Drt.. Drt.. Drt..
Suara getar ponsel membangunkan Zia dari tidur malamnya.Zia mengeliatkan tubuhnya guna untuk peregangan ototnya setelah tidur.Ia mengerjapkan matanya dan melihat ponselnya.Disana sudah banyak notifikasi dari Zein,pacarnya.
"Sayang bangun"
"Hey kamu harus sekolah"
"Jam set 7 harus udah siap,aku jemput.Lebih sedikit gausah berangkat sekolah!"
Begitulah Zein,cerewet,posesif dan sayang pada Zia.
Zia meletakkan kembali ponselnya lalu bersiap-siap.
Selang 15 menit dia siap,dengan memakai seragam sekolahnya,tas ransel yang ia gendong.Ia berjalan keluar rumahnya.Zia di rumah sendiri,kadang ia ditemani oleh Revi,teman sebangkunya tapi hari ini Revi tidak berkunjung ke rumahnya.
Orangtua Zia,tinggal di bandung jadi Zia sendiri disini agar jaraknya ke sekolah lebih dekat.
"Hay sayang," sapa Zia pada lelaki yang sedang duduk di motor sportnya dengan jaket hitam yang membalut tubuhnya.Siapa lagi kalau bukan Zein Agitya.Jam set 7 pas dia sampai di depan rumah Zia.Tepat waktu sekali.
"Hay telat 1 menit," kesal Zein saat Zia berada di hadapannya kini.Zia mengerutkan dahinya seraya menakup wajah Zein,"Sayang,cuma satu menit bukan 1 jam,".
"Satu menit itu berharga sayang," Zein masih kesal terhadap Zia.Ya Ampun cuma satu menit.
"Kita jadi berangkat sekolah kan bukan debat?" tanya Zia.Lalu ia naik ke motor Zein.Setelah itu,mereka berangkat ke sekolah bersama.
Sesampainya di sekolah.Zia turun dan berjalan ke kelas duluan tanpa menunggu Zein.
"Zia!" panggil Zein menghentikan langkah gadis itu.Gadis itu memutar badannya untuk menghadap ke arah Zein.Zein menatapnya kesal lalu berlari ke arah Zia,"Denger baik-baik,kalo mau masuk kelas bareng sama aku,aku anterin sampe kelas!"
Zia tertawa kecil mendengar ucapan Zein barusan,tangannya menepuk punduk Zein pelan,"Sayang,kelas aku deket dari sini sebelahan juga sama kelas kamu, jadi gausah di kawal juga,aku nggak bakal ilang,"
Zein menepis tangan Zia yang ada di pundaknya,"Tetep aja aku nggak mau kamu jalan sendirian ke kelas,".Zein menarik tangan Zia lalu mereka berjalan beriringan.
"Wihh romeo and juliet dateng nih guys!" teriak Deren,teman sekelas Zein yang menunggu kedatangan Zein di depan kelasnya.Kelas Zia berada di sebelah kelas Zein.
"Ehh Zein,pj dong.Pelit gue doain cepet jadi dedek bayinya," ucap Farel dengan ngawurnya.Farel juga termasuk teman sekelas Zein.
Zein terkekeh pelan sembari meletakkan tangannya ke pinggang Zia,"Lo ngaco!".
Zia melepas tangan Zein dari pinggangnya dan berjalan ke arah kelasnya.
"Zia!" panggil Zein lagi-lagi menghentikan langkahnya.Zia menoleh ke belakang.
"Nggak pamit dulu mau ke kelas?" tanya Zein dengan muka kesalnya.Zia mengerucutkan bibirnya dan kembali berjalan mendekati Zein,"Sayang,aku masuk kelas dulu ya,".Zia tersenyum sembari mengelus pipi Zein lembut,lantas Zein mengangkat sudut bibirnya hingga membentuk seulas senyuman manis.
Zia segera berlari menuju kelasnya.
"Elah bro,bucin kelas kakap tau nggak"
"Kelas biawak kali"
Cerca teman-teman Zein sungguh membisingkan telinga.Zein duduk di depan bangku kelasnya.
"Ehh Deren,lo kapan jadiannya sama mawar?kelamaan ntar mawar busuk loh," Zein meledek Deren dengan mengakhiri ucapannya dengan tawaan.Deren mendegus kesal saat itu,"Ehh curut,gausah lo ledek gue.Mawar udah sama Tito anak kuliahan kampus sebelah,".
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebanyak Hujan Sesingkat Senja (17+)
RandomZein dan Zia yang menikmati percintaannya dengan begitu dalam hingga mereka terjerumus dalan lingkaran dosa yang tidak seharusnya dilakukan.Larut dalam percintaan membawanya ke sebuah bencana yang bisa membuat hati dan pikirannya frustasi. Zein,bers...