Sepasang kekasih tersebut menginjakkan kaki ke dalam pusat perbelanjaan asal Jepang di bilangan Serpong. Begitu sampai di ground floor, mereka disambut dengan pajangan ratusan sushi yang siap dipilih untuk disantap. Tempat ini merupakan surga jajanan Jepang, tempat yang wajib dikunjungi bila mengaku sebagai pecinta kuliner, terutama pecinta makanan Jepang, spesifiknya sushi.
Tersedia berbagai macam jajanan, mulai dari anpan—roti manis khas Jepang, sushi platter, aneka yakitori—sate khas Jepang, okonomiyaki—pancake gurih khas Jepang, dan jajanan lainnya.
Anandyra mengantre di konter sebelah kanan yang menyediakan sushi satuan, sedangkan Jaehyun di konter berlawanan untuk mencari sushi yang sudah dikemas per boks. Anandyra tampak bingung dengan banyaknya pilihan menu sushi yang disajikan. Setelah perdebatan antara pikiran dan keinginan dirinya, akhirnya ia memutuskan mengambil varian tamago, salmon, abalone salad dan potongan daging gurita.
Di sisi lain, Jaehyun sudah memilih satu paket sushi dan sekarang ia sedang mencari tempat duduk. Niat awal ingin mengajak perempuan itu jalan berkeliling dahulu sebelum makan sushi, tetapi ternyata mereka sudah lapar dan belum makan siang.
Jaehyun mengangkat tangan seolah memberi tanda pada perempuan itu di mana keberadaannya. Anandyra tersenyum mendapati Jaehyun yang sudah mem-booking tempat untuk mereka makan.
"Kamu ambil apa aja, Ra?" tanya Jaehyun. Ia melirik varian sushi yang dipilih oleh perempuan itu.
"Gak banyak. Kamu jadi ambil yang mana?"
Anandyra melihat satu paket sushi milik Jaehyun, ada berbagai macam jenis. Untung saja, jenis dalam satu paket sushi milik Jaehyun tidak ada yang sama dengan miliknya, sehingga mereka bisa saling tukar dan mencicipi satu sama lain.
"Kita makan sushi awal-awal banget gak apa, kan ya?" tanya Anandyra. Dia mulai menuangkan shoyu—kecap asin—ke dalam mangkuk kecil.
"Kamu belum sarapan?"
"Udah. Agak aneh aja, masa dateng-dateng langsung makan sushi."
Jaehyun pun ikut menuangkan shoyu, lalu mulai menyantap sushi.
"Harusnya jalan-jalan dulu ya," ujar Jaehyun. Ia memakan gari—irisan jahe berwarna merah muda—sebagai penetralisir rasa, sebelum menyantap sushi berikutnya.
"Should be. Tapi mending makan sushi sekarang sih. Tadi aja udah antre banget, mana bangkunya banyak yang udah ke isi."
Anandyra mulai menyantap sushi satu per satu. Dia mengunyahnya lamat-lamat, coba merasakan tekstur dan rasa sushi tersebut.
"By the way, nasinya agak keras nggak sih?" ucap Anandyra. Lagi, dia menyantap sushi lainnya.
"Oh ya? Punyaku gak keras, tapi agak sih."
Sejak tadi Jaehyun merasa fine-fine saja menikmati sushi tersebut, atau mungkin karena jenis sushi mereka berbeda, maka dari itu tekstur dan rasanya berbeda.
"Rasanya enak. Sayang aja, tekstur nasinya agak keras dikit, terus dingin."
Kalau dingin, memang benar. Semua sushi di sini disajikan dalam keadaan dingin, karena ada beberapa sushi yang menggunakan ikan segar dan tidak matang. Maka dari itu, disajikan dalam temperatur rendah agar ikan yang ada pada sushi tidak cepat basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DINAMIKA RASA
ChickLitPerempuan single. Pintar. Mandiri. Hidup di Kota Metropolitan. They said so cool. But some people see, it's so pathetic. Anandyra bukan tidak mau menjalin suatu hubungan. Bukan tipe pemilih maupun yang ayo saja kalau ada yang mau, tetapi sebagai per...