•SEVEN•

3.8K 257 25
                                    

Happy Reading

Hari ini Falisa berniat memeriksakan kandungannya bersama Jelita. Gadis cantik berambut hitam panjang itu selalu memaksa Falisa untuk memeriksa kandungannya. Jujur saja bahwa Falisa hanya pernah satu kali cek kandungan waktu itu.

Walau sedang mengandung, Falisa selalu tampil seperti sedia kala karena perutnya belum terlihat membuncit. Wanita hamil itu memakai kaus putih, celana jeans dan dipadukan dengan cardigan kesayangannya berwarna biru.

“Udah siap?” tanya Jelita membuat Falisa mengangguk. Jelita menjemput Falisa di depan gang menuju kostnya karena ia memakai mobil.

“Ayo masuk,” Falisa dan Jelita masuk ke dalam mobil. Temannya itu menjalankan mobilnya dengan kecepatan normal.

Kadang dalam hatinya, Falisa selalu bertanya. Mengapa hidupnya seperti ini? Ia melihat Jelita yang memiliki kehidupan lengkap dan berbeda darinya. Tapi semua manusia semua mempunyai garis nasib masing-masing dan kita hanya bisa menerima.

Mobil Jazz berwarna putih berhenti di parkiran rumah sakit. Mereka berdua keluar dari mobil lalu berjalan memasuki rumah sakit. Mereka masuk ke dalam ruang dokter kandungan.

“Selamat pagi,” sapa dokter perempuan itu dengan ramah.

“Pagi, Dok,” balas Falisa dan Jelita lalu mereka duduk di kursi di depan meja sang dokter.

“Bu Falisa?” tanya dokter itu pada Falisa. Seperti dokter itu mengingat Falisa yang pernah datang ke sini.

Falisa mengangguk seraya tersenyum. “Iya, Dokter. Saya ke sini mau memeriksakan kandungan lagi,” jawab Falisa.

“Mari berbaring,” Falisa lalu berdiri mengikuti langkah dokter menuju tempat pemeriksaan. Falisa berbaring lalu dokter menyingkap baju Falisa sebatas dada.

“Dingin,” gumam Falisa saat dokter tersebut mengoleskan jel pada perutnya.

“Hehehe...” kekeh dokter lalu mengambil sebuah alat dan menempelkannya pada perut Falisa.

Terdengar suara sedikit kebisingan. Falisa beralih menatap layar monitor. Di sana terpampang sedikit tidak jelas ada gumpalan kecil. Senyuman haru terbit di bibir Falisa saat melihat gambar yang ada di monitor. Itu adalah calon anaknya.

“Itu calon anak ibu,” ucap dokter seraya tersenyum pada Falisa. Perasaannya kini haru saat melihat layar monitor itu. Ia tak menyangka akan menjadi seorang ibu di usia muda.

Setelah selesai memeriksa dengan alat kehamilan, dokter itu ingin membicarakan sesuatu pada Falisa. Dokter perempuan muda itu menuliskan resep vitamin yang harus di makan oleh Falisa.

“Saya sudah menuliskan resep vitaminnya,” dokter itu menyerah secarik kertas pada Falisa.

“Terima kasih, Dokter.”

“Sama sama. Nama saya dokter Josie Shelvia Atella. Panggil saja dokter Via,” dokter Via mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Falisa. Wajah dokter ini cantik dan sebagian wajahnya campuran luar negeri.

“Saya Falisa Saraswati,” Falisa menerima uluran tangannya.

“Salam kenal.”

“Kalau bisa pemeriksaan bulan depan harus bersama suami, Bu. Supaya saya bisa membicarakan sesuatu pada suaminya,” ucap dokter Via dengan senyuman.

MY TEARS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang