03 : Aku Adalah Aku

42 21 10
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Para penjaga rumah sangat panik, gelisah dan ketakutan, Bi Citra dan Bi Umah terus mondar-mandir, sedangkan Bi Oni berdiri di dekat jendela sembari menggigit ibu jari dan sesekali membuka tirai mengintip keluar rumah. Dari jam tiga sore hingga pukul setengah sembilan malam Pak Andi juga belum pulang ke rumah, karena jika ingin balik ke rumah ia harus membawa Grizelle pulang.

"Nomernya Neng Grizelle nggak aktif dari tadi,"

"Coba di telfon terus Citra. Nggak biasanya si Eneng kayak gini, kalau mau pulang habis jalan-jalan sendiri pasti nelfon ke rumah." ujar Bi Oni.

"Jangan-jangan si Eneng kabur." terka Bi Umah.

"Hush, kalau ngomong di jaga." Tegur Bi Oni.

Pak Galih harus berjaga intensif, pandangannya tidak pernah lepas dari jalanan depan rumah. Di sela-sela berjaga Pak Galih merasa sedikit mengantuk, dia menyeruput kopi panas yang menebarkan aroma khas kental untuk menghilangkan rasa kantuknya agar tetap terjaga. Sesekali Pak Galih mengucek kasar matanya, namun dari kejauhan ia melihat 2 orang yang tengah menuju ke arah rumah, berjalan tidak terlalu pelan dan juga tidak terlalu cepat.

Lama-kelamaan orang yang dilihat oleh Pak Galih tersebut terus mendekat, berjalan menghampiri rumah, yang satu memiliki tubuh jangkung dan yang satunya lagi hanya setinggi dada orang yang disebelahnya. Pak Galih ketakutan, ia bersembunyi di balik meja satpamnya. Tidak lama setelah itu terdengar bunyi bel yang dipencet dari pagar luar rumah.

Tidak ada sahutan dari dalam rumah, akhirnya terdengar teriakan seorang perempuan yang membuat Pak Galih langsung sadar dan bergegas membuka pagar rumah.

"Kalian semua mau di pecat apa?" suara Grizelle terdengar sangat lantang.

Bunyi kunci pagar terdengar keras, Pak Galih hanya menunduk ketakutan, "maaf Neng, Bapak kira tadi hantu."

"Hahaha...hantu? Aduh Grizelle takut." ejek Grizelle kemudian menyambung ucapannya lagi dengan tatapan sinis seperti penjahat, "pukul sembilan lewat lima menit, anda dipecat."

Seketika Pak Galih seperti kehilangan napasnya. Dia langsung berlutut memohon minta maaf kepada Grizelle. Vincent terkesiap melihat kejadian ini, hanya gara-gara telat membuka pagar rumah seorang karyawan dipecat.

"Lo tega banget sih, cuma gara-gara pager lo mecat Bapak ini." terlihat sedikit amarah di raut wajah Vincent.

"Memangnya kenapa? Dia pantas kok di pecat karena melakukan satu kesalahan yang fatal."

"Fatal lo bilang, sekarang cabut ucapan lo buat mecat bapak ini!" Vincent geram hingga membuat suatu permintaan.

"Eneng, saya mohon jangan pecat saya. Sudah 4 tahun saya kerja di sini, kalau saya tiba-tiba di pecat nanti saya nggak bisa sekolahin anak saya karena nggak ada biaya."

Romantic Sociopath Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang