Chapter 12 - Bunga Yang Mekar Di Tengah Tanah Hitam

11 0 0
                                    

Karena Gale menyelamatkan Clara dari bandit bandit itu, Clara menjadi ingin berada di dekat Gale, Gale tidak terganggu dengan sama sekali dia hanya menikmati pemandangan yang terlihat dan menghirup udara yang segar.

"Tak ku sangka ternyata pangeran Gale yang terlihat gagah dan tangguh bisa setenang ini" Kata Clara sambil tersenyum.

"Haa....yang aku ingin kan hanyalah menjadi terkuat di seluruh kalangan manusia... Tapi anak kecil itu bisa mengalahkan aku dengan mudah, Aku kesal ingin ku kalahkan dia! " Kata Gale sambil memgepalkan tangannya.

"Kau ini terlalu serius... Hihihi.. Tuan Gale tidak pernah merasakan kasih sayang bukan? " Tanya Clara dengan senyuman lembut.

"Aku ini kesatria yang tak perlu kasih sayang dari siapapun aku ini hanya mengenal darah dan teriakan musuh yang kesakitan" Kata Gale yang menatap langsung ke Clara.

Clara hanya tersenyum dan mendekat ke Gale, Tanpa ada isyarat atau apapun Clara mencium Gale dengan lembut dan Gale terkejut dengan itu dia hanya diam dan memeluk Clara.

"Clara... Apa yang kau lakukan sebenarnya kenapa kau mencium ku tiba-tiba aku ini seorang kesatria berhati gelap dan tak mengenal kasih sayang" Ujar Gale yang sedikit malu.

"Pangeran pasti lelah mengejar orang itu, pangeran perlu bersantai dan aku melihat pangeran selalu mengeluh dan marah" Kata Clara sambil mengelus-elus pipinya Gale.

"S.. Sialan aku jadi malu bisa di buat tenang oleh sebuah perempuan yang baru aku kenal dan sekarang aku jadi tertarik pada mu" Ucap Gale yang mengalihkan pandangannya kearah lain.

Mereka berdua nampak romantis, Gale seperti melupakan segala masalahnya dan dia hanya ingin menikmati waktunya untuk Clara. Malam pun tiba dan istana Vanhel nampak tenang dan menenangkan.

Baru pertama kali ini istana Vanhel terlihat damai dan tenang tidak ada satu pun keributan, Gale dan Clara pun pergi Ke taman Kastil dengan raut wajah mereka yang nampaknya bahagia.

"Aku harus mengakhiri perperangan ini... Lebih cepat akan lebih baik bukan begitu kan Clara? " Kata Gale yang memegang sebuah batu yang bentuknya oval.

"Pangeran kan kuat pasti bisa mengalahkan Aizen,tapi pangeran kan bisa menyelesaikan dengan surat perdamaian kan???" Tanya Clara yang memegang tangan Gale.

"Apa maksudmu perdamaian aku tidak mengenal kata kata itu masih ada hutang yang harus di bayar oleh dia" Kata Gale dengan wajah yang terlihat serius.

"Kalau begitu selesaikan dengan duel saja pangeran aku pasti akan mendukung pangeran Gale hehe" Ucap Clara dengan tersenyum manis sambil memainkan zirah milik Gale

"Duel?... Maksudmu duel siapa yang menang dia akan mendapat semua yang dia mau?, seperti itu kah? " Tanya Gale dengan menatap Clara.

"Iya pangeran Gale tanpa ada kecurangan, tidak ada sihir, tidak ada serangan kotor hanya kemampuan berpedang dan kekuatan murni!!, bagaimana pangeran suka dengan ide ku? " Ucap Clara dengan semangat.

"Ide yang bagus aku suka itu aku kalah karena kemampuan yang di miliki Aizen kekuatan sihir nya tapi skill berpedangnya nampak lemah aku akan mengirimkan surat untuk Kastil Stronghold" Kata Gale dengan raut wajah yang nampak semangat

Akhirnya Gale pun menulis surat yang berisikan tentang duel terhormat untuk Aizen, Aizen pun menerima surat itu dan dia membacanya dan merapatkan ini dan mengumpulkan para petingginya.

"Bagaimana menurut kalian tentang surat ini sepertinya Gale ingin menyelesaikan duel untuk menyelesaikan semua konflik ini... Ku mohon saran kalian para senior" Aizen memohon kepada para tetua dan senior.

"Lawan saja Aizen... Bila ini adalah jebakan maka akan ku habisi mereka semua yang berani menyentuhmu" Ujar Puma sambil mengepalkan tangannya.

"Sepertinya surat ini memang di tulis lansung dari Gale sendiri... Ini adalah ajakan serius tidak mungkin sebuah jebakan, Tuan semua keputusan ada di tangan tuan Aizen" Ujar Lucy sambil membaca surat nya.

"Tuan Aizen.... Elza percaya dengan tuan, ummmm Elza bakal dukung Aizen kalau lapar akan ku bawakan makanan untuk Aizen!" Ujar Elza yang bersemangat mendukung Duel terhormat ini.

"Tuan Aizen... Aku percaya pada mu.. Tunjukan bahwa pedang mu akan mengakhiri iblis itu" Ujar Darius yang bersandar di dinding sambil menatap Aizen.

"Tunjukan kekuatan tuan kepada iblis itu dan kita rebut Vanhel dan perbaiki sistem kerajaan itu!! " Ujar Smith yang terlihat bersemangat.

"Kau ingin menikah dengan adikku maka tunjukan kekuatan mu dengan duel bersih antara laki laki maka akan ku ijin kan kau menyentuh adik ku" Ujar Axel yang menatap Aizen dengan serius.

"Aizen kamu ini laki laki kuat dan tampan jadi kau pasti bisa mengalahkan iblis itu aku percaya pada mu Aizen" Ujar Sophie yang tersenyum.

"Paman akan melindungi mu bila saja ada yang berbuat curang maka sarung tangan yang kau beri ini akan memukul orang itu ha ha ha ha!!! " Kata Puma yang terlihat semangat dan tersenyum melihat Aizen.

"Apapun yang terjadi,bibi akan melindungi mu dengan kekuatan sihir milik bibi... Aizen kalahkan iblis itu" Kata Olivia dengan senyum yg menghiasi wajahnya.

"Apapun itu yang terjadi kepada tuan Aizen, Aku Lucy akan melindungi tuan walaupun darah ku tumpah hingga badan ku kering" Ujar Lucy dengan tatapan serius.

Aizen melihat mereka semua penuh dengan semangat. Aizen terkejut melihat ini semua, Wajar saja karena Aizen cukup muda untuk mengenal sebuah pertempuran serius antara dua kerajaan lalu Aizen pun masih ragu karena dia akan mengemban tanggung jawab yang besar tapi kalau dia menang maka janjinya terpenuhi.

"Para tetua... Bukan... Kawan kawan ku... Terima kasih atas dukungan kalian tapi..." Kata Aizen yang di jeda lalu Aizen menghembuskan nafasnya.

"Aku perlu waktu sendirian... Maksudku benar benar sendirian" Kata Aizen yang perlahan melangkah ke kamarnya dengan wajah murungnya.

Aizen pun berjalan sambil memikirkan tanggung jawab ini, Aizen takut akan kekalahannya dan membawa kehancuran bagi kerajaan Stronghold lalu semua akan berakhir sia sia, Aizen melihat ke jendela lalu dia melihat cahaya yang bersinar terang sekali turun dari langit.

Cahaya itu mulai turun ke bagian kamarnya lalu wujud wanita berjubah putih keluar dari cahaya itu, sambil membawa buku yang terlihat tebal dan juga menatap Aizen lalu dia tersenyum dan mulai membuka mulut untuk Aizen.

"Akhir perjalanan sudah mendekati mu Aizen sang penguasa" Ucap wanita itu dengan senyum menghiasai wajahnya.

"Siapa kau? Dan kenapa kau tau nama ku" Tanya Aizen sambil menatap wanita itu.

"Aku adalah dewi cahaya... Yang memberikan mu kekuatan itu dan disini aku akan membantumu kejalan yang benar dan memandu mu" Kata dewi cahaya sambil membuka buku tebal nya.

Dewi cahaya itu pun membuka buku itu dan yang terjadi buku itu langsung membawa Aizen dan dewi cahaya itu ke dimensi milik dewi cahaya dan dia mulai membacakan isi dari buku yang di bawa oleh dewi cahaya itu.


BERSAMBUNG

Freedom On Imagination(OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang