Happy Reading
Bandung kini terlihat cerah dihiasi langit biru di atasnya. Suasana Bandung kali ini berbeda dari sebelumnya. Bandung yang indah dan penuh kenangan bagi siapa pun yang pernah datang ke kota Kembang ini.
Falisa Saraswati menganggap Bandung sebagai tempat kenangan manis maupun pahit, menurutnya. Gadis berambut panjang itu sekarang sedang duduk sambil memegang sebuah kotak berwarna putih. Bibir tipisnya tak henti meramalkan doa supaya hasilnya terbaik untuknya.
Tak berselang lama, pemuda tampan yang menggunakan kemeja hitam di menghampirinya lalu duduk di sampingnya. Tatapan pemuda itu seolah mengintimidasi Falisa.
"Ada apa?" tatapan laki laki itu tepat sama seperti tadi. Rasa gugup juga takut semakin menjalar ke tubuh Falisa.
"A-aku ma-"
"Gue nggak punya banyak waktu!"
Falisa langsung menghela nafasnya pelan lalu memberikan sebuah kotak berwarna putih pada pemuda itu. Pemuda itu menatap kotak tersebut yang tengah disodorkan oleh Falisa.
"Kotak apa?"
"Ka-kamu buka a-aja."
Pemuda itu langsung mengambil kotak berwarna putih tersebut lalu membukanya. Seketika otaknya berhenti berpikir saat melihat benda panjang nan pipih yang menandakan dua garis biru. Pemuda itu meremas testpack tersebut dan perlahan mendongak menatap Falisa.
"Gue nggak percaya kalau itu anak gue!" ucapnya seraya menunjuk perut datar Falisa.
Falisa tersentak dengan apa yang sudah dikatakan pemuda tampan itu. "Kamu yang ambil keperawanan aku."
"Gue emang yang ambil keperawanan Lo! Tapi gue nggak yakin itu anak gue," pemuda itu berdiri dan menatap Falisa yang menatapnya sendu.
"Itu anak kamu! Kamu harus tanggung jawab!" air mata Falisa keluar melewati pipi putihnya itu.
"Gue nggak akan tanggung jawab! Lo urus aja anak haram itu!"
Hati Falisa sakit saat anaknya dihina oleh ayahnya sendiri. Bahkan anaknya belum melihat dunia tapi ayahnya enggan menerimanya. Sekarang Falisa harus apa dengan takdir yang menyedihkan ini?
"Terus aku harus gimana?" Falisa kemudian berdiri berhadapan dengan pemuda itu dengan air matanya yang mengalir.
"Gugurin! Gue bakal tanggung semua biaya! Jadi Lo jangan khawatir!" pemuda itu berucap dengan santainya sambil bersedekap dada.
Falisa menatap pemuda itu tidak percaya karena ucapannya begitu santai dan tega membunuh anak kandungnya.
"Nggak! Aku nggak mau! Hikksss... Biarkan dia melihat dunia, Ettan!"
Ettan Ravindra Rajendra adalah pemuda tampan yang banyak diidolakan dan digandrungi para gadis di Kampus. Ettan merupakan anak dari orang yang terpandang di Bandung. Wajahnya yang tampan tidak sama dengan sifatnya yang terbilang buruk juga kasar pada orang lain.
Ettan langsung mencengkram keras pipi Falisa membuatnya meringis kesakitan.
"Lo jangan main main sama gue! Gue bisa lakuin apa pun yang membuat hidup Lo menderita!" ucap Ettan sambil menatap wajah Falisa tajam seiring dengan cengkraman di pipi Falisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TEARS
Teen FictionFollow akun sebelum baca! **** Falisa Saraswati adalah seorang gadis pemurah senyum juga terkenal dengan kecerdasannya yang kini berkuliah di Universitas swasta di Bandung. Falisa hidup sebatang kara karena ia merupakan mantan anak panti asuhan, ia...