Vampire

772 19 0
                                    

Heeyeon merapatkan jaketnya dan terus berjalan menuju apartemen miliknya. Angin malam yang dingin mulai menusuk tengkuk Heeyeon. "Kalau bukan karena Yuja aku tak akan mau pulang selarut ini" Heeyeon memijat kepalanya yang terasa pusing, beberapa saat yang lalu dia menemani Yuja minum untuk menghabiskan malam yang biru. "cih..malam yang biru" Heeyeon tidak habis pikir temannya yang satu ini bisa-bisanya menyebut malam biru hanya karena dirinya tidak lolos tes mengemudi untuk yang ke 5 kalinya. "menikah saja dengan pria kaya, kau tak perlu repot-repot mengemudi" itu adalah nasehat terbaik yang bisa Heeyeon berikan pada temannya itu.

Angin kini menggoda kaki Heeyeon yang malam ini hanya mengenakan rok pendek. "Au..aku harus cepat-cepat kembali kerumah, sebelum cerita-cerita seram itu kembali berputar -putar dikepalaku" Heeyeon jadi teringat cerita-cerita orang sekitar tentang Vampire yang mereka temui kalau mereka pulang larut malam di jalan ini. "Kan...sekarang malah mengingat cerita seperti itu...au! kau bodoh Heeyeon" Heeyeon memukul kepalanya yang mulai berimajinasi dengan rupa Vampire itu. Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya Heeyeon mempercepat langkahnya.

Tak beberapa lama kemudian dia mendengar seseorang memanggil namanya.

"Heeyeon-ah..."

"Choi Heeyeon!"

Heeyeon berbalik dan mendapati seorang pemuda yang sedang berdiri memegang sesuatu dan bersender di sebuah pohon, sepertinya tadi dia tidak melihat seseorang berdiri disana saat melewati pohon itu, Heeyeon pun bertanya kepada pemuda itu.

"Apa aku mengenalmu?" Tanya Heeyeon.

"Sepertinya begitu, tetapi dompetmu terjatuh" kata pemuda itu lalu berjalan mendekati Heeyeon. Pemuda itu berbadan tinggi, berwajah tampan dan terlihat sangat menggoda dengan pakaian serba hitam dan rambut coklatnya. Pria itu berhenti berjalan ketika dia hanya berjarak 5 cm dari Heeyeon.

"Hmm...kau mengganti sampomu ya? aku suka"

Pemuda itu dengan kurang ajar mencium bau rambut Heeyeon, tetapi mendengar perkataan pria itu, Heeyeon tidak yakin kalau pemuda ini sedang bersikap kurang ajar padanya atau sedang memuji dirinya.

"ah..." Heeyeon hanya bisa diam sambil memegang rambutnya. "Mana dompet milikku?" tanyanya sebelum ia semakin terhisap dalam pesona pemuda ini.

"Ini.." Pemuda itu memberikan dompet milik Heeyeon lalu tersenyum menunggu Heeyeon mengambil Dompet yang ada di tangannya. Namun, saat Heeyeon hendak mengambil dompet miliknya, pemuda itu malah mengangkat dompet itu tinggi-tinggi sehingga Heeyeon tidak bisa meraihnya.

"Ya!! Kembalikan dompetku!!" teriaknya.

"Kau kira semudah itu aku akan mengembalikannya padamu?"

"Tentu saja, kau datang kepadaku karena ingin mengembalikan dompet milikku kan?" Heeyeon masih terus berjuang meraih dompetnya, bahkan kali ini dia sampai menarik kemeja pemuda itu agar membuatnya sedikit menunduk. Tetapi, tentu saja hal itu tidak berguna, tinggi pemuda ini sekitar 190cm, dengan kekuatan pemuda umur 20an tentu saja hal ini sia-sia bagi Heeyeon yang hanya seorang wanita. Heeyeon yang akhirnya menyerah hanya bisa terengah-engah sambil menjaga keseimbangannya yang saat itu setengah mabuk.

"uh..jadi maumu apa?" Tanya Heeyeon disela-sela napasnya.

"hmm...apa yang aku inginkan dari wanita manis sepertimu?" Pemuda itu menyentuh dagu Heeyeon, dan membuatnya bertemu mata. "Apa kau.."

Belum sempat pemuda itu menyelesaikan pertanyaannya, Heeyeon tiba-tiba berkata. "Tunggu!! Harum ini..." Pemuda itu tersenyum. "Kau ingat harum ini?" Pemuda itu mundur beberapa langkah dan menatap Heeyeon dari atas sampai bawah, begitu pula Heeyeon yang memandang pemuda itu dari atas sampai bawah.

One Shot EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang