[ 02 ] Pembagian kelas

472 41 0
                                    

Di sinilah ke-tujuh cowok tadi berkumpul, lapangan SMK Raharja Diningrat. Sekolahnya luas dan juga terkenal karena di isi oleh murid-murid yang berprestasi serta selalu membanggakan sekolah tersebut. Sering kali mereka mendengar banyak murid yang mendapatkan beasiswa ke luar negeri dan kini menjadi orang-orang yang sukses.

"Lo barisnya dimana goblok?!"

Damar menyengir. "Salah barisan gue, Tur." ucapnya.

Barisan mereka di awali Kama, Raja, Arjuna, Lyman, Balin, Guntur dan barulah Damar paling belakang. Tidak paling belakang juga sih sebenarnya. Ada tiga orang lagi tersisa yang kini sibuk dengan bacotannya masing-masing.

"Pas pagi mak gue beli jamu beuh yang jualan bodynya kek gitar Spanyol!"

"Alah masih kalah sama body mak gue, body mak gue kayak gajah."

"Durhaka lo anjir!"

"Canda elah,"

Damar melirik ke belakang, kepo dia tuh. "Woi ikutan dong mau gosip juga nih." ucap Damar tersenyum girang. Kedua cowok tersebut merespon sangat baik tidak seperti Kama dan Guntur pada Balin. Dua cowok itu mengisyaratkan Damar agar mendekat dengan melambaikan tangannya.

"Nama lo sapa dah? Item amat."

Damar membogem bahunya. "Biarpun item begini setiap gue lewat janda-janda pada naksir!" ucap Damar seraya mengibaskan rambutnya ke belakang. Begaya banget elu tong.

"Tipe janda nih, kenalin gue Nezu Shakeel Sinaga. Katanya tipe ibu-ibu beranak satu. Gue juga paling ganteng di komplek Wijaya anaknya bapak Shakeel, btw nama bapak gue kek orang India ya? Gue namanya kayak orang Jepang, mak gue—

"Gantian dong njing gue belum ngenalin nih lo ngerocos mulu. Kenalin gue Rehan Raynar, nah yang di belakang gue namanya Felix Valentino. Orang bule dia wajarin aja kalo diem mulu dari tadi." Cowok bernama Rehan tersebut menyela ucapan Nezu.

Gak nyadar diri kalo dia juga bacot.

Damar melambaikan tangannya pada Felix. "Salam kenal bos! Mirip lah sama gue," ucap Damar.

"Mirip dari mana woi kerak nasi? Lo sama dia aja kulitnya udah keliatan beda." celetuk Nezu.

"Kalo ngomong lo," Damar menatap sinis Nezu. "Bener aja hahaha!" lanjutnya tertawa keras membuat semua temannya yang sedang memperhatikan kakak kelas memberikan pengumuman harus menoleh kearah Damar. Raja mengucapkan astagfirullah di karena temannya itu memalukan.

Nezu langsung berpura-pura diam dengan memposisikan dirinya tegak supaya gak terkena omelan kakak kelas.

"Itu yang kulitnya hitam kenapa ketawa-ketawa kayak orang stres?"

Damar menunjuk dirinya. "Saya? Perasaan kulit saya exotis." sahutnya sembari memasukkan kedua tangannya ke saku celana.

Arjuna terbahak. "Typo goblok! Punya temen otaknya kenapa sih Ya Allah.. " Arjuna mengadahkan tangannya ke atas seperti berdoa.

Lyman menggeleng-gelengkan kepalanya tak sanggup melihat tingkah laku teman-temannya. Rasanya malu banget, di lihatin kakak kelas lain sama anak murid juga loh. Mana sebagian pada nyinyir mulu mulutnya.

"Damar diem dulu," bisik Guntur.

"Mana bis— hmpt!" Mulut Damar di tutup paksa oleh Guntur. Lagian membantah terus, ngeselin.

"Nah bekep aja udah mulutnya berisik banget!" teriak salah satu siswa yang lagi duduk santai di barisan belakang bersama ke-empat temannya.

Salah satu dari mereka jongkok sambil makan nasi uduk, sisanya duduk di tanah sambil kipas-kipas pakai tangan karna memang cuacanya panas banget.

Pasukan Cogan | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang