❥︎Pengkhianat?

229 24 4
                                    

Pemuda berambut biru —Khun Eliano— menunjukkan sebuah kotak kecil pada Anne di depannya.

"Di dalam sini ada sebuah benda yang diinginkan oleh paman Gustang. Aku datang untuk melihatkannya pada dia."

Anne memasang kerutan di dahinya, 'Anak ini..padahal aku bersusah payah menyamarkan identitas om-om itu, kenapa dia malah terang-terangan memanggil namanya, sih!' ujarnya dalam hati, melirik pada si pucat dari keluarga Arie yang belum bisa ia percayai.

"Hei, dengar. Sepertinya kau salah paham, dik. Aku tak punya urusan dengan kepala keluarga agung seperti itu, jadi kau tak perlu mengatakan urusanmu kepadaku." 

Eliano menautkan jari-jarinya dan berkata sambil tersenyum, "Aku tau betul apa yang sedang kulakukan," 

Anne melirik dengan kedua mata menyipit, dan menghela nafas tak lama setelahnya. "Terimakasih sudah menyuguhiku minuman, tapi sekarang aku harus pergi karena ada urusan-"

*DRRRTT*

Kereta berguncang, mereka sontak berdiri dari kursi bersamaan. 

"SIALAN, APA ITU?"

Zero Ha bersorak sambil menoleh pada pintu kereta yang terbuka, pemandangan di luar terlihat tenang, tapi mengapa kereta tak henti berguncang?

Keringat dingin bergulir dari pipinya, Anne yang tengah berpegang ke dinding dibuat melotot dalam diam. Dari sensor shinsu yang dirasakan olehnya, sebuah perasaan aneh datang menyerbu pikiran. Kekuatan besar muncul di titik terjauh dari yang bisa ia rasakan.

Perempuan itu meraba sakunya yang bersinar, sebuah benda penting yang sedang ia bawa sedikit bergetar seperti merespon pada sesuatu. Ia pun melirik pada Eliano yang berada di pintu kereta yang terbuka, tengah melihat dengan serius ke arah depan.

"Dari jauh sana.., Ryouka, kau pasti bisa merasakannya, bukan? kira-kira sebanyak satu atau dua pasukan kompi."

Arie Ryouka yang berada paling belakang di antara mereka berjalan maju untuk menyusul Eliano di pintu kereta. Manik biru tosca diarahkan keluar sana.

Anne, dan Zero bertanya-tanya, kenapa Eliano yang dari awal mengabaikan Ryouka kini malah menaruh semacam kepercayaan pada pria itu.

Matanya terbuka lebih lebar. Tanpa menoleh, Ryouka pun berujar.

"...Seperti yang kau katakan, tapi mereka tak sejauh itu, mereka akan tiba ketika kita sampai di stasiun terakhir."

Dari belakangnya, Eliano melotot tanpa mengatakan apa-apa. Ryouka diam-diam melirik pada pria yang berperawakan seperti Khun Edahn itu.

Tak lama hening, samar-samar Anne merasakan shinsu tak kasat mata yang mengalir di sekitar mereka.

"Apa Raja Zahard menurunkan perintah untuk memburu para regular di kereta neraka?" Tanya Ryouka yang kembali masuk dan mengambil katana miliknya di atas meja.

*DRRRTTT*

Kereta terdorong dengan kuat dan tiba-tiba berhenti. Anne pun segera beranjak untuk melihat keluar. Entah kenapa di gerbong mereka, pintu keretanya terbuka seperti dihancurkan dengan paksa. Orang gila mana yang bisa melawan sistem di kereta seperti itu? pastinya dia sangat kuat.

"Kita sudah sampai di stasiun?! omong kosong! seharusnya masih ada beberapa bulan lagi untuk sampai ke sana!" Anne bersorak begitu melihat gerbang stasiun yang sudah terbuka. Gadis berambut cokelat kemerahan itu pun berbalik badan.

"Hei, dik! katakan padaku sudah berapa lama waktu berlalu semenjak aku datang ke sini!"

"4 hari..,"

"SIAL!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝗧𝗢𝗚 » Something Lost : ArrivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang