18+ Peringatan Part ini di khususkan untuk dewasa.
Jadi buat adek-adek yang masih unyu-unyu dan di bawah umur sebaiknya lewati saja part ini.
#JANGAN DI BACA#Maaf-maaf partnya sedikit. Hp sempat terjun bebas terpaksa di karantina selama dua minggu dan sampai sekarang blm kembali, sementara cerita yg udh di bikin blm ke save semua dan modem sepertinya ngajak perang nih......Jadi update seadanya aja y........
Happy reading......
Malam ini Nino sudah siap di tempat tidurnya, dia berbaring dengan selimut menutupi setengah badannya yang telanjang. Di tunggunya Melati yang masih di dalam kamar mandi, entah kenapa waktu begitu lambat berjalan padahal baru setengah jam yang lalu Melati masuk tapi bagi Nino menunggu Melati setengah jam sama dengan menunggunya seharian. Nino sudah sangat tidak sabar untuk segera mengakhiri semua penderitaannya dan sepertinya Melati tidak tahu itu atau dia berpura-pura tidak tahu, entahlah.
Semenjak kepulangan mereka tadi sore di acara pembukaan apartement, Melati bersikap acuh, dia bahkan tidak menyadari Nino yang sering kali menarik napas berat dan tatapan matanya yang selalu menatap Melati lapar. Dengan tenang Melati melakukan pekerjaan rumah dari mulai Menyiapkan makan malam, membereskan peralatan makan setelah acara makan malam berakhir, padahal Melati tahu persis dia tidak perlu melakukan itu semua. Dan Melati juga berlama-lama menidurkan Tydes.
"Cukup Mel, mau sampai kapan kamu menggendong Tydes seperti itu!" Sudah habis kesabaran Nino melihat Melati yang lebih peduli terhadap Tydes dibanding dengan dirinya.
"Ssttt, Tydes baru saja tertidur." Bisiknya sambil menempelkan jari telunjuk di bibirnya. "Sebaiknya kamu mandi duluan."
Nino hanya mendengus tidak suka dengan perintah Melati, dia lebih suka mereka berdua mandi bersama-sama. Bukankah itu yang telah lama di impikannya. "Baiklah, tapi kamu janji setelah menidurkan Tydes kamu ikut bergabung di kamar mandi." Nino tersenyum ketika melihat Melati mulai salah tingkah dan membalikkan badannya memunggungi Nino.
"Aku tunggu kamu di kamar mandi." Bisik Nino tepat di samping Melati sambil berlalu.
"Nino tunggu!" Otomatis Nino menghentikan langkahnya, dia tersenyum dan berbalik menunggu Melati berbicara.
"Aku-aku menghentikan kamu bukan ingin bergabung di kamar mandi tapi aku cuma mau bilang malam ini Tydes tidur di sini, di kamar kita." Ucapnya dengan cepat.
"Kasih aku satu alasan yang masuk akal, kenapa Tydes malam ini harus tidur di sini sementara dia punya kamar sendiri." Nada suara Nino berubah kecewa.
"Aku tidak tega kalau harus meninggalkan dia tidur sendirian."
"Itu bukan suatu alasan."
"Pokoknya aku gak mau tau. Malam ini dan malam-malam selanjutnya Tydes harus tidur di sini. Titik."
"Dan mengganggu tidur kita!"
"Jadi kamu keberatan di ganggu tidur sama anak kamu sendiri!"
Melati dan Nino bersitegang mempertahankan pendapatnya masing-masing. Nino tetap tidak menginginkan Tydes tidur di kamarnya karena Tydes sudah punya kamar sendiri, tidak akan jadi masalah kalau Tydes menangis karena babywatch sudah di pasang, mereka pasti akan tahu kapan Tydes menagis. Tapi Melati tetap dengan pendiriannya menginginkan Tydes tidur di kamarnya bersama mereka, kalau tidak dia yang akan pindah ke kamar Tydes dan kembali tidur di sofa seperti tempo hari. Nino tidak menginginkan itu, maka dengan terpaksa ia mengalah dan membiarkan Tydes kembali tidur bersamanya tentu saja di boks bayi miliknya yang telah di pindahkan Nino ke sudut ruangan tapi kali ini boks bayi itu kembali di tarik Nino ke tengah ruangan supaya lebih dekat dengan tempat tidur miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEBIRD
RomanceApa jadinya jika seorang Guarnino Amandio pria berusia 39 tahun dan seorang pebisnis handal harus berurusan dengan seorang bayi yang di bawa Fiorenza putrinya yang baru berusia 16 tahun, pastinya sangat merepotkan. Dan bagaimana julukannya sebagai p...