YMD. 8

44 3 0
                                    

Raka, Marcel dan Farhan berada di kamar Gavin, sedangkan Aryo lagi pergi bersama keluarga di luar kota untuk beberapa minggu ke depan. Setelah mama Gavin menelpon mereka langsung bergegas untuk datang ke rumah Gavin.

Mereka syok dengan keadaan Gavin yang tidak baik-baik saja, tak tau apa yang terjadi kepada pria itu.

Gavin termenung menatap kosong kedepan pikirannya terus memikirkan kata-kata Reyna. "Tapi disini gue itu cuma sekedar sebagai teman lo aja udah cukup ngga lebih. Dan inget gue ini bukan cewek yang segampang nya lo permainkan lalu lo buang seenak nya, iya emang gue baik. Baik itu realistis. Jadi jangan terlalu banget berpikir gue bisa baik selamanya sama lo, vin. MULAI HARI INI LO JANGAN DEKET-DEKET GUE LAGI" kata-kata itu terus menghantui pikiran Gavin sampai-sampai ia melakukan tindakan seperti tadi.

Para sahabatnya tidak tau apa yang terjadi kepada sahabat nya itu, padahal tadi pagi pria itu masih baik-baik saja tidak seperti ini. Meraka sudah bertanya kepada Gavin sejak tadi, tapi pria itu tidak tetap saja tak menggubrisnya.

"Gavin, lo kenapa si. Capek kita ngomong dari tadi sama lo ngga lo gubris sama sekali." tanya Farhan

"Kalo kalian capek mending kalian pergi dari sini, nggak usah ganggu gue." jawabnya yang masih menatap kosong ke depan.

"Berani beraninya lo ngusir kita, kita uda capek-capek kesini bela-belain tengah malem kesini buat lo. Tapi apa lo malah kek gini. Seenggak nya lo cerita sama kita, apa yang sebenarnya terjadi." Marcel

"Arggggghhhh, jangan ganggu gue, gue pusing. Kalian sana pergi." Gavin.

Buggghhh. Marcel membogem pipi Gavin setelah kanan. Ya cuma Marcel lah yang berani dengan Gavin sampai-sampai ia melakukan tindakan seperti itu.

"Dasar ya lo tau ngga kita kesini tuh buat lo vin. Tapi apa lo nya kaya gini, GILA LO. KITA KESINI JUGA BUAT NGURANGIN PIKIRAN LO, TERUS BUAT APA KITA KESINI YA ITU BIAR PIKIRAN LO KURANG. JANGAN TERUS-TERUSAN BEGINI, MIKIR BUNDA LO KHAWATIR TADI. ELISA? NANGIS DIBAWAH GARA-GARA LIAT ABANG NYA BEGINI, SEKARANG DIA LAGI DI TENANGIN SAMA ARYO DAN ELO NGGA ADA SAMA SEKALI BERFIKIR BUAT ITU. EMANG DASAR NYA KERAS KEPALA, BATU." ucap Marcel yang sudah emosi.

"Udah-udah cel, biarin dia nenangin pikirannya dulu." timpal Raka. Lalu Marcel pergi dari kamar Gavin.

"Gue pulang," ujar Farhan dan Raka. Lalu meninggalkan Gavin sendirian.

"Gue nggak bisa kek gini, gue harus dapetin lo Rey. Gue nggak akan jauhin lo." batin Gavin

🦋🦋🦋

Reyna duduk termenung di taman belakang sekolah, ia tak ingin berurusan lagi dengan pria itu, makanya ia pergi begitu saja tanpa memperdulikan orang lain. Daripada ia harus menurut terus, lebih baik ia menghindar dari pria itu.

"Rey," panggil seseorang.

"Ngapain lo kesini?," tanya Reyna lalu berdiri melangkahkan kakinya meninggalkan taman itu.

"Reyna tunggu jangan pergi." kata seseorang mencekal tangan Reyna.

"Lepasin gue, gue ngga mau ketemu lo lagi."

"Rey plis, gue minta maaf."

"Lepasinnnnn,"

"Ngga gue ngga akan ngelepasin lo."

"Argggghhhh.... Lo mau bawa gue kemana? Jangan macem-macam sama gue."

Parkiran Khusus Sekolah.

You're My Destiny ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang