Bukan. Ini bukan cerita fiksi yang bisa kalian nikmati seperti biasa. Hehe. Ini kisah non-fiksi, atau kisah nyata, yang terjadi sama saya, setidaknya beberapa minggu terakhir. Mengapa saya merasa perlu menulis ini? Supaya bisa mencurahkan unek-unek aja. Daripada saya kesal sendiri, terus saya serang netizen blah bloh di IG, kan kasihan netizennya. Mana saya yang bener, pula. Tapi dianya yang ngotot. Dia jadinya mempermalukan diri sendiri.
Intinya, isi story ini adalah curhatan keseharian saya sendiri. Akan ada beberapa topik khusus yang saya bahas ke depannya. Termasuk buka question and answer buat teman-teman yang ingin tahu kondisi saya atau proses kreatif dalam kepenulisan tuh gimana. (Tapi itu buat entar aja, ya.)
Silakan gunakan story ini untuk belajar dan mencari inspirasi. Kisah hidup saya mah membosankan. Empat minggu kemarin aja saya terkapar sakit, enggak bisa ngapa-ngapain. Tapi nanti, sekali dua kali saya ikhlas berbagi ilmu soal kepenulisan yang saya dapatkan dari pelatihan, pembelajaran sendiri, workshop, atau mengikuti book fair di luar negeri. So, silakan serap ilmu dan pengalaman yang saya punya, aplikasikan ke karyamu sendiri, and be a greater author than I am!
Untuk part ini, saya mau menceritakan soal hilangnya akun saya dan betapa mengecewakannya Wattpad sepanjang Januari 2021.
Sebelum nyambung ke hilangnya akun saya, saya harus cerita dulu apa yang sedang terjadi kepada saya pada saat yang sama. Pada tanggal 23 Desember 2020 saya jatuh sakit dan harus menunda proses penulisan Nude (saat itu sudah sampai part 57). Karena sakit, saya enggak bisa ngapa-ngapain. Termasuk buka laptop dan mengecek Wattpad. Saya fokus pada penyembuhan diri dan menghibur diri aja selama isolasi, daripada depresi.
Awal Januari, ayah saya meninggal dunia. Pada saat yang sama, saya dikabari bahwa cerita saya yang Nude hilang dari peredaran. Cukup banyak orang menghubungi saya perihal insiden ini. Di grup penulis cerita gay yang saya buat pun sempat menjadi topik pembahasan. Namun jujur, Wattpad sedang tidak menjadi prioritas saya saat itu.
Saya sekeluarga sedang berkabung. Bahkan, kami disibukkan dengan ratusan tamu yang melayat, pun pengurusan administrasi kematian ayah saya. Jadi, saya mengabaikan hilangnya Nude.
Sehari kemudian, Sumpah Ini Horor hilang. Saya kembali diserang pertanyaan netizen soal keberadaan story tersebut. Mungkin dikira saya hapus dengan sengaja. Padahal boro-boro hapus, keingetan buka Wattpad aja enggak. Yang bisa saya lakukan cuma balas, "Nanti saya cek, ya." Saya enggak tahu apa-apa soal itu, dan belum bisa melakukan sesuatu, karena saya benar-benar disibukkan oleh apa yang terjadi real life.
Satu, lagi sakit. Dua, Bapak meninggal. Tiga, harus layanin tamu dan ngurus administrasi. Wattpad entah urutan keberapa.
Enggak lama kemudian, akun saya dihapus oleh Wattpad.
Ini adalah permulaan kesal dan kecewanya saya sama Wattpad. Memang sih, Wattpad enggak tahu soal kondisi saya saat itu. Kalau akun saya harus dihapus, tanggal berapa pun ya mereka tinggal hapus. Toh mereka yang berhak mengontrol lalu lintas konten di pelantar mereka sendiri.
Yang membuat saya kecewa adalah TIDAK ADANYA PERINGATAN maupun ALASAN soal penghapusan akun saya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ke Mana Aja Sih Ini Orang?
Non-Fiction:: Curhatan Terselubung :: Ini bukan cerita fiksi, ya. Ini buku diary saya, biar saya tampak unyu. Hihi. Saya akan update banyak hal di story ini. Khususnya beberapa kisah hidup saya, question and answer soal apa pun, bahkan bagi-bagi ilmu kepenulis...