#3 Kerkhoven

720 59 42
                                    


Pertanyaan sejuta umat saat ini adalah, "Kapan Nude lanjut?" Khusus untuk part 56-60 di mana banyak orang siap menunggu untuk membaca.

Untuk menjawab ini enggak simpel. Sebelum saya sakit, saya sudah menyelesaikan part 56 dan 57. Kemudian saya sakit dan di tengah-tengah bed rest saya coba membuat part 58, tapi prosesnya benar-benar enggak nyaman. (Karena saya jadi pusing tiap lihat laptop.) Akhirnya, saya baikan beberapa minggu kemudian, dan saya mulai bisa menggunakan laptop dengan normal.

Namun ....

... feel saya untuk Nude sedang hilang karena banyak faktor. Ditambah lagi kemarin Nude dihapus duluan, yang membuat saya berpikir bahwa cerita Nude bermasalah. (Saya masih menunggu pendapat teman-teman apakah Nude memang menyalahi ketentuan Wattpad atau enggak.) Maka dari itu saya memutuskan untuk membuat cerita lain dulu sebelum saya back on track ke Nude 56-60.

So, apakah Nude 56-60 akan dibuat? Akan dibuat. Sudah selesai? Belum. Kapan akan saya selesaikan? Setelah saya mengunggah Kerkhoven ke Wattpad. Kenapa harus begitu? Supaya kepala saya fresh. Enggak stuck di satu cerita itu lagi itu lagi, yang ujung-ujungnya membatasi proses kreatif saya. Saya merasa perlu membuat satu cerita apa pun itu sampai tamat, bersihkan otak saya dari Nude untuk sementara (dalam dunia literasi disebut "mengendapkan"), setelah otak saya teracuni cerita baru saya bisa kembali ke Nude dengan feeling bahwa Nude juga cerita baru yang harus saya selesaikan. Jadinya, saya bisa lebih bersemangat.

Lalu, apa itu Kerkhoven?

Setelah saya mengunggah part ini, saya akan mengunggah sebuah cerita horor gay baru yang saya buat dalam 2 hari saja. Panjangnya sekitar 18.000 kata, dibagi ke dalam 13 part, dan sudah selesai. Malah, saya akan mengunggahnya ke Wattpad secara langsung semua. Enggak perlu nunggu berminggu-minggu buat selesai. (Namun tentu, butuh berjam-jam untuk mengunggah karena saya pasti menyunting dulu sebelum akhirnya naik ke Wattpad.)

Mengapa saya membuat cerita ini?

Selain karena saya belum nemu Tenjo di laptop lama saya, juga karena saya baru mengikuti Writing Challenge bersama teman-teman penulis cerita gay di grup Whatsapp saya. Kami mengadakan tantangan menulis selama satu minggu. Sebanyak 11 penulis gabung untuk membuat sebuah cerita bergenre dan tema apa pun, dengan satu benang merah yang sama, diberi waktu hanya tujuh hari saja, tetapi kami semua aktif memberikan progres dan feedback selama proses kreatif. (Semacam residensi menulis, tapi lewat grup Whatsapp, dan nanti kumpulan ceritanya mau kami bukukan juga untuk kenang-kenangan.)

(Pasti kalian jadi pengin ikutan juga ya grupnya? Hihihi.)

Syarat utama adalah jumlah katanya hanya 5.000 – 6.000 kata saja. Ini angka yang kagok bin tanggung, membuat semua penulis kewalahan. Mulai dari yang enggak sanggup mencapai 5.000 kata, sampai yang enggak sanggup kalau enggak lebih dari 6.000 kata (misalnya saya). Tapi saya tetap berjuang menyelesaikannya di bawah 6.000 kata.

Saya ambil satu hari penuh untuk menulis cerita tersebut. Duduk di kafe bersama seorang cowok ganteng, pukul satu siang, lalu saya mulai menulis, menulis, menulis, menulis, dan menulis .... Menjelang magrib saya baru nyadar bahwa tulisan saya sudah mencapai 7.000 kata. Dan itu belum selesai.

Ya sudah. Berarti saya gagal.

Saya mencoba mengotak-atik apakah cerita ini bisa dipadatkan menjadi 6.000 kata? Ternyata enggak bisa. Susyah bingo. Saya putuskan bahwa cerita ini akan tetap saya selesaikan sebagaimana mestinya, tetapi akan saya unggah ke Wattpad saja untuk dibaca gratisan oleh kalian.

Kemarin, setelah saya duduk lagi seharian untuk melanjutkan tulisan yang 7.000 kemarin, lahirlah Kerkhoven. Cerita horor gay tentang seorang penulis yang mengunjungi sebuah desa dengan nol kasus Covid-19. Dia diwajibkan karantina 14 hari di desa tersebut dan secara kebetulan ditempatkan di sebuah bangunan peninggalan masa penjajahan Belanda. Niat dia adalah menerapkan protokol kesehatan dengan mengikuti karantina. Tapi apa dia sanggup bertahan dua minggu kalau setiap malam dia dikunjungi oleh belasan sosok yang memandang dia tanpa ekspresi?

 Tapi apa dia sanggup bertahan dua minggu kalau setiap malam dia dikunjungi oleh belasan sosok yang memandang dia tanpa ekspresi?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kerkhoven tentunya mengandung muatan gay. Apa ada seks? Ada, tapi enggak eksplisit. Sama aja kayak Tenjo kemarin gimana. (Ingat, kata kuncinya Tenjo, ya. Bukan Sumpah Ini Horor. Jadi bagi yang enggak suka cerita horor betulan horor, I do not recommend this story.)

Buat yang menyukai cerita horor, mungkin boleh dicoba baca cerita ini. Silakan tunggu sampai pengunggahannya selesai, atau mau nyicil dari sekarang sambil komentar pertamax, premium, pertalite, atau minyak tanah dari warung Bu Kokom juga boleh.

Tapi ... gimana akhirnya dengan writing challenge saya?

Well, satu hari sebelum challenge berakhir, saya duduk lagi di kafe dengan cowok ganteng yang sama, lalu saya mulai menulis tulisan yang harus berada di radius 5.000 – 6.000 kata. Saya tulis seminim mungkin ceritanya, berusaha memotong buanyaaaakkk banget adegan.

Esok siangnya, saat dikumpulkan, saya berhasil menulis sekitar ...

... 9.300 kata.

Ya, saya gagal lagi. T.T

Tapi gapapa. Saya kirim dulu aja. Siapa tahu dapat pencerahan untuk memangkasnya saat penyuntingan nanti. Saya disumpah untuk enggak memberi tahu konten cerita saya (maupun cerita penulis lain), tapi saya bisa beri tahu genre tulisan saya di buku ini adalah: chicklit dan komedi. (Of course, LGBT juga.)

Sejauh ini, bukunya akan menjadi kenang-kenangan kami. Tapi kalau kami jual, ada yang mau beli enggak nih? Hehehe. Ada sebelas penulis termasuk saya. Semua ceritanya mengandung konten LGBT. Genrenya beragam, mulai dari slice of life, romance, teenlit, fantasy, action, sampai omegaverse cowok bisa hamil juga nimbrung di dalam bukunya. Saya baru bisa pamerin cuplikan ceritanya nanti setelah tulisan melewati proses edit.

Dus, untuk sekarang, silakan nikmati Kerkhoven dan tunggu kehadiran Nude, ya! Sekali lagi, saya butuh support dari teman-teman, apakah Nude masih layak untuk diunggah ke Wattpad, atau Nude sudah menyalahi aturan sejauh ini (hingga part 23 maksudnya).

Salam.

Mario.

Ke Mana Aja Sih Ini Orang?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang