Lovebird 19

51.9K 2.5K 36
                                    

Melati terbangun ketika dia meluruskan kakinya membentur sesuatu, ternyata Nino pun tertidur tepat di ujung kakinya dengan Tydes di pangkuannya. Melati bangun dan duduk memperhatikan Nino yang masih terlelap, dia tidur dalam posisi duduk. Melati  kemudian tersenyum sambil memperhatikan wajah damai Nino dari samping. Dia baru menyadarinya wajah Nino ternyata lebih menarik kalau di lihat dari samping, di perhatikannya rambut kusut Nino yang hitam, lebih panjang dari tiga bulan yang lalu, tatapan mata Melati beralih menatap mata Nino yang terpejam dengan bulu mata yang sedikit panjang dan tebal, kalau saja perempuan yang punya bulu mata seperti itu maka dia tidak usah menggunakan maskara untuk mempercantik matanya. Hidungnya yang mancung dan rahangnya yang kokoh memberi kesan maskulin. Cukup lama Melati menatap bibir Nino, bibir yang telah kurang ajar mengajarinya cara berciuman. Pelahan-lahan senyuman Melati menghilang dan pipinya merona merah, dia malu mengingat ciuman-ciuman yang telah di berikan Nino, lebih malu lagi karena dia malah menikmatinya dan membalas perlakuan Nino.

"Sudah puas menatap wajah gantengku?" Rupanya Nino tahu Melati sedang memperhatikannya, dia berbicara dengan masih memejamkan matanya, seulas senyum tersungging di bibirnya.

Wajah Melati semakin merah padam, antara malu dan kaget dia tidak menyangka Nino tidak benar-benar tertidur.

"Sialan kamu Nino! harusnya kamu bilang kalau sudah bangun." Melati mulai memegangi perutnya yang tiba-tiba saja menegang dan mules.

Nino tertawa dan membuka matanya menatap Melati. "Kamu kenapa Mel?" Tanyanya khawatir melihat Melati seperti itu.

"Perutku tiba-tiba saja sakit. Aku harus ke toilet sebentar." Melati berdiri dan berlari menuju toilet di kamar Nino.

"Hai.....Mel, toiletnya di sebelah sana." Nino menunjuk pintu toilet yang ada di kamar Tydes tapi rupanya Melati tidak mendengar karena sudah menghilang di balik pintu.

Nino mengusap tengkuknya sendiri, dia tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala. Apa Melati selalu seperti itu kalau malu? Nino kemudian mengangkat bahunya sendiri dan menatap Tydes yang mulai menggeliat tidak nyaman. Dia baru sadar kalau tangannya terasa kaku dan pegal.

Sementara itu Melati berlari dan masuk kedalam toilet dengan jantung berdengup kencang, dia tidak mengerti kenapa reaksi tubuhnya menjadi seperti ini bila berhadapan dengan Nino, dia kemudian mengunci pintu dan berdiri dengan menyandarkan punggungnya di balik pintu berusaha menenangkan detak jantungnya yang sudah tidak sehat. Melati memejamkan matanya dan menarik napas panjang cukup lama dia melakukan itu sampai di rasa sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.

Dengan perlahan Melati keluar dari toilet dan menatap sekelilingnya, dia baru menyadari kalau walk in closet yang ada di kamar Nino lebih luas dari kamar tidur miliknya di apartement sederhana yang di belinya dengan cara kredit. Diedarkannya pandangan menatap sudut yang satu dan pindah ke sudut yang lain. Melati sempat berdecak kagum kala melihat koleksi jam tangan mahal milik Nino yang jumlahnya tidak sedikit, tidak berhenti sampai disitu Melati juga sempat mengagumi stelan jas yang tersusun rapi di lemari Nino dan sepatu yang di tata sedemikian rupa melebihi etalase di dalam toko. Tapi Melati lebih memilih berjalan menuju wastafel dan menatap wajahnya yang sedikit pucat karena kurang tidur. Di bukanya beberapa laci yang ada di bawah wastafel untuk mencari sesuatu, dia kemudian tersenyum setelah menemukan benda yang di carinya.

Melati membuka kemasan sikat gigi yang baru di temukannya dan mengolesinya dengan pasta gigi, dia mulai menggosok giginya setelah selesai Melati membasuh mukanya, di bukanya sekali lagi laci-laci yang ada di bawah wastafel untuk mencari handuk bersih tapi dia tidak menemukannya, pencariannya beralih ke lemari yang paling dekat. Melati sempat tertegun melihat semua koleksi dasi Nino yang telah tersimpul memenuhi lemari, biasanya orang akan menggulung atau menggantung dasinya tapi Nino malah menyimpul semuanya, Melati sempat tersenyum mengetahui kebiasaan aneh Nino.

LOVEBIRDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang