03

67 24 1
                                    

Bel sekolah baru saja berbunyi, menandakan jam pelajaran untuk hari ini telah usai.

Hana keluar dari kelas bersama dengan Jeno.

Terlihat seorang laki-laki tinggi yang sedang mengenakan jaket denim menyandar pada tembok gerbang di depan sekolah Hana.

Gadis gadis yang melewatinya berbisik satu sama lain sambil melirik pria tampan yang sedang fokus dengan handphonenya itu.

Hana berlari ke arah pria itu sambil melambaikan tangannya dari jauh.

Dia yang merasa mendapat lambaian dari Hana juga membalas melambaikan tangannya ke arah Hana.

Saat Hana berhenti tepat di depan Jaemin, wajahnya langsung menjadi cerah.

"Hai Hana." Sapa Jaemin sambil tersenyum.

"Hai juga, apa kau sudah lama menungguku ?" Tanya Hana pada Jaemin. Ia merasa tidak enak karena seharusnya ialah yang menunggu Jaemin, bukan sebaliknya.

"Tidak, aku baru saja datang." Ujar Jaemin.

Jeno mendekati mereka berdua dengan sedikit canggung.

"Siapa dia ?" Tanyanya sedikit melirik ke arah Jaemin.

"Jeno, ini Jaemin yang aku ceritakan padamu sejak kemarin. Jaemin ini Jeno, temanku." Ucap Hana memperkenalkan kedua pria itu satu sama lain.

Jeno menatap tajam Jaemin dengan pandangan yang tak dapat Hana mengerti.

Tak ingin berlama-lama menatap pria itu, Jeno langsung membalikkan badannya menghadap ke arah Hana.

"Hana, aku akan pulang duluan. Sampai jumpa besok." Ucapnya sambil menepuk pelan bahu Hana.

Hana mengangguk-anggukan kepalanya dan melambai pada Jeno.

Jaemin menatap Hana yang melihat Jeno pergi sampai benar-benar menghilang di ujung jalan.

"Sepertinya dia adalah teman yang sangat baik, benarkan Hana ?" Tanya Jaemin pada Hana.

Hana yang menyadari dirinya diajak berbicara langsung mengalihkan pandangannya ke Jaemin.

"Ya, tentu saja. Dia sangat baik padaku, dan dia adalah satu-satunya temanku selama di sekolah." Hana tersenyum pahit melihat kearah perginya Jeno tadi.

Jaemin yang melihat sedikit kesedihan di wajah Hana langsung mengalihkan perhatian Hana.

"Bisakah aku menjadi Jeno kedua dalam kehidupan mu ?" Tanyanya.

Hana sedikit tercengang. Ia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencerna kata-kata dari Jaemin.

Jaemin yang menyadari kebingungan Hana sedikit tersenyum karena Hana terlihat menggemaskan.

"Sudahlah, tidak usah terlalu di pikirkan. Bagaimana jika kita pergi makan eskrim di dekat sini." Ajak Jaemin.

"Eskrim ? Baiklah aku mau." Jawab Hana dengan bersemangat.

Jaemin dan Hana mulai berjalan menuju arah yang berlawanan dengan arah rumah Hana. Tapi tiba-tiba handphone Hana bergetar menandakan ada pesan baru.

*Ting

Jeno
Beritahu aku jika kau sudah sampai di rumah, berhati hatilah dengannya

Me
Baiklah, terimakasih sudah mengkhawatirkan ku

Jeno
Jangan terlalu percaya diri, aku tidak mengkhawatirkan mu

Me
Hei jangan berbohong, aku tau kau mengkhawatirkan ku

foreigners •||Jaemin||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang