Hampir satu bulan ini aku hanya berdiam diri dirumah. Waktuku hanya ku habiskan untuk membaca buku buku komik yang ku pinjam dari Vivian sebelum liburan dan mendengarkan lagu lagu sumbang kedua orang tuaku yang sedang bertengkar serta menyaksikan olah raga lempar barang kedua orang tuaku.
Aku ingin sekali liburan ini cepat berakhir. Liburan ini serasa seperti neraka untukku. Seandainya ada Johan, mungkin aku tak terlalu merana seperti ini, karena aku bisa main kerumahnya kalau aku sedang bosan. Atau aku dapat pergi kemall dengannya kalau aku sedang tak ingin mendengarkan nada sumbang kedua orang tua. Jika ada dia, liburan ku tak pernah terasa selama ini, jika ada dia liburanku tak pernah terasa seperti di neraka. Ahhhhh sayanggg. Dia tak ada disini.
Hari hari tanpa dia terasa sangat lama berjalan, seolah sang waktu tak ingin bergeser dari singgahsananya, jam pun hanya menunggu si detik yang dengan enggan mengejar si menit. Sehari saja sudah terasa seperti setahun.
Krinnnnnnggggggggggggg.
"AANNNN. Ada telpon nich" terdengar suara teriakan mama dari luar kamar ku. Aku mengambil telpon itu dari mama ku "Halo. Siapa nih?"
Terdengar suara dari seberang sana "Halo Ann. ini Tante Lin"
"Oh iya tante, kok tumben telpon. Ada apa tan?" Sebenarnya aku kaget juga karena Tante Lin tiba tiba menelpon ku.
"Kamu bisa kerumah sakit Darmais gak Ann sekarang??" dan yang membuatku lebih kaget lagi adalah suara Tante Lin yang terdengar panik, dan seperti orang yang sedang menahan tangis.
Tiba-tiba saja perasaan ku menjadi tidak tenang "Bisa Tan, tapi... memangnya kenapa Tan?"
"Jo... Ann... Jo..." tiba tiba tangisan Tante Lin meledak.
"Jo Kenapa tan" tanya ku dengan setengah panik mendengar Tante Lin yang menangis.
"Halllooo.... halllooo" telpon nya terputus.
Perasaanku benar benar menjadi tak tenang. Ada apa sebenarnya?? Kenapa Tante Lin terdengar begitu panik?? Siapa yang sakit??
'Enggk mungkin. Jo nggak kenapa napa. Jo sehat sehat aja. Tante Lin pasti lagi bercanda. Jo pasti gak apa apa' aku berkata sendiri dalam hati ku, mencoba menenangkan hatiku sendiri....
'tapi kalo bercanda, Ini sudah kelewatan' Di sepanjang perjalanan, pikiranku melayang entah kemana. Semua perasaan bercampur dan berbaur menjadi satu, sampai aku tidak merasakan apapun. Aku baru sadar saat melihat darah di celana panjangku, ternyata tanganku sudah terluka, mungkin tergores sesuatu.
Akhirnya aku tiba juga dirumah sakit. Aku langsung mencari ruangan ICU yang dibilang Tante Lin. Aku mendapatkan Vivian dan Daniel sudah sampai disana lebih dulu.
"Tannnnttteee. Jo kenapa Tan?? Jo dimana Tan???" Hanya diam yang aku dapatkan. "Tannnn jawab Anna Tann. Jo mana??? Ommm??" Tante Lin hanya menangis, dia tidak menjawab pertanyaanku....
"Viiii... jawab gue Vi... mana Jo... Jo Kenapa? Kenapa semuannya diam sich??? Viiii??? Dannnn???" Semuanya hanya diam, saat aku bertanya pada Daniel, Daniel hanya membuang pandangan kearah lain, tidak mau menatapku.
Aku pun mengalihkan pandanganku ke Vivian, tapi Vivian hanya menundukkan wajahnya, berusaha menyembunyikan matanya yang berkaca kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tertinggal
RomanceCinta.... Begitu banyak wanita yang terperangkap dalam kata Cinta. Apakah cinta itu sebenarnya? Mengapa semua orang sampai dibuatnya merasakan seribu kebahagian dan sejuta kesedihan? Mengapa mereka merelakan harga diri mereka untuk mendapatkan seg...