MY SECRET UNCLE (ON GOING)

6

Butuh waktu sekitar dua puluh menit untuk essa sampai di rumah sakit.langkahnya semakin lebar kala meja resepsionis kini terlihat di depan matanya.

"permisi mba"

"iya.apa ada yang bisa saya bantu?"jawab sang resepsionis perempuan dg name tag clara.tak lupa senyum ramah.

"apakah ada pasien bernama elma di sini?"essa menatap dengan tak sabaran.

"sebentar ya saya cari"jawab sang resepsionis sembari mencari data di komputer di depannya."pasien elma sagitarius ada di ruang anggur kamar 25 lantai sepuluh mba"lanjut nya

essa mengangguk lalu mengucapakan terimakasih dan di jawab anggukan sopan.essa segera melangkah ke lift.menekan angka  sepuluh.

ting

pintu lift terbuka segera essa keluar.menatap setiap pintu yang bertuliskan nomor ruangan.keadaan di lantai sepuluh ini nampak senggang hanya satu sampai tiga orang saja yang berada di luar.lima menit setelahnya essa bernapas lega kala rentina matanya menangkap pintu nomor dua puluh lima .sebelum membuka pintu ia terlebih dahulu menormalkan deru nafasnya yang tersenggal sehabis berlarian mencari ruangan elma.setelah di rasa nafasnya membaik essa menekan kenop pintu memutarnya hingga.hal pertama yang ia lihat adalah dua orang.sang wanita tengah menangis tersedu-sedu di pelukan sang suami sembari memandang kearah brankar pasien,sedangkan pria paruh baya itu mengelus lembut punggung sang istri.

essa terdiam di tengah tengah pintu.bibirnya terasa keluh.bahkan kakinya terasa sangat lemas.cukup lama essa terdiam sampai suara tajam perempuan menyadarkannya.

"apa yang kamu lakukan di sini!!"ujar wanita paruh baya itu.sembari melangkah mendekat ke arah essa.

"a..aku ingin menjenguk elma"

wanita paruh baya itu mendengus sinis,raut wajahnya menggambarkan dengan jelas sangat tidak menyukai keberadaan essa di sini.

"tidak!saya tidak menginjinkan kamu menjenguk putriku."

elsa terkekeh sinis.kedua tangannya terkepal di samping tubuhnya.

"jika elma putrimu,aku apa mah!!?"nafas essa memburu.giginya bahkan berkemlatuk keras ,mencoba menahan luapan amarah dan kekecewaannya pada wanita paruh baya di depannya.
sedari kecil essa memang di perlakukan seperti ini oleh kedua orang tuanya.di pandang bak virus yang harus di jauhkan dan di musnahkan.

"hahahha aku lupa bukankah.bukankah aku memang bukan anak kalian.yah...walaupun wajah aku sama persis dengan  elma"

sontak yanti amat murka mendapat jawaban anak sialannya yang amat berani.tangannya langsung menampar pipi kiri essa keras.

plak!

sakit!pipinya sangat perih bahkan kepalanya sampai menoleh akibat tamparan keras ibunya sendiri.namun ada hal yang jauh lebih sakit di bandingkan pipinya yaitu hatinya.di perlakulan tak adil begini  selama bertahun tahun.

pria paruh baya yang dari tadi melihat kejadian ibu dan anak itu bergerak maju.menarik sang istri untuk menjauh dari essa.

"mah!apa yang mamah lakukan itu keterlaluan mah"ujar brahma.

mendengar perkataan sang suami membuat yanti geram,ia menyntak tangannya yang di genggaman oleh brahma.

"keterlaluan?!apanya yang keterlaluan yah semuanya pasti dia pelakunya.anak kurang ajar itu yang membuat elma sakit."uajr yanti seraya menuding Essa dg raut wajah murkanya.

essa terkekeh.hah lagi lagi ia yang di salahkan atas apa yang bukan ia perbuat.kepala yang sedari tadi menunduk kini mendongak menatap wajah kedua orang tuanya.menatap tanpa ekspresi.datar.

"nyonya yanti yang terhormat anda mang orang yang paling mengerikan yang pernah saya lihat.saya bahkan baru tahu jika elma di rumah sakit.jadi jika anda mengira saya yeng membuat elma seperti ini.anda salah besar.Dan lagi saya tidak akan pernah lagi mengganggu keluarga anda"

setelah mengucapkan hal itu essa berbalik pergi .meningglkan yanti dan brahma yang terpaku.

berlari jauh itulah yang tengah essa lakukan .menjauh dari keluarganya lagi.tangisannya tak lagi terbendung .di pinggir jalan yang sunyi ini essa meringkuk, menangis.mungkin ini memang jalan nya ia memang tak pernah di anggap oleh mereka walaupun ia tak lagi tinggal bersama mereka.selama bertahun tahun ia menjauh berharap ketika ia kembali keluarganya akan menerima nya lagi.
ternyata apa uang ia harapkan hanyalah sebuah harapan.sekarang ia tak mempunyai keluarga lagi.ia sendirian.tak ada sosok ayah yang selalu menjadi panutannya.tak ada lagi sosok ibu dan tak ada lagi elma.

ia sendiri....

tbc............