Awas banyak typo bertebaran.
'Hei lihat, kasihan sekali anak itu.'
'Haha iya, aku juga merasa kasihan.'
'Kapan matinya sih dia?'
'Mungkin besok.'
Bisik-bisik memenuhi organ pendengaran gadis dengan balutan jaket berwarna blue navy. Pandangan tetap lurus kedepan, tak memperdulikan bisik-bisik yang berada di dekatnya.
Sekarang ini sedang di laksanakan jam pelajaran olahraga. Banyak teman kelasnya yang meliriknya, seakan-akan berkata 'Enak sekali ya dia bisa duduk-duduk di bench, hanya karena penyakitnya yang mudah kambuh.'
Dari pintu gym, terlihat para kakak kelas hits yang sedang tebar pesona. Salah satu dari mereka berjalan menuju [name] dan berkata..
"Ayo ikut aku!"
[Name] ditarik secara paksa oleh antek-antek kakak kelas hits yang berbicara pada [name] tadi.
Para kakak kelas tadi membawa [name] ke gudang belakang sekolah yang sudah lama tak terawat. Disana memang tempat para senior menindas junior yang terlihat lemah dan cupu.
Bugh
Suara yang ditimbulkan akibat benturan keras dari badan [name] dengan tembok dibelakangnya.
"Wajah mu sangat cantik, tapi sayang aku tak bisa mempercantiknya." Seru Yachi seraya menangkup kedua pipi [name] lalu mendorongnya dengan keras sehingga kepala [name] membentur dinding dibelakangnya.
Alasan Yachi tak bisa melukai wajah [name] karena tak ingin seseorang yang dia sukai mengkhawatirkan [name] karena luka yang dibuatnya.
" Bisakah kalian tak mem- bully ku? Waktu ku hampir habis didunia ini, jadi biarkan aku menikmati hidupku sebentar." Ucap [name] dengan lemas.
Yachi hanya tersenyum manis mendengarnya, lalu memerintahkan para antek-anteknya untuk mengkeroyok [name].
"Girls bersiap menyerang."
Dengan wajah sombongnya, antek-antek Yachi mengeluarkan sabuk yang terbuat dari kulit. Kalian pasti bisa membayangkan bagaimana sakitnya jika terkena cambukan dari sabuk tersebut.
"Bersiaplah sayang." Seru Yachi sambil mengelus pipi [name].
「【︿】」
Matahari mulai tenggelam, sinar jingganya menyinari beberapa tempat yang terkena sinarnya. Burung-burung berkicau membuat sebuah melodi yang terdengar indah di telinga [name].
Kendaraan berlalu lalang di samping [name]. Saling menyauti klakson masing-masing.
Kaki melangkah terseok-seok menuju apotek yang berada di dekat sekolahnya.
"Ara [name]-chan sudah lama tak bertemu ya?" Ucap apoteker itu.
[Name] hanya tersenyum tak membalas sapaan dari wanita muda yang berprofesi menjadi apoteker itu. "Obat pereda nyeri."
"Seperti biasa ya [name]-chan, ada yang mau ditambah lagi?" Ucap [f/n] seraya menyiapkan pesanan yang [name] sebutkan tadi.
[Name] hanya menggeleng sebagai jawaban, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dari saku roknya.
"Tak usah dibayar [name]-chan, untuk kali ini aku kasih gratis buat [name]-chan!"
Apoteker ini memang akrab dengan [name], mereka sebenarnya se-umuran, hanya saja penjaga apotek ini tak mempunyai uang untuk melanjutkan pendidikannya. Maka dari itu, dirinya memilih untuk bekerja part time untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS! || Suna Rintarou
FantasyGoddess of Fortune never loved you. ! this book is only fiction, don't hate one character just bcs you reading this book ! Haikyuu ©Haruichi Furudate