•TWO•

3.7K 282 32
                                    

Happy Reading

Pagi ini, Falisa sudah memuntahkan makanan yang tadi ia makan. Falisa merasa mual setiap kali makan atau mencium bau bumbu dan bawaan ingin muntah. Falisa tahu kalau ini lazim dialami oleh ibu hamil. Untung saja hari ini ia ada jadwal kelas siang jadi lebih tenang.

Berbicara soal Ettan, pemuda itu sampia saat ini belum ada niat ataupun itikad untuk bertanggung jawab pada Falisa. Kadang, Falisa sedih dan sakit hati kalau nanti anaknya lahir tanpa seorang ayah di sisinya, tapi ia sadar bahwa Ettan mustahil untuk bertanggung jawab dengan janin ini.

"Kamu jangan kayak gini, Nak. Bunda cape kalau kamu kayak gini," ucap Falisa pada janinnya.

3 Jam Kemudian...

Falisa kini sudah siap dengan pakaian kemeja hitam, sepatu snackers, celana Levis dan juga tasnya yang membawa buku kuliah. Falisa mengoleskan sedikit make up pada wajahnya supaya tidak terlihat kalau ia pucat.

Falisa mengunakan angkutan umum sebagai transportasi sehari-hari dari kost nya ke Kampus karena ongkosnya lebih murah. Falisa berjalan dengan tenang menuju kelas yang ada jadwal mata kuliah. Saat masuk kelas ia sudah menemukan Jelita yang duduk di bangku sebelahnya dengan santai.

"Tumben kamu datang lebih awal," cibir Falisa lalu duduk di samping bangku Jelita.

Keliatan menoleh lalu tersenyum geli. "Biar jadi anak pintar."

"Gitu dong," ujar Falisa.

"Siap, Bos."

Jelita merasa ada yang berbeda dari Falisa. Wajah Falisa begitu pucat namun sedikit tertutupi oleh make up juga auranya beda seperti orang yang sedang mengandung.

"Kamu baik baik aja 'kan, Sa?" tanya Jelita penuh selidik seraya menatap wajah Falisa.

Falisa gelapagapan untuk menjawab pertanyaan dari Jelita. Falisa tidak mungkin jujur dengan keadaannya sekarang ini.

"M-mm itu a-aku sakit perut," jawab Falisa diiringi senyuman untuk menutupi kegugupannya.

Jelita menautkan alisnya dan menatap bingung Falisa. Sejak kapan Falisa sakit perut sampai pucat begitu.

"Sakit perut sampai pucat gitu, ya?"

"Iya."

"Oke. Aku harap kamu baik baik aja, Sa."

"Makasih, Ta"

"Sama sama."

Mereka mengakhiri percakapan karena Dosen sudah datang. For you information, Falisa berkuliah dengan mengambil jurusan Ilmu Komunikasi karena ia begitu ingin menjadi Jurnalis atau pun penulis.

Akhirnya kelas berakhir pada sore hari pukul 15.00. Falisa begitu lelah karena setelah pulang dari Kampus ia akan mengerjakan tugasnya yang menumpuk.

"Mau langsung pulang?" tanya Jelita yang sudah keluar kelas.

"Iya."

"Lebih baik pulang aja, dibandingkan ke Kantin bakal ketemu sama si bajingan itu," ucap Falisa dalam hati.

"Ya udah. Hati hati di jalan," Jelita menepuk pelan bahu Falisa.

MY TEARS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang