Smash keras itu mengakhiri permainan voli pantai di sana. Terlihat seorang pria tinggi besar berkulit hitam beradu tos dengan pemuda mungil berambut jingga. Kebahagiaan tampak memenuhi wajah keduanya.
Tak jauh dari sana, di sebuah stan makanan, terlihat seorang gadis berambut kemerahan yang asyik menonton. Tidak, perhatiannya sepenuhnya jatuh pada pemuda mungil bersurai jingga. Di tangannya tergenggam ponsel pintar keluaran terbaru, sebuah earphone nirkabel terpasang di salah satu telinganya.
Penjaga stan yang juga seumuran dengannya duduk di sebelahnya. Wajah Barat itu menatapnya geli. Tak lama ia berujar dalam bahasa Portugis.
"Bukankah dia hebat? Namanya Hinata Shoyo, tapi di sini lebih dikenal dengan nama Ninja Shoyo."
"Orang Jepang?" tanya gadis berambut merah itu penasaran.
"Ya, benar. Dia datang ke Rio satu setengah tahun yang lalu untuk mendalami voli pantai, sendirian. Walaupun tubuhnya kecil, Ninja Shoyo sangat hebat lho!"
Gadis berambut merah itu tertawa. Ia menatap pemuda penjaga stan dengan pandangan humor. "Aku tahu. Melihat dari caranya bermain, dia sudah lama bermain voli. Entah voli pantai atau voli ruangan."
Gadis itu berdiri dari duduknya. Ia hanya memakai crop top bra hitam yang dilapisi kemeja abu-abu kotak. Celana pendek berbahan jeans sepaha tak mampu menyembunyikan kaki jenjangnya yang kuning langsat. Sebuah topi pantai merah muda menambah kesan cantik wajah perpaduan Barat dan Asia.
"Kau akan pergi?" tanya penjaga stan tadi. Pemuda itu tinggi menjulang dengan wajah Barat yang khas.
"Aku ingin meminta tanda tangannya."
Tanpa menunggu persetujuan, gadis itu berjalan mendekati Hinata yang sedang duduk dan berbincang dengan Heitor Santana, pasangan voli pantainya. Kedua pemuda itu menoleh.
"Ada yang kau inginkan?" tanya Heitor pada gadis itu.
Gadis itu tersenyum. Angin pantai menerbangkan rambut kemerahannya yang tergerai. "Aku ingin mentraktir kalian karena sudah bermain dengan luar biasa."
Hinata tersenyum lebar. "Benarkah? Tunggu, apa kau memperhatikan pertandingan kami?" tanya pemuda itu antusias.
"Benar! Namaku Fujihara Ayame."
Heitor melebarkan matanya. "Kau orang Jepang sama seperti Hinata?"
Ayame tersenyum lembut. "Aku akan menjelaskannya nanti."
Heitor dan Hinata langsung menyetujui ajakan gadis mungil itu. Belum sempat mereka pergi ke rumah makan terdekat, seorang gadis bersurai pirang yang tak lain kekasih dari Heitor menghampiri mereka. Heitor menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan sorot matanya terlihat meminta maaf pada Ayame.
"Maaf, sepertinya aku tidak bisa menerima tawaranmu kali ini. Nice mengajakku keluar. Mungkin kau bisa bersama dengan Shoyo saja."
Ayame mengangguk dan tersenyum. Sekarang tinggal ia dan Hinata di sana sepeninggal sepasang kekasih itu.
"Ah, ayo kita pergi, Shoyo-kun."
Hinata melebarkan matanya. "Kau bisa bahasa Jepang ternyata. Jadi, Fujihara-san—"
"Panggil aku Ayame, Shoyo-kun. Aku tidak terbiasa dipanggil dengan nama marga. Lagipula, ini bukan Jepang."
Hinata tersenyum lebar. "Baiklah, bagaimana dengan Ayame-chan?" tawarnya.
Ayame tertawa. "Itu lebih baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Brazil [Haikyuu!!]
Fanfiction[Haikyuu!! Post-Time Skip Series 1]✓ Perjalanannya ke Brazil untuk menjadi kuat membuat Hinata Shoyo meninggalkan Jepang. Berbekal kenekatan dan bantuan dari Kato Lucio, Hinata menginjakkan kaki di Rio untuk menekuni olahraga voli pantai. Hingga sua...