5

224 33 0
                                    

Kini, Krist sedang mengganti infus Alice yang telah kembali ke ruangannya. Ia berusaha mengabaikan sepasang mata yang terus menatapnya daritadi tanpa bicara.

Krist menoleh sejenak sambil membereskan kapas. "Hasil rontgen akan keluar 30 menit lagi. Anda bisa istirahat di ruangan sebelah yang telah kami sediakan untuk anda"

"Tak apa, lanjutkan saja pekerjaanmu" Asisten Alice, Aroon, laki-laki yang masih lajang diumurnya yang sudah tidak muda lagi itu, dengan wajah tegasnya yang tetap datar membalas kalimat Krist. Suaranya yang berat dan serak membuat Krist merinding mendengarnya. Ditambah tatapan matanya yang tajam seolah siap menusuk Krist jika ia melakukan sedikit kesalahan.

Krist terdiam. Ia juga tak berniat mencari topik pembicaraan lain. "Jika perlu sesuatu, silahkan tekan tombol diatas ranjang, saya permisi" Ia mendorong troli berisi peralatan medis menuju pintu keluar.

Di ujung lorong lantai tiga, Ia bertemu Podd dan Singto sedang bercengkrama di depan meja resepsionis.

Podd menolah ke arah Krist yang berjalan ke arahnya. "Oh Krist, sudah selesai?"

Krist berhenti di samping Singto. "Sudah"

"Khaotung akan mengurus Nyonya Alice, kau kembalikan troli ini ke ruang perawat lalu susul kami di ruangan P'Fay" kata Podd.

Podd dan Singto berjalan melewati Krist, namun baru selangkah, Singto berbalik. "Um Krist"

"Ya?"

"Apa kau bertemu ibuku tadi?"

"Tadi pagi dan setelah dari ruangan perlengkapan, aku bertemu beliau"

"Dia memberimu vitamin?"

Krist mengangguk.

"Jangan diminum, terlalu manis"

"Tak apa, aku suka manis"

"Terserahmu" Singto berbalik dan menyusul Podd.

Krist menatap punggung Singto. "Dia ini... khawatir? Perhatian? Atau hanya basa-basi?" Batinnya.

Krist berbalik dan berjalan menuju ruang perawat untuk mengembalikan troli. Kemudian menuju ruangan Fay. Yang ternyata disana juga ada Mond yang berdiri di depan layar LCD yang menunjukkan gambar rontgen organ dalam milik Alice. Krist memilih duduk di samping Fay.

"Sebenarnya aku bingung harus membahas penyakit yang mana dulu, karena memang komplikasi. Mulai dari tekanan darah dan gula darahnya juga tinggi, ditambah saturasi oksigennya turun. Kondisi jantungnya melemah dan aku dapat laporan kalau ginjalnya juga bermasalah" jelas Mond.

Fay menghela nafas. "Hm... semua penyakit diborong"

"Apa yang paling parah?" Tanya Podd.

"Ginjal. Kemungkinan ada tumor disana" jawab Mond.

"Satu? Dua?" Tanya Fay.

"Satu"

"Alamat bakalan diangkat ini" gumam Podd.

"Kalau bisa hilang tidak perlu diangkat, kan?" Kata Singto.

"Aku ragu tentang itu" Mond duduk di sisi ujung meja.

Fay menatap Singto yang duduk di depannya. "Singto, bisa kau urus ini? Krist bisa membantumu. Aku ada urusan lain. Aku menugaskan Podd mengurus asisten Nyonya Alice"

Podd menoleh. "Kenapa dengan orang itu?"

"Gini, yang kita tahu orang-orang yang memiliki kedudukan seperti Nyonya Alice pasti memiliki sesuatu yang harus disembunyikan untuk mempertahankan posisinya. Aku mendapat kabar bahwa saat media tahu Nyonya Alice masuk rumah sakit, banyak yang mengincar posisinya. Karena seperti yang kita tahu, peran beliau sangat penting di negara ini. Jika satu hal buruk bocor ke media massa, kita yang dapat masalah"

Angels beside me - skTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang