[ 01 ] Perkenalan Dulu

830 57 3
                                    

"Ups sorry gue gak lihat soalnya pake kacamata."

Orang yang di tabrak pun hanya menatap datar dengan satu alis terangkat. Sementara di sampingnya temannya mengusap bahunya agar tidak emosi, lagian juga yang nabrak sesantai itu pastinya bikin emosi dan naik darah.

Si penabrak tersenyum manis seraya menurunkan kacamata hitam mahalnya tak lupa bersender ke dinding di sampingnya.

Dia menatap kedua insan di hadapannya sambil sesekali menaik-turunkan alisnya. "Kok diem aja sih? Gue di maafin gak nih? Bay the way lo berdua siswa ajaran baru kan sama kayak gue?" tanyanya bertubi-tubi.

"Maaf lo terlalu sok kenal sok dekat, kita permis-

"Eh eh mau kemana njir! Belum juga gue kenalin nama gue, kenalin nama gue Balin Estiawan. Orang kaya raya dan paling ganteng di sekolah ini, mungkin." ujarnya terkikik pelan.

Si cowok yang di tabrak tadi menolehkan kepalanya ke temannya, seperti mengisyaratkan ada apa dengan cowok di depannya sekarang? Kenapa seperti orang gila begini sih.

Niatnya masuk sekolah baru ke Raharja dengan fasilitas yang mantap untuk mendapatkan teman waras. Tapi kenapa berbanding terbalik?

"Lo berdua kenapa lirik-lirikan dah? Wah jangan-jangan kalian- " Balin menutup mulutnya dramatis. "Homo ya?" tebaknya.

Pletak!

"Aws sakit nyet!" ringisnya mengusap kepalanya yang baru saja kena sasaran empuk karna asal bicara.

"Kalo ngomong lo! Gue heran aja kok ada ya orang sok kenal sok deket kek gini ke kita, kenalin nama gue Kama lakeswara sama dia- " Cowok bernama panggilan Kama itupun menunjuk temannya yang di tabrak Balin. "Guntur Dewandaru. Mukanya emang sangar tapi hatinya hello kitty kok." sambungnya sambil nyengir memperlihatkan lesung pipi.

Balin mengacungkan jempolnya. "Sip sekarang lo berdua temen gue."

"Dih gue ogah temenan sama orang gila kayak lo." ucap Guntur malas.

"Gak boleh gitu, Tur." nasehat Kama.

Guntur berdecih. "Ya sorry bro."

"Wah emang bener nih bocah hatinya hello kitty bro, fix lo temen gue sih sekarang!" seru Balin heboh seraya merangkul pundak Guntur akrab.

Guntur risih, dia pun mendorong Balin pelan. "Jangan deket-deket badan lo bau tanah kuburan baru." ucapnya membuat Kama tertawa. Baru kenal sudah melawak ternyata. Balin terbengong sampai mencium aroma tubuhnya sendiri yang padahal wangi parfum mahal dari Italia. Masa iya kuburan baru?

"Lo anak jurusan apa?" tanya Kama pada Balin.

"Multimedia, lo berdua?"

Kama dan Guntur saling melirik lagi. "Lah sama dong! Kita berdua juga multimedia. Sebenarnya ada empat orang lagi temen kita yang belum dateng. Lo mau kenalan juga gak? Mereka juga masuk multimedia." jelas Kama.

"Mau dong asu! Mau banget!"

"Ya jangan pake asu juga dong setan!" Guntur menggelepak kepala Balin lagi. Terus sampai tuh anak jadi warasan dikit.

"Hehe gue-

"WOI TUH BOCAHNYA LAGI MOJOK! SAMPERIN AYOK!" teriak seseorang dari kejauhan. Suaranya sangat keras membuat Balin, Kama dan Guntur menutup telinga mereka karna terlalu menggelegar.

Dalam hati Guntur mengumpat akan teriakan temannya itu. Goblok setan anjip kuping gue tambah budeg ini mah! Damar dongo!

"Woi tolol gue nyariin lo kemana-mana taunya di sini sama- etdah sape nih bocah?" tanya cowok bernama Damar dengan kulit sawo matang tapi terlihat sangat manis.

Pasukan Cogan | 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang