19 : Day by Day

399 72 93
                                    

Sudah dua hari lamanya Hyunjin tak juga menampakan dirinya di rumah miliknya, dan Haneul sangat menunggu kedatangan laki-laki itu. Bukan karena ia ingin kembali bertemu dengan idolanya, tidak sama sekali. Sekarang Haneul membantah keras bahwa Hyunjin adalah idolanya yang ia sukainya.

Haneul menunggu kedatangan Hyunjin karena ia tidak mau jika Hyunjin lari dari tanggung jawabnya. Haneul pun mengakui jika Hyunjin mempunyai jadwal yang cukup padat karena mengetahui kepopuleran Stray Kids semakin berada di atas, tapi gadis itu merasa tidak enak jika harus merepotkan kakak sepupu Hyunjin yang padahal laki-laki itu berprofesi sebagai seorang dokter, namun selama dua hari ini Jinyoung terus mengambil absen dan memilih untuk merawat Haneul di rumah adik sepupunya itu. Haneul merasa bahwa Jinyoung-lah yang lebih bertanggung jawab.

Suara ketukan pintu berhasil membuat Haneul membuka kedua matanya, padahal sebentar lagi gadis itu hendak tidur. Kemudian pintu kamar terbuka dan memunculkan sebuah kursi roda dengan Jinyoung yang mendorongnya.

"Selamat pagi." Sapa laki-laki berusia 27 tahun itu disertai senyuman manisnya. Haneul akui Jinyoung sangat tampan, apalagi saat laki-laki itu mengenakan setelan santai seperti sekarang ini.

 Haneul akui Jinyoung sangat tampan, apalagi saat laki-laki itu mengenakan setelan santai seperti sekarang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi juga, Jinyoung-ssi." Balas Haneul dan hendak mengambil posisi duduk dengan sendiri, tapi Jinyoung sudah lebih dulu merangkul bahunya dan membantu Haneul untuk duduk dengan posisi yang nyaman.

"Ini ada kursi roda untukmu agar kau bisa mengelilingi rumah ini jika kau merasa bosan karena berada di kamar terus." Jinyoung menunjuk pada sebuah kursi roda yang terlihat masih sangat bagus, kemudian ia duduk di ujung tempat tidur Haneul.

"Kau yang belikan?"

Jinyoung menganggukan kepalanya. "Semoga kursi roda ini sangat bermanfaat untukmu."

"Ah, Jinyoung-ssi, seharusnya kau tidak perlu repot-repot seperti itu. Bahkan sekarang kau tidak masuk kerja lagi hanya karena menjagaku. Aku merasa tidak enak padamu."

"Tidak apa-apa. Lagipula mau aku berangkat atau tidak, gajiku tidak dipotong. Karena semua alat medis ini adalah milik rumah sakit. Dan aku ditugaskan untuk merawatmu sama halnya dengan pasien rumah sakit lainnya. Jadi aku tidak merasa direpotkan olehmu." Jelas Jinyoung sambil tertawa pelan.

"Terima kasih, Jinyoung-ssi. Hyunjin benar-benar beruntung bisa mempunyai seorang sepupu sepertimu." Pujian itu mampu membuat Jinyoung tersenyum lebar hingga lesung pipinya nampak di kedua pipinya.

"Jangan memanggilku dengan formal seperti itu, rasanya aneh kalau kau memanggilku begitu padahal sekarang kita sudah lumayan dekat." Ucap Jinyoung yang membuat Haneul menautkan alisnya tanda tidak mengerti. "Panggil aku Oppa."

Saat itu juga Haneul tertawa pelan, dan Jinyoung akui saat Haneul sedang tertawa gadis itu terlihat lebih cantik.

"Ah, maaf." Haneul tersadar bahwa ia hanya tertawa sendiri sedangkan Jinyoung hanya tersenyum saja. "Kau mau aku memanggilmu, Oppa?"

YOU CAN STAY | Hyunjin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang