Bab 3 : Something Wrong

7 6 0
                                    

“Uaaahhh. Akhir nya…. Kelar juga” teriak Vivian. Pasalnya hari ini adalah hari terakhir ujian kenaikan kelas. Aku sangat benci liburan, karena itu berarti aku harus seharian ada dirumah, dan itu berarti aku harus seharian melihat orang tuaku bertengkar. 

“Emang elo mau liburan kemana Vi?” tanyaku pada Vivian 

“Yahhhh, Palingan kepuncak lagi Ki.” Katanya. 

Dia biasanya memanggil ku dengan sebutan Laki. Bukan hanya dia sih yang memanggilku begitu. Teman-teman sekolah semuanya memanggil ku dengan sebutan Laki. Karena aku termasuk anak yang tomboy. 

Potongan rambutku pendek seperti Jet Lee di film The Bodyguard From Beijing, postur tubuhku pun sama dengan anak lelaki, ditambah lagi aku jarang sekali menggunakan rok. Aku anak yang selalu tampil maco kalau kata meraka. 

“Eh Ki, tuch dia orang dah dateng” Vivian menunjuk ke arah datangnya Johan dan Daniel 

“Hai Viiii. Tumben sich nih hari lu cakep” kata Daniel meledek Vivian 

“Ehhh kemane aje lo, baru sadar sekarang kalo gue cakep???” balas Vivian 

“Idihhhhh ge-er amat sih lu” Daniel tak mau kalah. 

“Udahhh udahhh ntar jadi ribut lagi. Lu berdua tuh ya, kalo ketemu udah kaya kucing ama anjing tau. Bisanya ributtttttttttt doang” kata ku memisahkan mereka

”Dia yang kucing nya tuch” Jawab Vivian 

“Iya ga ape. gue kucing nya elo heldernya” jawab Daniel gak mau kalah 

“Yahhh kok malah panjang sih lu orang. Udah ah Ann, mending kita pulang aja yuk” Jo mencoba menengahi mereka, tapi yang ada bukanya mereka berhenti bertengkar, malah semakin menjadi. Karena kesal, akhirnya Daniel sama Vivian kita tinggal pulang. 

Di jalan pulang Jo bilang kalau dia akan pergi keluar kota dengan keluarganya, “Nenekku sakit, jadi aku harus ketempatnya. Kamu gak apa apa kan?” katanya 

“Nggak apa apa kok, emang kamu perginya berapa lama?” 

“Mungkin aku pergi selama liburan,” 

“Ohhh, berarti 1 bulan lebih dong” Dia mengangguk pelan “Kapan kamu berangkat?” Lanjut ku 

“Besok siang” 

“Ya sudah, besok pagi aku kerumah kamu ya” Kembali dia hanya mengangguk pelan.

Yang TertinggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang