Handuk yang Grizelle gosok-gosokkan pada rambutnya sudah mulai lembab dan basah. Ia lebih menyukai cara manual dalam mengeringkan rambut dari pada menggunakan hair dryer. Tiba-tiba tangan Grizelle berhenti, sebab dari luar kamar terdengar sedikit sayup-sayup suara laki-laki yang sedang tertawa, hal itu membuat Grizelle merasa terusik dan langsung memasang wajah kusut seperti benang. Ia mengira kalau Pak Andi yang tengah membuat suara tersebut.
Grizelle keluar dari kamarnya dengan membawa bantal guling yang sudah ia siapkan sebagai alat pelampias kemarahannya, Grizelle sengaja turun tanpa suara namun masih terdengar engahan nafas yang penuh emosi. Tanpa melihat siapa orangnya, Grizelle langsung melempar bantal guling tersebut dari arah belakang serta dengan umpatan kesal.
"ADUH!!" teriak Vincent dengan lantang sembari memegang kepalanya.
"Udah tau di rumah ini ada peraturannya, masih aja bersuara. Kedengeran tau ke atas!" teriak Grizelle dengan kencang.
Ketika Vincent membalikkan badan, Grizelle langsung terkesiap. Ia ternyata salah orang. Vincent langsung menarik lengan Grizelle dan membawanya ke tempat yang hanya ada mereka berdua.
"Udah sejam tau gue nungguin lo." ucap Vincent kesal sembari melepas kasar cengkraman tangannya dari lengan Grizelle.
"Aduh, pelan-pelan kali. Ini tangan bukan barang. Lagian gue nggak nyuruh lo kesini juga!"
"Gue kesini mau nagih janji sama lo,"
"Janji? Kan gue udah nggak dateng lagi ke kampus lo." kata Grizelle.
"Freya! Lo udah janji bakal bantuin gue deketin Freya." kata Vincent sambil memperagakan kelingking kanannya sebagai bentuk simbol janji.
Sebenarnya Grizelle ingat betul dengan janji itu, namun ia benar-benar tidak ingin melakukannya. Apalagi kali ini ia akan membantu laki-laki yang tengah ia sukai juga. Bukan menyebarkan kebaikan malah sakit hati yang akan Grizelle dapatkan nantinya.
Grizelle pura-pura tidak mendengar, ia hendak melangkah pergi namun langsung di cekal oleh Vincent. Grizelle tampak kesal dan sedikit mendengus, "Oke, puas lo?" jawab Grizelle.
"Ayo, sekarang." ajak Vincent tidak sabaran.
"Bentar gue ganti baju dulu."
Setelah beberapa menit kemudian seketika Vincent terkejut dengan mata terbelalak tanpa berkedip melihat Grizelle berpakaian seragam SMA. Grizelle adalah gadis yang paling tidak waras ia temui pertama kali dalam hidupnya. Vincent langsung menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap Grizelle yang benar-benar di luar batas manusia normal. Benar-benar manusia paling pelik.
"Ganti sana pakaian lo, malu-maluin tau." Sambil mendorong Grizelle untuk kembali mengganti bajunya.
"Bukan urusan lo, ini kan hak gue!" sahut Grizelle dengan tatapan tatapan sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Sociopath Girl
Novela Juvenil[Terima kasih karena sudah tidak menjadi silent reader :D] Siapa bilang sosiopat nggak bisa jatuh cinta? Grizelle Xavera, cewek yang dianggap sosiopat oleh Vincent Abel Julian yang selalu menempel kemanapun Vincent pergi. Grizelle rela melakukan ap...