Faiz dan Seyla kembali ke Jakarta pusat, meninggalkan Erik dan Lia di Jaksel
Mereka menerima sertifikat sebagai Detektif terbaik dan tercepat dalam kasus
Yaaa walaupun kasus itu palsu, tapi bodo amat ya
Beberapa hari kemudian.....
"Iz ko lo beda sih" tanya Seyla heran dengan Faiz yang diam saja
Kini jam istirahat jadi pasti tempatnya di kantin
"Eh enggak dong sayang" jawab Faiz mengelus rambut Seyla
"Sebelumnya lu gak pernah ngebutin sayang, apa yang lo sembunyiin"
"Enggak gak ada apa apa-"
"Eh yu makan lagi"
"Iz-"
"Gue rasa lo beda" ucap Seyla menetap lantai di bawahnya
"Lah kenapa"
"Ada lo sembunyiinkan dari gue"
"Kagak" ucap Faiz menggelengkan kepalanya dengan senyum palsu
"Gue tau iz lo itu keliatan gak apa-apa, tapi aslinya lo itu rapuh iz" batin Seyla menatap Faiz dengan penuh tanda tanya
Akhir akhir ini Faiz menjadi orang gak asik, sering ngelamun, sering keluar masuk ruang pak Bayu. Aneh banget
"Sebenernya ini yang gak gue suka kalo LO gini iz" ucap Seyla yang sengaja menekan kata "lo gini" seraya pergi entah kemana
"Dia udah tau ya, ahkk berpisah untuk kedua kalinya" batin Faiz datar melihat Seyla pergi
Seyla berjalan dengan agak cepat ke ruang kerjanya, terus mengusap air matanya
Sampai saat di ruangannya iya menutup tirai di sebelah nya, mengunci kembali pintu di sela sela kaca dan duduk di kursi dengan menutup wajahnya
"Dasar brengsek!!" Batin Seyla
Seyla menangis sedu, ia membenamkan wajahnya di kedua tangannya dan meja
Jam istirahat selesai, Faiz kembali ke ruangan nya melirik Seyla dari balik pintu ruang Seyla yang ada kacanya
"Dia dah tau ya" batin Faiz
Jam berjalan begitu lambat, seperti saat pelajaran matematika
Seyla hanya menatap layar laptop dan sesekali mengusap air matanya
Perlahan tapi pasti, jam pulang telah berbunyi
Tak ada sepatah katapun yang keluar di antara mereka
Seyla mulai berjalan ke lantai bawah untuk pulang, tadi sebelum pulang kan ada ritualnya
Seyla menghampiri Indi penjaga pusat informasi yekan, memberi kartu namanya untuk absen
"Lo ada masalah sama Faiz" tanya Indi heran melihat mata Seyla yang lembab
Seyla hanya menggelengkan kepalanya
"Lo sama Faiz tuh sama aja, kalo ada masalah dipendem terus-"
"Lo belum tau Faiz resign " ucap Indi serius
"Apa?? Faiz resign?"
"Iya nih surat pengunduran dirinya" ucap Indi menyodorkan sebuah kertas
Seyla mengambil kertas tersebut dengan cepat dan membaca dengan serius
"Tanggal 5 Mei hari apa??" Tanya Seyla
"SEKARANG EGO!! FAIZ BERANGKAT SORE INI" jawab Indi nge-gas
Seyla meletakkan kertas itu di meja Indi dan berlari ke arah pintu
"Semangat uy" ucap Aldi
"Lu siapanya Seyla" tanya Nanda
***
Seyla menghiraukan perkataan Aldi dari jauh dan menuju stasiun yang ditunjukkan di surat tersebut. Mencari satu persatu kereta yang berangkat
Usahanya sia sia ia tak menemukan sosok Faiz itu. Ia terduduk di kursi stasiun dengan kepala menyender ke tiang stasiun
"Kenapa lu ga bilang kalo lu resign" batin Seyla
Ia sangat menyesal karna perbuatannya marah dengan Faiz. Ia hanya menatap kereta yang terus perdagangan hingga ia terlelap dengan tidurnya
***
"Mba mba maaf bukan tempat tidur" ucap petugas kebersihan wanita dengan membangunkan Seyla
Dengan sedikit linglung gue tanya "kereta ke Bandung udah jalan ya mba"
"Aduh, saya ga tau mba. Saya masih baru"
Seyla melihat jam tangannya pukul 9 malam yang pasti ga akan ada kereta yang dateng. Seyla beranjak dari duduknya dan berpamitan dengan petugas kebersihan tersebut
Ia berada di luar stasiun melihat air hujan yang turun bersama dinginnya malam. Seyla tak membawa jaket atau payung, ia memilih menerobos hujan tersebut
"Biarin. Biarin aku rasain rasa sakitnya" ucapnya lirih melihat semakin derasnya hujan
Ia menerobos hujan dengan melipatkan tangannya, namun tiba tiba seorang menarik tangan Seyla dan memakaikannya payung berwarna hitam. Sontak membuat Seyla terkejut
"Kalo tau sakit jangan dilakuin" ucapnya dari belakang
Seyla berbalik untuk melihat siapa sosok yang memayunginya itu. Ia adalah Faiz sosok yang ia tunggu ²
Seyla sedikit terharu melihatnya dan langsung memeluk erat Faiz. Ia berkata dibalik jaket Faiz "Kenapa hiks.... Kenapa kamu ga kasih tau kalo kamu resign hiks...."
Faiz pun ikut terharu sehingga membuat kacamatanya berembun " Maaf. Aku janji sama papah aku setelah 1 kasus selesai. Aku bisa bekerja di Amerika"
"Faiz... Kamu jahat hiks.... Kamu ga ngerti perasaan aku hiks..." Ucap Seyla disertai oleh suara tangis
Faiz mengelap matanya sedikit lalu melepaskan pelukan Seyla seraya memegang bahunya "sad ending itukan akhir cerita ini-"
"Ga ada yang bisa lawan takdir cerita ini--"
"Kalo sakit kenapa dilakuin" ucap Seyla menyela pembicaraan Faiz
Faiz bingung harus menjawab apa "Karna-- karna itu udah takdir"
Faiz memberi payung hitam tersebut dan berlari ke dalam stasiun. Seyla memanggil namanya namun Faiz tetap berlari menuju kereta yang ia naiki
Pintu kereta tertutup setelah Seyla sampai di depan kereta. Faiz tersenyum dengan kacamata berembun dibalik pintu kereta
Seyla menggedor ² pintu kereta dengan air mata yang mengalir deras. Karna kereta harus segera pergi meninggalkan stasiun
TAMAT-
KAMU SEDANG MEMBACA
Rekan Kerja Seyla
Novela JuvenilDetektif?? Apa yang muncul di benak kalian saat mendengar kata detektif?? Mungkin pekerjaan yang menggunakan seragam hitam, misterius, kasus, mata-mata, teka teki atau...... Seseorang yang dingin Nah, ini kasih eh kisah nya seorang Seyla Nadifa yan...