6.

65 4 1
                                    

Beberapa hari ini,Zia belum bisa berangkat sekolah.

****

"Rega lo kenapa ngelamun,kesambet tuyul mampus lo!" ucap Rehan sembari menyenggol lengan Rega.Rega hanya menoleh dan diam.

"Rega,napa sih?" Rehan bertanya sekali lagi.Aneh aja seorang Rega tiba-tiba diam tanpa sebab seperti ini.Biasanya cerewetnya melebihi mak-mak rempong di komplek perumahannya.

"Zia,sakit" ucap Rega singkat.

"Serius?" tanya Rehan.

"Massa orang sakit buat bahan becandaan,ya serius lah," balas Rega.

Rega sedih Zia sakit,tapi dia lebih sedih ketika Zia sakit,Zein tidak ada di samping Zia.Padahal Zia sangat butuh Zein disampingnya,menjaganya,support dia,buat dia senyum.

Rega melirik ke arah kelas Zein,disana terlihat Zein sedang bercanda tawa bersama kedua temannya.Rega berdiri dan menghampiri mereka.Sontak Zein menatap ke arah Rega.Tatapan mereka bertemu,sama-sama dingin,ketus dan emosi.

Zein berdiri,ia mendekati Rega dan mengangkat kerah baju Rega,"Mau apa lo?!"ketus Zein.

Rega mengibaskan tangan Zein dengan kasar,ia mendorong Zein hingga jatuh tersungkur ke lantai.

"Bgst lo!" umpat Zein.

"Lo yang bgst! Ketika cewek lo butuhin lo,lo nggak ada.Lo malah nggak percaya sama dia!!" bentak Rega.

Zein tertawa kecil,"Percaya?dia pembohong untuk apa gue percaya,".

Zein mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto Zia yang sedang terbaring lemah di rumah sakit itu kepada Zein,"Liat kalo lo punya mata!".

Zein langsung terperangah kaget.Dia mengepalkan tangannya,"Kenapa lo baru kasih tau sekarang bego'!!"

"Ehh hamster,lo tuli?Zia udah kasih tau tapi lo nggak percaya!" Rega mendorong Zein lagi dengan satu tangannya.

Zein tak membalas Rega,dia lari keeluar sekolah.Tak berfikir bakal ketahuan guru atau apa.Dia buru-buru kerumah sakit.Teriakan teman-temannya pun tak di gubris oleh Zein.

****

"Zia!" Zein membuka ruangan Zia.Ia melihat Zia terbaring lemas dengan matanya yang terpejam.Zein masuk dan menutup pintu.Dia mendekati Zia.

"Zia maafin aku,"ucap Zein sembari mengelus pelan wajah Zia.Zia yang merasakan kedatangan Zein langsung membuka matanya perlahan.

"Sayang," ucap Zia dan Zia duduk bersandar pada sandaran ranjang lagi.Zia tersenyum ke arah Zein begitupun Zein.

"Maafin aku udah nggak percaya sama kamu kemarin," Zein mengecupi punggung tangan Zia berkali-kali.Zia mengangguk,ia mengelus wajah Zein,menyentuh keningnya,rambutnya,hidungnya dan bibirnya!

"Aku nggak suka kamu sama Rega," Zein kembali dingin.Zia mengernyitkan dahinya,"Alasannya?"

"Aku nggak suka sayang kamu deket sama orang lain!" Zein kini menatap Zia lekat-lekat."Aku nggak mau kamu deket sama Rega!"

Zia memutar bola matanya kesal,"Zein,Rega itu bukan oranglain.Sebelum aku kenal kamu pun,aku udah kenal Rega,".Zia kesal terhadap Zein karena Zein melarang Zia dekat dengan Rega.Sulit bagi Zia untuk menjauhi sahabatnya sendiri.

"Aku sama Rega nggak ada apa-apa,kita pure sahabat doang," jelas Zia.Zein menatao tajam Zia,"Terserah kamu,kalo kamu masih deket sama Rega,kita putus!"

Kita putus!

Kita putus!

Kita putus!

Kata terakhir Zein terngiang di fikiran Zia.Zia tak akan melepaskan Zei setelah apa yang sudah mereka perbuat beberapa waktu lalu.

Zia menggelengkan kepalanya dan menggenggam tangan Zein,"Semudah itu kamu bilang putus?nggak Zein aku nggak mau pisah sama kamu,".Zia memeluk Zein sambil menangis.Zein masih diam tak bergeming.

Zein melepaskan pelukan Zia,"Itu menjadi pilihan kamu sekarang,kamu pilih aku atau Rega.Kalo kamu pilih aku jauhin Rega kalo kamu pilih Rega,Kita putus!"

"Aku nggak mau pisah dari kamu sayang,aku cinta sama kamu.Kita udah ngelakuin hal indah itu bersama,jadi aku nggak bisa pisah sama kamu," Zia kembali memeluk Zein.

"Yaudah,berarti kamu harus jauhin Rega.Gausah komunikasi sama dia ataupun ngomong sama dia lagi,"

"Hah?aku sama Rega sekelas,bagaimana bisa aku harus nggak ngomong sama dia?tanya Zia heran.

"Itu urusan kamu," Zein melepas pelukan Zia dan duduk di kursi samping Zia.Zia menunduk dan mengangguk,"Oke aku jauhin Rega,".

"Hal terberat yang pernah gue lakuin adalah ketika harus menjauhi sahabat sendiri demi cinta!"_Zia_

Zia menggenggam erat tangan Zein,"Tapi kamu janji,bakal selalu ada buat aku,".Lalu Zein mengangguk,"Aku janji".

"Pinjem ponsel kamu?" ucap Zein.Zia memberikan ponseknya itu dengan cepat.Zein mengotak-atik ponsel Zia dan menghapus seluruh fotonya bersama Rega sampai tak tersisa satu pun.

"Kamu hapus foto aku sama Rega?" tanya Zia hati-hati.

Zein menoleh kearah Zia,"Iya emang kenapa?oh kamu nggak suka,masih nggak rela harus jauh dari Rega?"tanya Zein ketus.

"Oh aku tau,jangan-jangan kamu suka juga sama Rega?" tanya Zein lagi.

"Enggak gitu Zein,makhsud aku__

"Apa?kamu bikin mood aku hancur tau nggak!"Zein meletakkan ponsel Zia di meja.

"Zein aku lagi sakit,please kamu jangan gini dong," Zia mulai menitikkan airmata.Zein menatapnya acuh sekali,seakan tak peduli,"Ga peduli!".

Ucapan Zein barusan membuat Zia diam dan tak berbicara apapun lagi.Dia menatao Zein dengan tatapan tak percaya.Zein tidak peduli terhadapnya?Apa ini cuma saat Zein marah pada Zia,atau memang sebenarnya selama ini Zein tidak peduli dengannya alias pura-pura peduli saja.

"Kamu kapan pulang?" tanya Zein dingin.Zia meneguk salivanya pelan lalu menjawab pertanyaan Zein,"Besok,"

"Pulang ke apartement aku,gausah ke rumah kosan kamu itu," ucap Zein.Zia menerutkan dahinya,untuk apa dia harus pulang ke apartement Zein.

"Buat apa aku pulang ke apart kamu kan aku punya rumah," balas Zia.

"Di apart aku nggak bakal ada yang ganggu kamu termasuk Rega.Oh,kamu nggak mau?atau kamu udah ada janji setelah pulang dari rumah sakit kamu mau kencan sama Rega?" tanya Zein mulai menjadi-jadi lagi.Zia menggelengkan kepalanya dan menunduk.Zein mendengus kesal dan pergi dari ruangan Zia.

Brak!!!

Zein menutup pintu dengan keras hingga menciptakan suara yang tidak enak di dengar.Zia kaget mendengar itu,airmatanya kembali menetes.Zein keras sekali terhadapnya.Tapi,apapun yang terjadi,ia harus tetap bersama Zein.

Zia melirik ponselnya dan disana tertera panggilan dari "Rega".Zia mengambil ponselnya dan mengingat-ingat ucapan Zein tadi.Kalo ia mengangkat telfon Rega dan Zein tau,hubungan ini pasti akan berakhir.Zia akhirnya memutuskan untuk mematikan ponselnya saja sekarang.

"Maafin gue Ga,gue nggak bermakhsud acuhin lo.Tapi ini semua demi hubungan gue sama Rega," ucap Zia lirih.

Zia membaringkan tubuhnya dan menatap langit-langit rumah sakit.Besok dia harus pulang ke apart Zein.Semoga setelah sembuh total Zein mengizinkannya pulang kerumah lagi.Kalo tidak,bahaya!

"Mempertahankan itu lebih baik daripada mencari yang baru karena itu akan lebih sulit lagi,"
                                 _Zia_

_Tbc_

_Tbc_

Hay guys,gimana nih. Saran and kritik di terima dengan lapang dada ya beb❤

Follow komen and vote jangan lupa❤

Aku sayang kalian❤

Sebanyak Hujan Sesingkat Senja (17+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang