Awas banyak typo bertebaran.
Sinar mentari memaksa masuk melalui gorden kamar. Sehingga mengusik kenyamanan gadis yang sedang bergelut ria di dalam selimut.
Samar-samar mendengar suara alarm yang membangunkan setengah kesadarannya. Tangan menjulur ke samping untuk mematikan alarm yang sangat berisik.
[Name] lelah, lelah secara fisik dan juga batin.
Merenggangkan kedua tangannya yang sangat pegal lalu beranjak pergi ke kamar mandi untuk menuntaskan ritualnya.
Setelah beberapa menit berada di kamar mandi, [name] keluar dengan setelan kaos berlengan panjang dengan motif garis-garis biru putih dan celana coklat selutut.
[Name] tinggal sendiri dirumah. Ayahnya meninggal karena penyakit yang mematikan. Dan ibunya pergi meninggalkan [name] sendiri, alasannya karena ibunya tidak mau mengurus [name] yang penyakitan.
Untuk mencukupi kebutuhannya [name] harus bekerja part time di salah satu cafe di Tokyo.
Kaki jenjangnya menuruni tangga membawanya ke dapur untuk memasak sarapan.
Membuka kulkas, yang ditemukannya hanya beberapa butir telur.
"Yosh sudah di putuskan menu sarapan hari ini adalah nasi goreng spesial." Ucapnya semangat sambil mengepalkan tangannya tinggi-tinggi.
"Pertama-tama kupas beberapa bawang." Gumam [name].
Setiap detik terlewati, akhirnya nasi goreng spesial ala [name] sudah jadi, sekarang tinggal menikmatinya.
Memasukkan sesendok nasi goreng ke mulutnya, lalu mengunyahnya dengan nikmat.
"Hmm kalau ditambah beberapa potongan daging ayam pasti rasanya akan sempurna."
Saat sedang menikmati sarapannya, tiba-tiba terlintas di pikirannya tentang orang yang ditolongnya kemarin siang.
"Apa dia baik-baik saja?"
Flashback on
Melihat ke cermin lagi, tapi fokusnya bukan kepada dirinya. Melainkan fokus ke arah belakangnya yang menampilkan seorang pria berpakaian formal sedang bersandar di pintu toilet dan salah satu tangannya menutupi perutnya yang mengeluarkan banyak darah.
Wajah yang sudah di poles sedikit make up tiba-tiba kembali pucat. 'Apa salahku sampai sampai ada hantu di belakangku.' Batin [name] takut.
Tiba-tiba saja terdengar ringisan dari arah belakang [name], yang mana membuat [name] kaget dan menengok ke arah belakang.
"Tolong bawa aku ke rumah sakit dekat sini." Ucapnya dengan sesekali mengeluarkan ringisan sakit.
Butuh beberapa detik untuk [name] sadar kalau sosok dihadapannya bukanlah hantu. Langsung saja [name] membantu orang itu berdiri.
Beberapa kali ringisan terdengar dari mulut orang itu. 'Uh pasti lukanya sangat sakit sampai dia sering sekali mengumpat.' Batin [name].
Saat berada di taxi, keadaan hening di antara mereka berdua, tak ada yang mau membuka percakapan.
"Permisi, lokasi yang di tuju kemana?" Tanya pak supir.
"Ke rumah sakit xxx pak."
Pak supir hanya mengangguk sebagai jawaban, tak lama terdengar umpatan dari orang bermata sipit disebelahnya.
"Andai saja butler ku tak mengundurkan diri, aku tak akan jadi seperti ini cih."
'Butler? Orang disebelahku ini konglomerat? Aku harus bersikap lebih sopan lagi.' Batin [name] was-was.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS! || Suna Rintarou
FantasyGoddess of Fortune never loved you. ! this book is only fiction, don't hate one character just bcs you reading this book ! Haikyuu ©Haruichi Furudate