Kita

37 9 1
                                    

08 Juli 2013

"Yeaaay, Yuma yumaaaaa kok duduk sendiri dibelakang?" Airin menatap bingung pada temannya itu, namun Yuma malah memberi tanda untuk diam kemudian menunjuk kedepan dimana ada Fadian yang sedang bercanda dengan temannya. Airin mengerti jadi mengangguk terkekeh akan tingkah Yuma.

"Yuma kenapa gak duduk sama kita?" Jia bertanya saat Airin menoleh padanya,

"Mau duduk dekat Fadian tuh," Jia tersenyum, temannya itu kenapasih. Padahal Fadian sudah sangat menyebalkan, selalu mengusir Yuma jika gadis itu ingin ikut main. Mengejek Yuma sebagai gadis jelek. Kemudian pernah mengatai Yuma gadis aneh.

Tapi Yuma tetap saja terpikat pada si bocah manis itu, aneh sekali.

"Selamat pagi, selamat datang dikelas 5B. Ibu namanya Lara, panggil saja Bu Ara. Oh yah, akan ada pertukaran beberapa siswa antara siswa kelas 5A dan 5B." Yuma tak menghiraukan, dia hanya terlalu fokus memperhatikan Fadian didepannya.

"Mariana Renata, Gusti Ijal Pramana dan terakhir Yuma Asratu. Kalian pindah kekelas 5A,"

"GAK BOLEH!" Jia terlihat berteriak marah, segera berdiri menghampiri Yuma. Menahan lengan Yuma agar gadis itu tak bergerak kemanapun.

"Duduk, jangan ada yang gak sopan." Jia menciut, rumor benar ternyata. Bu Ara adalah salah satu guru yang terkenal galak bagi anak kelas 5 dan 6. Jia menoleh sedih pada Yuma, kemudian mau tak mau kembali duduk di kursinya. Mengaduh pada Airin.

"Bagus deh dia pindah, aku muak sekelas sama dia." Yuma menoleh sedih, teganya Fadian berkata begitu. Dia bahkan tersenyum lebar saat mendengar nama Yuma termasuk siswa yang dipindahkan kekelas 5A.

"Ayo mulai pindah," Yuma tersentak, gadis kecil itu mengemas tasnya. Beranjak dari kursinya, menatap kecewa pada Fadian yang masih tersenyum lebar. Sampai saat ini Yuma tak tahu letak salahnya sampai Fadian berubah.

Gadis itu berhenti dekat meja Jia dan Airin, menatap sedih teman-temannya.

"Maaf yah kalo Yuma punya salah," katanya kemudian berjalan keluar kelas, menuju kelas 5A yang berada tepat di samping kelas 5B.

Yuma disambut seorang guru pria yang tersenyum cerah pada nya dan dua temannya yang lain,

"Ayo perkenalkan diri kalian," dimulai dari Maria, Ijal, dan terakhir Yuma.

"Halo aku Yuma Asratu salam kenal," Yuma menatap lurus kedepan, oh itu Gladis. Gadis itu sedang menatapnya dengan tajam. Yuma balas menatap tajam, dia pikir Yuma akan takut begitu? Takkan pernah.

Yuma mengikuti langkah Maria, keduanya duduk di pojok belakang kelas. Gladis masih tetap memberikannya tatapan tajam.

Yuma tak tahu saja ada Jeslin yang tersenyum lebar sembari menatapnya,

"Kamu kenapa senyum gitu?!" Jeslin tersentak kaget, saat Arleta menepuk lengannya agak kuat.

"Oh, ah gak papa kok. Jejes ga boleh senyum lagi gitu?!" Tanyanya sebal, membuat Arleta menggeleng. Yah boleh saja sih, selama belum ada hukum untuk orang yang tersenyum.

...

Tahu tidak apa yang menyebalkan dihari pertama sekolah bagi Yuma?!

Tugas praktek seni yang langsung diberikan, membuat bunga dari barang bekas. Waow, Yuma bahkan belum beradaptasi dengan benar dikelas ini. Dia bahkan hanya diam saja saat orang-orang berkumpul membentuk kelompok. Jika Maria gak mengajaknya, mungkin saja Yuma takkan mendapat kelompok.

Tapi yang lebih menyebalkannya lagi adalah fakta bahwa Yuma harus sekelompok dengan Gladis, Arleta dan Jeslin. Yuma tak suka, biarkan saja Yuma takkan datang nanti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FalseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang