Bab 6

687 65 5
                                        

"Shoyo-kun!!"

Hinata tersentak ketika sebuah tangan memeluknya dari belakang. Meletakkan piring yang sebelumnya ia cuci, Hinata berbalik. Mata madunya memandang penasaran pada Ayame yang terlihat begitu bahagia. Sebelah alisnya terangkat.

"Ada apa, Ayame-chan?'"

Ayame mendongak sembari tersenyum bahagia. Ia mengarahkan tangan kanan Hinata ke perutnya, membuat si jingga mengerutkan kening bingung. Mata madunya tampak gelisah ketika bertatapan dengan mata merah Ayame.

"Selamat, Shoyo-kun. Kau akan segera menjadi seorang ayah," ujar Ayame dengan tulus.

Mata Hinata melebar. Ia menatap Ayame tak percaya. Rasa hangat dan bahagia meluap dalam benaknya hingga ia tak sanggup mengungkapkannya dengan kata-kata. Mata madu miliknya terlihat berkaca-kaca.

"Be-benarkah?" Ucapan Hinata terbata-bata. Tangan kanannya mengelus lembut perut Ayame. "Ma-maksudmu di sini ada bayi kita, ... Ayame-chan?"

Ayame mengangguk cepat. Kristal bening memenuhi pelupuk matanya. Ia begitu bahagia, sangat bahagia. Siapa yang menyangka bahwa ia akan menjadi ibu secepat ini?

Hinata menarik Ayame dalam pelukan erat. "Terima kasih, Sayang. Terima kasih," bisiknya dengan suara bergetar.

Ayame mencium kening Hinata sekilas. "Ya, sama-sama, Shoyo-kun."

Kegiatan mereka terinterupsi oleh ketukan di pintu rumah. Hinata melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya sebelum membuka pintu. Ketika pintu terbuka, dua orang dengan surai cokelat dan surai merah muncul. Senyuman Hinata seketika merekah.

"Nii-san dan Aneki! Selamat datang!"

Oikawa Tooru tersenyum sebelum memeluk Hinata erat. Keduanya kemudian berjabat tangan. Perhatian Hinata beralih pada gadis berambut merah di samping Oikawa. Mata birunya memandang Hinata lekat.

"Aneki, jangan menatapku seperti itu!" ujar Hinata merajuk.

Fujihara Ayase mengedipkan matanya sekali sebelum tertawa pelan. Ia menepuk pipi Hinata. "Kau masih sama seperti terakhir kali kita bertemu, Shoyo." Mata biru Ayase memandang ke dalam rumah. "Di mana Ayame?"

Hinata tersentak. "Ah, Ayame-chan di dalam. Sebaiknya kalian berdua masuk!"

Pasangan itu masuk ke dalam rumah. Oikawa menyeret sebuah koper besar berwarna hitam sementara Ayase membawa tas selempang kecil. Ayame yang baru saja keluar dari dapur menatap keduanya terkejut.

"Tooru-nii, Aneki! Kenapa tidak mengabari kalau akan berkunjung?" tanya Ayame. Ia berjalan dengan tergesa sebelum memeluk Ayase dengan erat.

"Ne, Ayame-chan, apa kau tidak merindukanku?"

Ayame melepaskan pelukannya. Ia mendelik ke arah Oikawa. "Orang sepertimu tidak pantas untuk dirindukan, Tooru-nii," balasnya sarkas.

Oikawa mencebikkan bibir. Hinata yang berada di sebelahnya tertawa.

"Nii-san, Aneki, kalian bisa menempati kamar tamu di lantai dua. Posisinya dekat dengan balkon," ujar Hinata.

Oikawa mengangguk sembari membawa koper ke lantai atas. Ayase sendiri duduk di sofa ruang keluarga, masih melepas rindu dengan adik kembarnya. Hinata pergi ke dapur dan menyiapkan minuman untuk kedua kakaknya itu. Saat keluar dari dapur, ia berpapasan dengan Oikawa.

"Shoyo, aku melihat pertandinganmu dengan Tobio-chan. Seru sekali." Oikawa terkekeh. "Kau memiliki teman se-tim yang hebat."

Hinata tersenyum menggoda. "Lihat, siapa yang dulu berkata tidak pernah melihat Kageyama lagi."

After Brazil [Haikyuu!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang