16 : Truth

417 77 67
                                    

Semenjak kejadian Haneul bisa melihat keberadaan tubuhnya melalui benaknya, kini gadis itu tak lepas jarak dengan Hyunjin. Baik keduanya sama-sama ingin menghabiskan waktu bersama sebelum hari perpisahan mereka tiba.

Meskipun Hyunjin selalu berusaha menenangkannya, tapi Haneul tetap merasa sedih karena ia sendiri belum bertemu langsung dengan tubuhnya. Petunjuk yang muncul di pikirannya perihal tubuhnya yang terbaring di atas ranjang pun tidak cukup membuat Haneul mengetahui tentang di mana lokasi keberadaan tubuhnya saat ini.

"Urusanku saja di dunia belum selesai, kenapa Engkau mempercepat waktu kehidupanku di dunia, Ya Tuhan?" Haneul menatap bintang-bintang yang bersinar di langit malam dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

Sebenarnya sekarang sudah tengah malam, tapi Haneul masih belum bisa tidur dan berakhir merenungkan diri di halaman asrama. Dalam sekejap memori-memori saat kehidupan Haneul masih normal kini berputar ulang di kepalanya. Mulai dari ia yang dibesarkan di sebuah panti asuhan, merasakan kasih sayang selama dua puluh tahun lamanya di bangunan itu, lalu tiba-tiba ia diusir oleh sang pemilik yayasan panti asuhan hanya karena sebuah peraturan yang sudah ditetapkan sejak lama, sampai kemudian sebuah mobil pajero hitam berhasil menabrak tubuhnya, dan kini Haneul berakhir menjadi sesosok arwah gentayangan yang mencari keberadaan jasadnya. Tidak hanya sampai situ saja, Haneul pun mulai berspekulasi bahwa aktivitasnya sebagai sesosok arwah pun akan berakhir dalam waktu dekat ini

Sekarang yang harus Haneul lakukan adalah ia harus segera menemukan jasadnya sebelum Tuhan benar-benar menyudahi aktivitas Haneul di dunia.

"Tapi aku harus mencari ke mana?"

"Mencari apa?"

"YAAAA!!!" Spontan Haneul berteriak karena terkejut dengan kedatangan Hyunjin yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya. "Kenapa kau ada di sini?!"

"Seperti biasa, aku terbangun karena tenggorokanku kering." Hyunjin duduk bersebelahan dengan Haneul di atas rerumputan. "Lalu aku tidak menemukanmu yang berbaring di sofa. Saat aku sedang iseng melihat halaman luar lewat jendela, ternyata ada kau yang sedang duduk sendirian di sini. Kenapa tengah malam begini kau keluar?"

Mendengar pertanyaan Hyunjin yang menurutnya sedikit konyol pun berhasil membuat Haneul tertawa pelan. "Aku kan hantu, jangan aneh kalau sudah tengah malam begini aku berada di luar."

Hyunjin menganggukan kepalanya tanda paham. Menurutnya yang baru saja dikatakan oleh Haneul ada benarnya juga. Bisa-bisanya Hyunjin melupakan sebuah fakta bahwa sosok yang saat ini sedang duduk di sebelahnya itu adalah bukan seorang manusia.

"Sebenarnya apa yang kau cari?" Hyunjin mengulang pertanyaannya tadi.

"Tubuhku."

Entah kenapa jawaban singkat yang diucapkan dari mulut Haneul mampu menghunjam hatinya. Kedua mata laki-laki itu kembali menatap Haneul yang masih menengadahkan kepalanya menatap langit gelap yang ditaburi oleh gemerlapnya bintang-bintang di angkasa. Jelas Hyunjin mengetahui akan ekspresi apa yang saat ini Haneul tunjukan. Raut wajah gadis itu menampilkan kegelisahan dan kesedihan yang teramat dalam. Dan Hyunjin bisa merasakan semua yang tengah Haneul rasakan saat ini.

"Hyunjin-ah," Haneul menolehkan kepalanya menatap Hyunjin yang juga tengah menatapnya.

"Ya?"

"Saat aku masih hidup, aku sering menonton film horor tentang manusia yang meninggal dengan cara tragis dan berakhir menjadi sosok hantu yang gentayangan. Lalu hantu itu mengetahui siapa saja manusia-manusia jahat yang sudah membuatnya meninggal, dan hantu itu langsung membalaskan dendamnya pada manusia-manusia itu. Tapi....." Haneul menggantungkan ucapannya, tatapannya kini kembali menatap langit di atas. ".....kenapa aku tidak mengetahui siapa pengendara mobil yang sudah menabrakku ya?"

YOU CAN STAY | Hyunjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang