2.

144 4 0
                                    

"Zia nanti jangan lupa ya,gue duluan babay," ucap Revi dan Mela sambil melambaikan tangannya untuk pulang terlebih dahulu.Zia tersenyum dan melambaikan tangannya juga.

"Nanti?mau kemana?" pertanyaan seseorang yang membuat Zia menoleh ke belakang.Ternyata di belakangnya ada Zein.Zein menatap Zia dengan tatapan penuh tanya.

"Kemana?" tanya Zein sekali lagi.Tatapannya kini tanpa senyum sedikit pun.Zia membalikkan badannya dan memegang kedua tangan Zein,"Mau ke rumah Mela,nanti kan malam minggu jadi mau BBQ an bareng.Kamu mau ikut?"

"Ehh... Zia Zein,kalian ini ya.Pulang sekolah langsung pulang bukannya malah pacaran!" Bu Belinda memergoki mereka berdua yang sedang bergandengan di depen sekolah.Dengan tatapan kesal Bu Belinda menegur mereka.Lantar Zia langsung menarik tangannya yang tadi menggenggam tangan Zein dan menyembunyikan kedua tangannya di belakang pinggangnya.

"Buk,pacaran itu wajar biar cepet nikah.Lah ibu sendiri nggak pacaran nggak cepet nikah kan?" ledek Zein membuat Bu Belinda geram.

Zein yang melihat ekspresi mengerikan Bu Belinda itu langsung menarik Zia untuk pergi dari sana.

"Zein!!!! Awas kamu!!! terdengar teriakan Bu Belinda yang sangat membahana.

"Sayang,kamu tuh ya sama guru nggak ada sopan-sopannya,"Zia melepaskan tangan Zein.

"Udah ah yang penting kita pulang.Kalp ngeladenin Bu Belinda,subuh nanti kota baru pulang"

Ada benarnya juga ucapan Zein,kalo urusan sama Bu Belinda emang susah,lama banget nggak kelar-kelar.

Setelah itu Zein mengantrkan Zia pulang.

****

"Oh iya sayang ikut nggak nanti ke rumah Mela?" tanya Zia sambol turun dari motor Zein.Zein diam sejenak dan menatap Zia,"Kamu lebih milih malmingan sama temen kamu apa aku?".

Pertanyaan yang sangat membingungkan.Zia diam dan menundukkan wajahnya.

"Jawab Zi,kalo kamu milih aku,nanti jam 8 dateng ke apartement aku," ucap Zein lalu ia melajukan motornya.Meninggalkan Zia yang masih menundukkan wajahnya itu.

"Gimana nih,gue kan udah janji sama Veni,Mela," batin Zia.

Zia berjalan masuk kosannya dengan langkah yang lemas.Dia berfikir bagaimana nanti malam.Antara harus memilih Zein dan kedua temannya.

Drtt.. Drt.. Drt..

Ponselnya bergetar dengan cepat Zia mengangkat telfon itu.

"Halo Ga," jawab Zia.Rega yang menelfon Zia.

"Halo Zi,nanti mau barengan ke rumah Mela?gue mau ikut BBQ an nih,"

"Gu.. gue.. nggak bisa ikut Ga,sory ya bilangin juga sama Veni dan Mela,"

"Loh kenapa Zi?"

"Gue ada janji sama Zein,"

Tanpa basa-basi Zia langsung menutup telfon Rega.Sebenarnya ia sangat ingin menghabiskan malam minggunya bersama kedua temannya tapi,Zein pasti marah.

Zia masuk ke kamarnya dan merebahkan dirinya di kasur.

"Huft hari yang melelahkan,"

Zia merasakan lapar yang luar biasa.Dia berdiri dan melihat isi kulkasnya dan 'kosong'.Dia lupa belanja tadi.

"Telfon Zein aja kali ya suruh beliin makanan," ucap Zia.

Zia dengan cepat menelfon Zein.

"Hallo sayang,"

"Hay Zia,ada apa?"

"Minta tolong boleh?"

"Apa?"

Sebanyak Hujan Sesingkat Senja (17+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang