Gue memang introvert dan bukan penikmat keramaian, tapi gue juga bukan si ansos yang betah kesana kesini sendirian alias, gak punya teman.
Gue punya tiga orang yang selalu jajan cilok bareng gue di kantin, bisakan gue sebut dengan teman?
Yang pertama namanya, Angkasa Ezhar Lazuardi. Si kapten basket dan si langganan olimpiade matematika. Angkasa, Ezhar atau kalau biasa kita panggil adalah Akas—ini Adi yang kasih, katanya lebih cutie.
Angkasa tuh, tipe cowok incaran, murid teladan, anak berbakti, bahkan menantu idaman. Setiap valentine isi loker nya penuh coklat dan surat cinta dari pengagum rahasia.
Kalau ada pertandingan siapa cowok paling keren, kayanya gue satu sekolah bakal pilih Akas di urutan pertama, bahkan fans Akas udah sampe keluar sekolah karena sering tanding basket.
Yang kedua, namanya Jenggala Kaisar Sandyakala. Sebenarnya di panggil Kaisar, tapi katanya Kaisar terlalu keren, Jadi kita panggil Jengga— ini lagi-lagi Adi yang buat. Tapi gak papa, Jengga ini anaknya gak pusingin nama panggilan. Panggil sayang aja dia pasti nengok.
Jengga adalah wakil ketua OSIS yang baru aja resmi bulan lalu. Anak IPS yang walaupun nilai nya pas KKM, tapi selalu nangkring di 10 besar karena aktif organisasi dan ekstrakurikuler.
Diantara kami berempat, Jengga nih paling jago bermulut manis. Dia juga paling terbuka sama siapapun yang mau deketin dia. Ya, gak salah juga sih kalau dia di cap sebagai tukang PHP paling top, karena memang yang deketin dia gak ada yang berhasil dipacarin.
Dan yang ketiga, namanya Adiwarna Chandra Jumantra. Nama panggilan bagus nya sih Chandra. Tapi kata Jengga, dia ini suka ganti nama panggilan orang, karena itu dipanggil Adi. Atau kalau lagi ngeselin Akas manggil dia Jumantra, soalnya nama bapaknya.
Adi adalah yang paling humble dan mudah bergaul. Kalau ditanya siapa yang paling sibuk atau jadwal nya selalu full setiap hari, pasti orang-orang bakal tunjuk Adi. Adi ini atlet catur, dia juga anggota inti futsal, les sana sini, dan juga ketua kelas.
Anehnya dengan Adi, dia masih bisa ikut main basket bareng Akas, dan juga semangat empat lima beresin perpustakaan karena di hukum karena telat hampir tiap hari.
Oh iya, Adi juga satu-satunya yang punya pacar diantara kami berempat.
Sebenernya Akas, Jengga, dan Adi itu berteman dari sekolah menengah pertama. Dan gue adalah anak baru yang masuk di kelas sepuluh semester dua.
Dilihat dari segi manapun, mereka itu jauh dari jangkauan gue. Gue hanya ikut klub lukis dan juga klub Mading. Karena hobi gue yang suka menggambar. Dan gue suka saat gambar yang gue buat di lihat orang banyak tanpa gue harus benar-benar menunjukkan siapa diri gue.
Kalau Lo tanya anak sekolah selain anak kelas gue kaya gini, "Lo tau Arkana Bumi?"
Pasti mereka bakal jawab, "Oh, yang suka bareng Angkasa, Jengga, sama Adi?"
Atau, "Lo kenal Arkana Bumi?"
Pasti jawabannya, "Gak kenal sih, cuma tau dia temennya Angkasa, Jengga, Adi.
Hehe.
Ya gue sih gak terlalu peduli mereka mau mengenal gue dengan 'apa' atau 'siapa', diawal sudah gue bilang kan?
Gue bukan si peran utama yang disorot ataupun di puja, gue Arkana Bumi and that's it gue udah biasa dengan ini.
Kalau diingat bagaimana gue dapat berteman sama mereka pun sedikit lucu dan juga memalukan buat gue.
Hari pertama masuk sekolah yang mana gue adalah anak baru pindahan dari Surabaya, gue duduk di kursi kosong yang katanya sih orangnya udah pindah. Saat itu juga kebetulan tablemates gue gak ada. Katanya sih anggota OSIS, jadi rapat dulu.
Jam istirahat, gue yang ga punya temen mengurungkan niat gue buat pergi ke kantin ngisi perut. Dan memilih tidur nyaman dengan wajah ditutup Hoodie kuning kesayangan gue.
Sampai tiba-tiba gue merasa badan gue melayang gatau kenapa, buat gue kaget. Saat gue buka mata dan singkirin Hoodie, gue udah ada diluar dengan dua orang yang angkat gue kaya mayat.
Dan karena gue singkirin Hoodie yang menutupi wajah gue, dua orang yang angkat gue ini ikutan kaget dan jatuhin gue kelantai dengan gak estetik nya.
Gue ngeringis, pantat gue sakit, dan juga tatapan orang-orang dikoridor udah ngarah ke gue semua.
Demi tuhan!! Saat itu gue malu dan berniat ingin pindah sekolah lagi.
"SIAPA INI ADI BEGO!"
"HEH KOK SI JENGLOT BERUBAH GINI!"
Teriakan Aksa sama Adi waktu itu buat orang-orang yang lewat penasaran. Jadi orang-orang makin bertambah dan bentuk lingkaran. Dan gue yang di lingkarin sendirian.
Gue pengen pukul mereka, tapi karena gue anak baru, gue cuma bisa diem. Liatin Aksa dan Adi yang debatin siapakah yang mereka gendong terus jatohin ini, apakah Jenggala gak makan sama sekali sampai berubah lebih kecil—please yang ini gue hampir nabok Adi. Kalau Adi gak datang saat itu juga.
Jengga datang bawa map gede, sambil buat gaya menyingkir sambil senyum biar dia bisa lewat. gue mengira datangnya Jengga bakal tenang dan gak ribut. Tapi ya memang ekspetasi tidak sama dengan realita,
"HEH LU BERDUA BERBUAT MEMALUKAN APALAGI INI ANYING!!"
Yah, sehabis itu mereka anter gue ke UKS, sogokan perminta maafan nya beliin gue batagor dan es limau, dan jugayang katanya hadiah ekslusif—ini kata Jengga— yaitu di antarkan pakai mobil Aksa sampai rumah.
Ya udah, sejak saat itu Jengga sering narik gue ke kantin bareng, buat kelompok bareng dia, masukin gue ke grup chat mereka, dan juga selalu ganggu waktu libur hari minggu gue dengan mengajak—lebih tepatnya memaksa gue main PS atau sekedar keliling mall karena ada yang perlu mereka beli, sekalian nongkrong di cafe.
Gue menganggap diri gue beruntung karena langsung dapat teman. Karena itu, sampai saat ini gue sebisa mungkin ada buat mereka kalau mereka butuh gue.
Karena, gue ini si pemeran cadangan, adanya gue memang tidak terlalu penting, tapi juga tidak mengganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Huang Renjun; Bukan Pemeran Utama
Fiksi PenggemarTentang gue, Arkana Bumi Gemintang.