4

3.4K 513 100
                                    

Awas banyak typo bertebaran.

Suara dari sayap burung gagak yang berterbangan terdengar nyaring di telinga. Bulu hitam mengkilap itu terjatuh dari langit berkabut. Layaknya musuh yang tumbang satu demi satu dengan siksaan yang amat panjang.

Gedung tua berlokasikan di tengah hutan yang padat akan tumbuhan itu terlihat sepi. Tembok yang hanya di hiasi tumpukan semen itu terlihat kumuh. Terlihat seram dan tak layak huni.

Didalamnya terdapat berbagai jenis senjata, bom, alat-alat canggih, dan orang-orang ber-otak tak terbatas tinggal di dalamnya.

Menurut mereka, rencana yang mereka siapkan sudah sempurna.

"TSUKISHIMAA!!" Teriak orang bertubuh pendek dengan ciri khas rambut berwarna oranye terang.

"Ada apa chibi?" Jawab Tsukishima yang sudah lelah meladeni bocah ber-energi monster didepannya.

"Aku berhasil mendapatkan flashdisknya loh." Seru Hinata seraya mengambil flashdisk dari saku celananya.

"Aaah sudah ku tebak sih kamu akan mendapatkannya. Memang bocah berotak udang seperti mu cocok di posisi ini sih."

"Sialan kau Tsukishimaa!!"

"Baiklah, sudah saatnya aku bekerja bukan?

Jadi keluarlah dari ruangan ku, kau hanya mengganggu." Sinis Tsukishima.

"Baiklah aku akan keluar! Jangan nyebar garem mulu dong Tsukishima! Bisa-bisa kita semua kena hibernasi!" Ancam Hinata yang setelah itu menutup pintu ruangan Tsukishima dengan rapat.

"Hipertensi bodoh."

「【︿】」

Mata rubahnya mengamati dengan dalam. Kacamatanya terpaksa di lepas agar lebih leluasa mengamati mangsa yang terkurung jeruji besi. Menit-menit berharga ia lewati dengan memperhatikan mangsa. Duduk dikursi yang sudah menelan usia sambil membaca buku yang bersampulkan coklat tua usang.

"Habiskan makanan mu." Shinsuke menyodorkan semangkuk nasi dengan toping naget ayam.

Kita Shinsuke
Pria yang selalu menuruti perkataan neneknya, mempunyai naluri yang sangat tajam.

Walaupun termasuk bawahannya Suna, Kita Shinsuke tetap dihormati seperti pendiri organisasi itu sendiri.

Suara [name] kecil dan bernada menggerutu, menyatakan keraguan dan rasa khawatirnya akan makanan yang di sodorkan Shinsuke.

"Aku tak mungkin memasukkan sejumput racun ke makanan yang dimakan orang se-lemah kamu." Nada suara Shinsuke datar dan menusuk, membuat [name] merasa ia berada di satu ruangan dengan hewan buas.

[Name] mengambil mangkok yang di sodorkan Shinsuke dengan tangan gemetaran. Sudah seminggu berlalu sejak pertemuannya dengan Miya kembar. Sejak saat itu juga [name] tidak pernah bertemu dengan tuan sombong bermata sipit itu.

Selama di kurung didalam penjara bawah tanah, penyakit [name] sering kambuh. Tapi untungnya saat penyakit [name] kambuh, tak ada siapapun yang mengawasi dirinya.

Itu menurut [name].

Sebenarnya, Shinsuke terus memperhatikan [name] sejak [name] dibawa ke penjara bawa tanah.

[Name] makan dengan berantakan. Nasi jatuh dimana-mana, mulut penuh dengan makanan, kedua tangannya memegang lauk pauk dengan erat.

BOSS! || Suna RintarouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang