singto.

Singto yang semula sedang memeriksa kertas, terlonjak kaget dan berbalik. "Namtarn!" Tegurnya dengan suara pelan.

Wanita di depannya hanya tertawa renyah. Ia memeluk lengan Singto. "P'Singto sedang apa?"

Singto mengusap kepala Namtarn. "Sedang memeriksa perlengkapan untuk ruangan Nyonya Alice"

"Hm... aku bangga Phi jadi orang penting"

Singto tersenyum. Dari arah belakang, Krist mendengar obrolan Singto dan Namtarn. Gerak-gerik keduanya dapat jelas dilihat Krist sebagai tanda bahwa hubungan mereka lebih dari sebatas rekan kerja.

"Pacar ternyata" batin Krist. Sudut bibirnya tertarik. Ia melanjutkan pekerjaannya.

Krist yang telah menyelesaikan tugasnya, berjalan menghampiri Singto yang masih mengobrol dengan Namtarn. "Khun Singto"

Singto dan Namtarn menoleh.

"Aku sudah selesai. Apa ada lagi yang perlu dicek?" Tanyanya.

Singto menggeleng. "Tidak ada. Kau bisa bantu Khaotung di ruang VVIP nomor 203 di lantai tiga"

"Baiklah" Krist memberikan kertas list pada Singto.

Singto mengangguk dan kembali mengobrol dengan Namtarn. Krist berjalan keluar ruangan.

"Tampan dan cantik, pasangan yang serasi... " Krist tersenyum kecil.

"Nak Krist!"

Krist menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke sekeliling mencari sumber suara.

"Nak Krist"

Mata Krist terhenti pada Inta yang berlari kecil ke arahnya. "Bibi Inta?"

Inta berhenti di depan Krist. "Apa kau melihat Singto? Bibi mencari anak itu kemana-mana"

"Oh Khun Singto sedang di ruang perlengkapan"

Inta memperhatikan wajah Krist dengan seksama, membuat pria itu salah tingkah.

"K- kenapa? Apa ada sesuatu di wajah saya?" Krist meraba wajahnya sendiri.

"Hm... aku tahu, wajahmu sangat tidak asing"

"Hm?"

"Wajahmu mengingatkan Bibi pada seseorang, tapi siapa, Bibi lupa"

Krist tertawa kecil. "Mungkin wajah saya yang pasaran, haha... "

"Ey... "

"Khun Mae!" Namtarn keluar dari ruang perlengkapan dan berjalan menghampiri Krist dan Inta.

Wajah Inta berubah datar, ia mengalihkan wajah saat Namtarn datang, dan Krist menyadarinya.

"Khun Mae kesini tidak bilang ke Namtarn? Kan Namtarn bisa temani"

Angels beside me - skTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang